Tuesday, December 29, 2015

Penjualan Batik di IBC Pekalongan Meningkat


hanya Pasar Grosir Setono yang ramai dikunjungi wisatawan selama masa liburan Natal. Kondisi Pusat Perbelanjaan Internasional Batik & Craft (IBC), juga mengalami hal serupa.
Hampir semua pendapatan duta batik (sebutan pemilik kios IBC) mengalami peningkatan luar biasa. “Omzet penjualan batik, pernah mencapai Rp3 juta perhari,” ucap Nurul, karyawan Batik Rayhan kepada Radar.
Nurul mengaku, umumnya para wisatawan membeli baju maupun kain untuk pribadi, dan untuk oleh-oleh guna diberikan kepada saudara maupun tetangganya. “Mulai harga premium sampai harga mahal. Mereka rela beli batik,” ungkapnya.
Sementara itu, Manager Operasional IBC, Soni menambahkan, jumlah bus maupun mobil pribadi yang mampir ke pusat perbelanjaan batik terlengkap di Pekalongan itu meningkat tajam. “Jumlahnya ratusan, baik mobil pribadi maupun bus,” jawabnya.
Untuk memanjakan pengunjung, sambung Soni, pihaknya menyediakan MCK umum yang bersih, parkir paling luas, mushola yang representatif, serta menjual batik berkualitas.

Sunday, December 27, 2015

Liburan ke Pekalongan, Wajib Mampir ke Museum Batik



Menjelang Tahun Baru, banyak wisatawan yang traveling melewati Pekalongan di Jawa Tengah. Kalau kebetulan lewat, bisa mampir ke Museum Batik Pekalongan.
Dikenal sebagai salah satu kota penghasil batik, Pekalongan juga tidak kalah dengan Solo yang punya Museum Batik Danar Hadi atau Yogyakarta yang juga punya Museum Batik. Jika traveler lewat ke Jalan Jatayu No 3, di sana dapat dijumpai Museum Batik Pekalongan.
Pada hari Jumat pekan lalu (25/12/2015) detikTravel sempat berkunjung ke Museum Batik Pekalongan yang tidak kalah menarik dengan lainnya. Keberadaannya pun hadir untuk melestarikan dan mengenalkan batik yang merupakan salah satu budaya kebanggaan Indonesia.
Diresmikan pertama kali oleh mantan Presiden SBY pada 12 Juli 2006, Museum Batik Pekalongan yang menempati bangunan Belanda bekas balai kota itu tampak megah. Hal itu terlihat dari pintu dan jendela besar khas Belanda yang menyambut pengunjung di pintu masuk.
Memasuki museum, traveler pun diwajibkan untuk membayar tiket masuk terlebih dulu sebesar Rp 5 ribu di tempat administrasi. Tentu uang retribusi yang dibayarkan akan digunakan untuk perawatan dan keberlangsungan museum.
Tepat di sisi kanan pintu masuk, traveler juga dapat menjumpai papan yang berisi informasi tentang ruangan yang ada di dalam museum. Sayangnya pemandu museum sedang beristirahat saat detikTravel berkunjung. Tapi umumnya acara keliling museum dipandu oleh seorang tour guide.
Museum Batik Pekalongan terbagi menjadi tiga ruang pameran yang menyimpan koleksi batik, ruang perpustakaan, audio visual, kedai batik, hingga tempat pembuatan batik yang boleh diikuti oleh siapa saja.
Di ruang pameran, dapat dijumpai berbagai koleksi batik tua hingga modern. Tidak hanya batik yang berasal dari Pekalongan saja, namun juga dari berbagai daerah di nusantara seperti Sumatera hingga Papua.
Selain itu juga terdapat pajangan ragam kain yang dipakai untuk bahan batik, hingga aneka ragam alat dan pewarna alami hingga kimia. Lalu dijumpai juga informasi perihal batik hingga kain yang tentunya dapat menambah khazanah ilmu traveler tentang batik.
Setelah puas melihat koleksi batik, Anda juga bisa belajar membatik secara tradisional. Dengan menggunakan canting berisi malam, siapa pun boleh membatik di atas kain dengan motif bunga sederhana dan lainnya. Ada juga satu ruangan khusus yang tampaknya digunakan oleh para pekerja untuk membatik.
Kalau masih belum puas, pengunjung juga bisa melihat sejarah batik di ruang audio visual yang berada tidak jauh dari pintu masuk. Museum juga tampak asri dengan keberadaan taman hijau yang ada di tengah bangunan peninggalan Belanda tersebut.
Jadi daripada pusing kena macet di Pekalongan, sekalian saja traveler mampir ke Museum Batik Pekalongan. Sudah murah, Anda bisa mengenal dan belajar cara pembuatan batik. Dijamin seru dan sarat edukasi.

Griya Batik Mas
tokobatikmas.com

Friday, December 25, 2015

Shopping and Traveling in Pekalongan City of Batik



Kota Pekalongan terkenal dengan corak dan motif batik yang khas maka batik menjadi salah satu alternatif oleh-oleh batik Pekalongan untuk keluarga anda di rumah. Apakah anda tertarik untuk berkunjung ke Pekalongan, jika anda belum pernah ke Pekalongan maka tak ada salahnya anda mencoba berlibur di kota Pekalongan. Saya jamin ada kepuasan tersendiri ketika anda berkunjung ke tempat wisata di Pekalongan ini.


Sunday, December 20, 2015

60 Usaha Batik Difasilitasi IPAL Komunal



Sebanyak 60 unit usaha batik di Kelurahan Pringrejo akan difasilitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal.
Pembangunan IPAL Komunal, merupakan bantuan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dengan tersambungnya unit usaha batik tersebut ke IPAL komunal diharapkan dapat mengurangi pencemaran sungai, akibat pembuangan limbah batik tanpa melalui proses pengolahan.
Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tuti Hendrawati Muntarsih menjelaskan, IPAL komunal sedang dibangun untuk mengatasi pencemaran akibat limbah produksi batik. Dijelaskan dia, kapasitas IPAL komunal yang dibangun di Kelurahan Pringrejo untuk 60 unit usaha batik.
Menurut Tuti, hingga saat ini sudah ada 29 pelaku usaha batik yang mendaftarkan usaha batiknya untuk tersambung dengan IPAL komunal. “Dengan adanya IPAL komunal ini nanti, beban pencemaran ke Sungai akan berkurang. Sehingga air Sungai Bremi nanti tidak akan berwarna-warni lagi,” terangnya saat meninjau pembangunan IPAL komunal di Kelurahan Pringrejo, Jumat (18/12). Pembangunan IPAL komunal industri kecil batik tersebut menelan anggaran sebesar Rp 705,914 juta.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekalongan Sutarno menjelaskan, BLH Kota Pekalongan berupaya memperbanyak pembangunan IPAL komunal guna mengatasi pencemaran akibat limbah produksi batik.
Setelah pembangunan IPAL komunal tersebut, BLH Kota Pekalongan berencana membangun satu unit IPAL komunal lagi di tepi Sungai Asem

Maria Harfanti Kenakan Batik Parang Rusak nan Seksi Elegan



Pesona kain dan motif batik ditebarkan oleh sang juara 3 Miss World 2015, Maria Harfanti, selama menjalani masa karantina Miss World di China, beberapa waktu lalu.
Rasa bangga Maria mengenakan motif batik terlihat jelas pada pilihan busananya selama menjalani karantina tersebut.
Pada salah satu foto akun Instagram pribadi, @mariaharfanti, dia tampak mengenakan blouse tanpa lengan dengan motif batik parang rusak berwarna coklat.
Dalam pemahaman filosofi batik, motif parang rusak memiliki arti sebuah lambang manusia yang internal melawan kejahatan dengan mengendalikan keinginan sehingga membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dan memiliki watak mulia.
Padanan celana panjang putih terasa begitu tepat untuk menyelaraskan permainan warna coklat batik parang rusak pilihan Maria.
Uraian kalimat pada teks foto, Maria mencurahkan rasa bangganya pada wastra nusantara yang merupakan peninggalan sejarah dan budaya paling mendalam di Indonesia.
Wherever I am, I Show my identity, culture, and pride as an Indonesian,” tulis Maria.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, memiliki arti bahwa Maria selalu memperlihatkan identitas budaya di mana pun dia berada karena rasa bangga menjadi seorang bangsa Indonesia.

Saturday, December 12, 2015

Museum Tekstil buka workshop membatik gratis



Pihak Museum Tekstil membuka workshop membatik gratis, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Festival Tekstil yang resmi digelar hari ini hingga 14 Desember mendatang. 

Selain workshop, festival bertajuk "The Many Colors of Timor's" atau Puspa Warna Wastra Timor", itu juga memamerkan koleksi kain tenun Timor sebanyak 100 helai.  Ke-100 kain ini merupakan koleksi pada pencinta atau kolektor kain tenun di Jakarta, menurut siaran pers yang diterima ANTARA News, Kamis. 

Tak hanya itu, pihak museum juga menggelar pentas kesenian dan musik untuk menghibur para pengunjung. 

Saat pembukaan, ahli waris dari kolektor kain dan penulis buku tentang kain Indonesia, Nian S. Djoemana, menyerahkan koleksi kain lurik milik Nian sejumlah 126 koleksi. 

Kepala UP Museum Seni, Esti Utami, berharap melalui fesival ini masyarakat dapat terinspirasi dan termotivasi untuk berperan aktif  mengembangkan Museum Tekstil, dan terus bersinergi melestarikan budaya Wastra Indonesia.

Museum Tekstil dibuka setiap hari kecuali hari Senin dan libur nasional, mulai pukul 9.00 WIB hingga 15.00 WIB. Pengunjung hanya dikenakan biaya Rp5.000 (dewasa) atau Rp3.000 (mahasiswa) atau Rp2.000 (pelajar) untuk sekali masuk.


Griya Batik Mas

Be Someone Who Seeks Comfort And Style