Friday, July 31, 2015

Pekalongan Batik Week 2015 Sajikan Aneka Batik Nusantara

www.facebook.com/griyabatik.mas.7

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan PhD secara resmi membuka Pekalongan Batik Week 2015, di kawasan budaya Jetayu Pekalongan.
Banyak hal menarik yang tersaji. Salah satunya menyajikan berbagai koleksi batik seluruh nusantara yang dapat dilihat secara gratis oleh setiap pengunjung. Bahkan bagi yang berminat bisa memilikinya dengan harga bervariatif.
Selain itu, berbagai pameran seperti industri kreatif antara lain berupa batik, handycraft dan tenun, karya-karya kreatif perorangan, komunitas, dan masyarakat kreatif, kota-kota kreatif di Indonesia juga dihadirkan disini. Ada juga festival kuliner se Jawa Tengah, gelar seni dan budaya, kesenian, Protokol tentang Pagelaran TOT Street, ada Karnaval Batik yang banyak ditunggu seluruh pengunjung.
Salah satu pengunjung, Hari Santoso mengatakan bahwa Pekalongan Batik Week tahun ini masih sama dengan tahun lalu. Sama meriahnya. Namun ada yang berbeda yakni koleksi batik yang dihadirkan lebih banyak.
Ia sebagai salah satu pengunjung merasa senang karena dapat menikmati berbagai koleksi batik nusantara sekaligus menambah pengalamannya terhadap batik.
“Saya merasa senang karena disini saya dapat melihat berbagai batik dari seluruh nusantara sehingga dapat menambah pengalaman, ini sangat baik untuk pendidikan terutama anak-anak agar mereka lebih tahu tentang batik.
Masih banyak lagi keunikan yang tersaji di Pekalongan Batik Week dan masih banyak lagi produk-produk yang dipamerkan. Kunjungi saja langsung.

www.facebook.com/griyabatik.mas.7

Saturday, July 4, 2015

Ngabuburit Sambil Berburu Batik di "Pasar Klewer"

tokobatikmas.com

Siapa yang tak kenal Pasar Klewer. Sentra batik di Kota Solo ini menawarkan aneka jenis batik, mulai dari batik tulis dan batik cap khas Solo, hingga batik dari daerah lain, seperti Yogyakarta, Pekalongan, Cirebon, Betawi, dan lainnya. Karena kelengkapannya itu, tak heran jika Pasar Klewer sering dijadikan tempat berburu batik oleh para pecinta kain nusantara.
Tak perlu jauh-jauh berburu batik di Pasar Klewer Solo, kini suasana berbelanja batik ala Pasar Klewer bisa ditemukan di La Piazza Kelapa Gading. Acara yang bertajuk “Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer” ini juga bisa jadi salah satu alternatif ngabuburit Anda di bulan Ramadhan kali ini.
Dengan menghadirkan 36 pedagang batik langsung dari Solo, acara ini bisa dijadikan pusat berburu batik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Tak hanya itu, acara yang digelar pada 19 Juni-5 Juli 2015 ini juga diharapkan dapat membantu perekonomian para pedagang Pasar Klewer setelah insiden kebakaran yang terjadi Desember 2014 silam.
“Saya bersyukur dengan acara ini dan biar promosi sampai Jakarta, walaupun sudah kebakar habis, tapi (para pedagang Pasar Klewer) masih ada,” kata pemilik Batik Rejo Sari, Christandy Suryanto, kepada KompasTravel.
Selain menghadirkan para pedagang batik dari Solo, pameran batik eksklusif dari batik Danar Hadi, Djawa, Puro Mangkunegaran, dan Buana Alit Gallery juga hadir di acara ini. Ada juga aneka macam kerajinan khas Yogyakarta yang juga bisa Anda jumpai di sini.
Usai ngabuburit dengan berburu batik, pengunjung bisa langsung berburu aneka ragam kuliner khas Solo, seperti Makobar (Martabak Kottabarat), Nasi Liwet & Ayam Goreng Kampung Solo Asli Ny. Lany, Srabi Solo Notosuman Ny. Handayani, Selat Segar Galantin & Nasi Langgi Solo, dan aneka macam kuliner lainnya.
Sambil menikmati aneka sajian kuliner, pengunjung akan ditemani alunan musik gamelan dan juga iringan musik keroncong yang dibawakan musisi-musisi keroncong ternama di Indonesia.

tokobatikmas.com

Friday, July 3, 2015

Batik Motif Hijaiyah Untuk Busana Lebaran

tokobatikmas.com

Tak hanya baju koko ataupun baju muslim untuk busana Lebaran, batik pun sekarang bisa digunakan untuk perpaduan busana lebaran salah satunya batik motif huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah tersebut dikombinasikan dengan motif lainnya sehingga menciptakan keserasian. Batik motif huruf hijaiyah tersebut hanya diproduksi di sanggar batik Sri Asih yang dikelola oleh Suswahyuni warga Jalan Plamongan Sari V RT 03/RW 09 Semarang.
Suswahyuni menceritakan awal mula dirinya mempunyai ide membuat batik bermotif hijaiyah. Karena ia tinggal di Plamongan Indah yang identik dengan daerah religi dan banyak pondok pesantren dan madrasah sehingga ingin mengangkat kekayaan alam yang lain dari yang lain. Hingga saat ini sudah diproduksi sekitar 150 motif huruf hijaiyah yang dikombinasikan dengan motif lainnya. “Namun banyak yang pro dan kontra pemakaian huruf hijaiyah di pakaian karena ketakutan memakai jika harus masuk kamar mandi dan sebagainya,”.
Untuk itu Suswahyuni sudah berkonsultasi kepada MUI dan ulama terkait pemakaian huruf hijaiyah dipakaian. Menurutnya yang tidak boleh digunakan adalah ayat-ayat yang ada di Alquran. “Kalau hanya huruf hijaiyah tidak apa-apa dan pemahaman umat muslim banyak yang belum tahu dan tugas saya yang mensosialisasikan bahwa ini hanya huruf buka ayat Alquran,” jelasnya.
Untuk Ramadhan kali ini Suswahyuni sedikit kecewa karena mengalami penurunan 25 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Tetapi pihaknya menilai hal tersebut bebarengan dengan pendaftaran sekolah. “Banyak orangtua yang memilih memasukkan sekolah anaknya dari pada membeli pakaian, bahkan tahun-tahun sebelumnya bisa sampai 50 persen lebih pesanannya,”.
Wilayah pemasarannya pun sudah hampir ke semua propinsi di Indonesia dan merambah ke luar negeri juga seperti Tiongkok, Hongkong dan Macau. Untuk harga dipatok mulai Rp 100.000 sampai Rp 17 juta. “



Be Someone Who Seeks Comfort And Style