Batik motif khas Biak, Papua hasil karya lima sanggar pengrajin batik akan diperkenalkan ke masyarakat pada 28 Oktober 2014.
"Pengenalan
batik khas Biak dilakukan pelatihan bagi pengrajin batik khas Biak,"
kata Dance Warnares, Kasi Seni Rupa dan Seni Ukir Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemerintah Kota.
Dance
menjelaskan mengenai lahirnya karya anak bangsa ini. Awalnya, kata
Dance, batik motif khas Biak Papua ini dari hasil didikan pengrajin
Arimbi Yogyakarta di lima sanggar pengrajin batik. Nantinya, batik khas
Biak akan diluncurkan pada 28 Oktober 2014.
"Pembuatan batik Biak bersama lima kelompok sanggar merupakan hasil pengrajin Arimbi Yogyakarta," kata Dance. Dia mengakui,
keberadaan batik Biak sudah sekitar lima sampai delapan tahun
belakangan. Namun, dia melihat animo masyarakat cukup tinggi untuk
mengetahui keberadaan batik khas Biak.
Untuk
memproteksi, pihaknya akan melakukan pendaftaran hak cipta untuk
menjaga originalitas corak batik ini. "Pemkab melalui Dinas Pariwisata
dan Kekayaan Biak akan terus melestarikan beragam karya seniman dan
pengrajin dengan mendaftarkan sebagai hak atas kekayaan intelektual,".
Jika dilihat
coraknya, batik khas Biak memiliki karakter asli tanah Papua. Antara
lain lebih menampilkan kekayaan hayati warga Papua. Mulai dari gambar
masyarakat Papua yang gunakan koteka, corak burung cenderawasih, motif
gunung Jaya Wijaya, corak alat musik khas Papua bernama tifa, triton,
dan pikon. Corak lain juga ada menampilkan birunya Danau Sentani, batik
Asmat dan batik Komoro.
Sedangkan
deskripsi berdasarkan warnanya, batik Biak ini lebih berani dan
menampilkan warna-warna lebih menantang, seperti hijau terang, merah
terang, biru terang, meskipun ada pula warna yang tidak terlalu
mencolok. Namun, kualitas bahan dan produk batik khas Biak tidak kalah
dengan batik Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Madura, Cirebon, dan wilayah
lain.
Untuk
harganya, batik Biak memang lebih mahal. Bisa dibanderol sekitar Rp
200.000 sampai Rp 4.750.000 per lembar. Harga itu bervariasi dengan
bahan dan cara pembuatan. Meskipun batik Papua masih dibilang anyar di
dunia perbatikan, namun 80 persen pasar pembeli berasal dari
internasional. Antara lain: Belanda, Australia dan Jepang.
No comments:
Post a Comment