Sunday, May 31, 2015

Agustus, Pekalongan Kembali Hadirkan Festival Pekan Batik Internasional

tokobatikmas.com

Upaya pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda (intangible heritage) terus digaungkan. Salah satunya melalui Festival Pekan Batik Internasional 2015 Kota Pekalongan yang akan digelar Agustus mendatang. Ketua Pekalongan Jlamprang Carnival, Eka Wahyu Prabowo, menuturkan, festival yang mengambil tema “Pelangi Budaya Nusantara” ini menjadi simbol keberagaman etnis dan kultur masyarakat Pekalongan.
Pada Pekan Batik Internasional (PBI) ini, pihaknya menggelar festival kostum karnival bertajuk “Pekalongan Jlamprang Carnival” yang melambangkan keberagaman etnis dan budaya masyarakat setempat. Kata “pelangi” sendiri menyimbolkan batik pesisiran yang memiliki warna-warna cerah seperti pelangi. “Kami berharap Pekan Batik Internasional ini masyarakat dapat berpartisipasi aktif sebagai bentuk apresiasi terhadap kerajinan batik,”

Friday, May 29, 2015

Batik Tulis Jetis yang Menghidupi

tokobatikmas.com

GELIAT industri batik Nusantara yang diwarnai tumbuhnya seni batik kontemporer dengan ciri khas motif dan metode kekinian tidak lantas mematikan usaha rakyat tradisional. Batik tulis khas Jetis di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, justru eksis karena merawat tradisi leluhur. Usaha rakyat berusia 341 tahun itu berkembang menjadi ekonomi kreatif.
Di sebuah rumah berarsitek Hindia Belanda di Dusun Lemah Putro, Desa Jetis, Sidoarjo, dua perempuan paruh baya duduk menghadap lembaran kain berpola yang dibentangkan pada potongan kayu, akhir April lalu. Tangan kanan memegang kain, sedangkan tangan kiri memegang canting penuh cairan malam panas. Di dekatnya terdapat sebuah mangkuk tembikar berisi cairan malam panas dibakar di atas tungku berisi bara arang.
Ditemani sebuah radio tua yang memutar tembang-tembang Jawa, kedua perempuan itu tekun menorehkan malam di atas kain berpola. Pengapnya ruangan karena suhu tinggi akibat uap panas dari cairan malam tak membuat mereka gerah.
”Membatik dimulai pagi dan baru berakhir sore hari. Dari pekerjaan inilah kami mendapat upah Rp 15.000-Rp 100.000 per lembar kain. Sebuah nilai materi yang menghidupi keluarga selama bertahun-tahun,”
Saniyem merupakan salah satu pembatik rumahan di sentra industri Kampoeng Batik Tulis Jetis. Perempuan yang membatik sejak masih remaja itu mengaku sehari mampu menyelesaikan satu hingga tiga lembar kain. Namun, terkadang dia membutuhkan tiga hari untuk menyelesaikan satu lembar kain untuk motif tertentu.
Ketika itu, ia meninggalkan kampung halamannya di Kabupaten Tulungagung, Jatim, yang tak memberinya peluang kerja. Dia hijrah menjadi pembatik di kota yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari kampungnya demi mendulang rupiah.
Pembatik seperti Saniyem biasa mengambil kain yang sudah berpola atau bermotif milik pengusaha batik. Kain berpola itu dia proses menjadi kain batik di rumah di sela kesibukannya mengurus rumah. Setelah jadi, kain dikirim kembali ke juragan untuk diproses, seperti pencelupan dan pewarnaan, hingga siap dipasarkan.

Salah satu pengusaha batik, Ischak, mengatakan, batik tulis khas Jetis memiliki beragam motif, baik tradisional maupun hasil pengembangan kreativitas perajin. ”Motif lama, seperti beras wutah, tebon (bunga tebu), sekardangan, sekar jagat, burung merak, dan kembang ceplok, masih diminati konsumen. Selain motif, batik khas Jetis dikenal berwarna mencolok, seperti merah, kuning, dan hijau,” ujar pemilik usaha batik merek HI ini.
Ischak mengatakan, segmen batik tulis khas Jetis saat ini tidak terbatas hanya di Sidoarjo dan Surabaya, tetapi hingga Madura, Solo, Semarang, dan Jakarta. Menurut cerita rakyat, warna terang pada motif batik tulis asal Jetis dipengaruhi konsumen mayoritas yang berasal dari Madura.
Selembar kain batik tulis khas Jetis dihargai mulai Rp 140.000 hingga jutaan rupiah. Pemasaran masih didominasi pasar lokal kendati beberapa perajin mampu menembus pasar ekspor seperti Singapura dan Malaysia.
Perajin umumnya lebih senang menggarap pasar lokal karena tuntutan pasar ekspor tidak sedikit, misalnya harus menggunakan pewarna alam bukan kimia. Padahal pewarna alam butuh proses panjang dan lama serta pencelupan kain berulang-ulang sehingga menguras waktu serta energi.
Juragan batik seperti Ischak mampu menghasilkan paling sedikit 100 lembar kain batik per bulan. Pengusaha batik lainnya bahkan mampu memproduksi 600 lembar kain batik sebulan. Selain kain, batik tulis khas Jetis juga bisa aplikasikan dalam bentuk kain panjang atau jarit, sarung, seprai, taplak meja, dan tas.
Kampoeng Batik Tulis Jetis merupakan satu-satunya sentra industri rakyat batik khas Jetis yang bertahan. Dua sentra lainnya, batik Kedung Cangkring dan Sekardangan, kini tinggal kenangan. Kalaupun tersisa, tinggal pembatik perorangan yang berusaha membangkitkan kembali warisan leluhurnya.
Batik khas Jetis ada sejak 1675 atau 341 tahun silam. Awalnya, usaha batik hanya ditekuni satu orang yang menurut cerita dari mulut ke mulut berasal dari Kerajaan Kediri. Belakangan, jumlah warga yang menekuni usaha batik tulis semakin berkembang, bahkan menjadi usaha turun-temurun.
Lokasi Kampoeng Batik Tulis Jetis yang sangat strategis memudahkan pengunjung menjangkaunya. Ada dua akses masuk. Pertama, dari Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Stasiun Sidoarjo. Kedua, melalui Pasar Jetis di tengah kompleks pertokoan di Jalan Gajah Mada.
Permukiman para pembatik ini berada di kawasan kampung tua dengan dominasi bangunan berarsitek Hindia Belanda. Tak hanya itu, Kampoeng Batik Tulis Jetis juga berada dekat dengan Masjid Jami’ sehingga cocok dikembangkan menjadi destinasi wisata terintegrasi antara budaya, heritage, dan syariah.
Ketua Paguyuban Batik Tulis Sidoarjo Nurul Huda mengatakan, dari 35-40 perajin batik tulis, sebanyak 20 perajin berada di Kampoeng Jetis. Setiap perajin memiliki 4-15 karyawan yang menangani produksi dan mitra pembatik rumahan 10-20 orang. Untuk pemasaran, mereka biasanya memiliki tenaga lain lagi yang berjumlah 5-10 orang.
Batik khas Jetis bisa dijumpai di gerai atau outlet di dalam gang. Pembeli juga bisa bertransaksi langsung di rumah perajin yang sekaligus menjadi ruang produksi. Rumah-rumah itu bisa dijumpai di dalam gang.
”Selain itu, batik tulis khas Jetis bisa diperoleh di Pasar Pabean di Surabaya. Dari pedagang di pasar inilah, batik asal Sidoarjo dibawa ke Madura. Selain motif dan warna, produk kami memiliki kekhasan dalam cara melipat kain yang tidak bisa ditiru,”
Nurul mengatakan, menggeliatnya industri batik tulis setelah lama mati suri tidak lepas dari peran pemerintah. Contohnya, dengan menjadikan Kelurahan Jetis sebagai Kampoeng Batik Tulis yang kini menjadi destinasi bagi pengunjung dari dalam dan luar kota. Tempat ini berpeluang memperluas jaringan pasar karena membuka interaksi langsung antara produsen dan konsumen.
Saat ini perajin batik bersama pemerintah berupaya memberdayakan perempuan dengan melatih mereka menjadi pembatik. Selain menciptakan lapangan kerja baru bagi perempuan, pemberdayaan ini juga meregenerasi pembatik yang saat ini didominasi generasi tua dengan rentang usia di atas 40 tahun.
Dukungan lain diberikan dalam bentuk membantu promosi batik produksi perajin melalui ajang pameran. Pemerintah juga memberikan pelatihan kepada pelaku usaha di bidang teknik membatik, manajemen usaha, hingga informasi teknologi.

Saturday, May 23, 2015

Museum Batik Indonesia mulai dibangun di TMII


Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mulai membangun Museum Batik Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) guna memperkuat identitas bangsa dan menambah fasilitas pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik.
"Jangan sampai nanti kita belajar batik harus ke negeri Tiongkok suatu saat nanti. Karena itu, museum ini penting sebagai sarana pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik kepada masyarakat," kata Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Kacung Marijan dalam peletakan batu pertama Museum Batik di TMII, Jakarta.
Menurut Kacung Marijan, banyak pengetahuan tentang batik yang belum diwariskan. Banyak yang saat ini pun belum tahu bahwa dulu untuk membuat batik ada proses ritual yang harus dikerjakan.
Museum Batik di TMII ini, menurut dia, hanya salah dari beberapa museum yang akan selesai pembangunan pada 2017 nanti. "Pada masa akhir periode Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo--red) nanti bakal panen museum. Banyak museum yang dibangun atau diperbaiki akan rampung pengerjaannya".
Direktur Utama TMII, AJ Bambang Soetanto mengatakan Museum Batik akan menambah jumlah museum yang ada di TMII menjadi 21. "Saat ini sudah ada 20 museum, 10 dibangun oleh Kementerian dan BUMN, sedangkan 10 lainnya dibangun oleh Yayasan Harapan Kita".
Sama halnya dengan keberadaan TMII, menurut dia, maka fungsi Museum Batik ini nanti sebagai tempat pelestarian budaya yang pada akhirnya akan disadari bermanfaatnya untuk persatuan kesatuan bangsa.
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Ditjen Kebudayaan Kemdikbud sebelumnya telah menyelenggarakan kajian, penyusunan rencana induk atau masterplan, dan DED Museum Batik Indonesia melalui proses sayembara bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia. Pembangunan museum akan dibangun di lahan seluas 6.451,25 meter persegi (m2) dengan luas bangunan mencapai 2.067 m2.
Pembangunan akan dilaksanakan dalam tiga tahun atau tahap, dengan total dana Rp49 miliar. Sedangkan pada pembangunan tahun pertama dana yang dialokasikan mencapai Rp11 miliar, dan akan mulai mengerjakan bangunan gedung museum dan kolom tiga lantai.

Menyusuri Batik Tulis Paoman Indramayu

tokobatikmas.com

Indramayu merupakan salah satu sentra batik seperti daerah lain di Indonesia. Batik Paoman atau Batik Dermayon memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan batik-batik lain di tanah air, seperti batik dari Pekalongan, Jogjakarta, Solo, atau bahkan batik Trusmi dari Cirebon. 
Sayangnya produksi batik tulis Paoman atau Batik Dermayon saat ini hanya dilakukan oleh orang-orang tua, sementara generasi mudanya enggan menggeluti dunia batik-membatik. Setelah kami menelusuri sentra batik Paoman ternyata benar adanya bahwa yang mengerjakan batik tulis hanya dilakukan oleh nenek-nenek tua. Sementara para remaja puterinya sudah enggan membatik lagi, mereka lebih memilih bekerja di sektor non formal atau bekerja ke luar negeri.
Kini batik tulis asli Paoman memang dibanderol sangat mahal untuk satu helai batik tulis asli dibanderol dengan harga lebih dari satu jutaan. Berbeda dengan batik cetak atau printing yang dijual puluhan sampai ratusan ribu saja permeternya. 
Tapi jangan ditanya soal kualitas dan keunikannya tentu lebih baik batik tulis dibandingkan dengan batik cetak atau batik printing. Untuk membuat satu helai batik tulis, pekerja membutuhkan waktu sekitar satu bulan dengan bayaran antara 500 – 700 ribu untuk per lembarnya. Sementara itu untuk batik cetak atau printing hanya membutuhkan waktu beberapa hari saja.
Beruntung di Indramayu masih ada Ibu Carwati dengan batik Senang Hatinya, Pak Bambang S. batik Mulianya, dan yang pengusaha batik lainnya yang peduli dengan warisan budaya khas Indonesia tersebut. Beberapa batik yang menjadi ciri khas Indramayu seperti motif batik bokong Semar, kembang kapas masih tetap di produksi olehnya. 
Kendala yang dihadapi oleh pengusaha batik di Indramayu adalah masalah pendanaan, dan promosi. Saat ini sedang sepi pesanan terutama pesanan baju batik untuk pelajar, mungkin beberapa bulan ke depan saat penerimaan siswa baru akan bergairah kembali, demikian diungkap Pak Bambang S. kepada kami.
Sementara itu bagi Pak Bambang S. masalah promosi dirinya sama sekali tidak tahu masalah jualan online, oleh karena itu dia meminta kami (Komunitas Blogger Indramayu) untuk menjembatani para pengusaha batik tersebut agar produksinya tetap laku dan batik khas Indramayu tetap ada sehingga tidak hilang di telan zaman.  

 

Tuesday, May 19, 2015

Nail Art Motif Batik

tokobatikmas.com

Begitu banyak cara yang dilakukan perempuan untuk menunjukkan kecintaannya pada tanah air. Salah satunya mempercantik kuku melalui nail art. Biasanya, nail art bermotif bunga atau karakter kartun.
Namun, Anggersari Prastiwi Amadea memilih nail art dengan motif batik. Seniman nail art tersebut menggunakan perpaduan warna emas dan hitam serta motif batik Kalimantan untuk penghias kukunya.
Mahasiswi Universitas Ciputra itu menyatakan sengaja mengeluarkan batik nail art. Motif tersebut dikeluarkan sebagai bukti cintanya terhadap tanah air sekaligus memperingati jasa Kartini bagi perempuan Indonesia.
Terlebih, menurut Anggersari, batik merupakan salah satu warisan negeri ini yang begitu indah. ’’Saya juga begitu mengidolakan Kartini. Salah satu persembahan dari saya ya lewat Batik Nail Art ini,’’.
Perempuan 22 tahun tersebut membuat tujuh kreasi batik nail art. Berbagai warna dan motif batik sengaja dibuat untuk perempuan-perempuan yang ingin tampil cantik.
Arina Kusuma Wiraswati, 19, begitu tertarik dengan batik nail art karya Dea. Menurut siswi salah satu SMA swasta di Surabaya Timur tersebut, lukisan kuku cantik itu bisa membuatnya semakin percaya diri saat karnaval. ’’Unik dan cantik. Bisa tampil beda dan berkesan pada karnaval besok.
Arina memilih latar merah muda untuk dihiasi motif batik pada kukunya. Pink, menurut dia, menggambarkan sisi feminin. Berpadu dengan motif batik, kuku-kuku di sepuluh jarinya kian terlihat manis. ’’Lucu, jadi gak sabar pengin nunjukkin ke teman-teman,’’

Gadis-gadis Cantik Belanda Promosikan Batik Khas Indonesia

tokobatikmas.com




Makin banyak kaum muda Belanda yang mengenal dan menyukai seni dan budaya Indonesia. Ini tak lepas dari peran masyarakat Indonesia dan juga Kedutaan Besar RI yang giat memperkenalkan kekayaan budaya nusantara di Negeri Kincir Angin itu.

Peran tersebut secara rutin mereka wujudkan dalam perayaan tahunan "Indonesian Day." Kali ini, “Indonesian Day 2015” yang digelar oleh Yayasan Bunga Sepatu tersebut dihadiri lebih dari 200 orang, demikian ungkap KBRI Den Haag.
Bertempat di Heerbeeck College, Kota Best, pada 17 Mei 2015, berbagai tarian daerah, Pencak Silat dan angklung dimainkan oleh tidak saja masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat Belanda yang tinggal di kota tersebut.
Dibuka dengan tarian dari Sumatra Barat, Indang Badinding yang dipentaskan oleh kelompok tari Permata, acara dilanjutkan dengan penampilan pencak Silat yang dipentaskan oleh masyarakat Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Permasit.
enonton yang berada di aula Sekolah Menengah Heerbeeck tersebut juga dimanjakan dengan penampilan tarian dari Sumatra Utara, Sirahut Soban. Selain dua tarian dari Sumatra, juga ditampilkan tari dari Betawi, yakni Topeng Betawi, Kicir Kicir, Renggong Manis dan Lenggang Kembang yang ditarikan oleh para penari dari Wahana Budaya Nusantara.
Kali ini penari-penari cantik dari Belanda turut mementaskan tarian dengan gerakan lincah dinamis tersebut. Sedangkan dari Jawa Timur diwakili tari Jejer Jaran Dhawuk.
Kemeriahan acara ini juga diwarnai dengan penampilan fashion show oleh lima gadis remaja yang memperagakan berbagai kain Batik yang ditampilkan secara unik dan menarik. Diiringi musik kendang, para gadis remaja itu berlenggak lengok dengan luwesnya di depan para pengunjung. 
“Tidak lengkap rasanya jika Indonesian Day tidak menampilkan musik tradisional Indonesia,” kata Ine Waworuntu, penggagas acara. Maka dalam acara tersebut juga ditampilkan pertunjukan angklung.
Para pemain angklung ini khusus didatangkan dari kota Eindhoven. Lagu-lagu yang mereka tampilkan juga dari Aceh sampai Papua, antara lain Bengong Jeumpa, Tak Tong Tong, Dayuang Palinggang, Helarotane, sampai Yamko Rambe Yamko.    
Kemeriahan acara dilengkapi dengan adanya bazar makanan dan souvenir khas Indonesia. Berbagai kain Batik, topeng, hiasan rumah, sampai pohon cabe rawit turut dijual.
Para pengunjung juga dapat menikmati Nasi Goreng, Nasi Kuning, Empek-Empek, Bakso, Sate Ayam, Sate Kambing, Sate Padang, Gado-Gado sampai aneka makanan kecil termasuk berbagai sambal.
Wakil Walikota Best, Peet van de Loo, dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa kegiatan memperkenalkan budaya Indonesia ini sangat penting untuk terus mendekatkan hubungan antar masyarakat Indonesia dengan penduduk kota Best.
Van de Loo menyadari bahwa banyak warga di kotanya yang mempunyai ikatan dengan Indonesia, sehingga hubungan baik perlu terus dibina salah satunya melalui seni budaya.
Sementara itu Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang selama ini sudah terjalin dengan kota Best, dan mengharapkan kerjasama ini akan terus berlangsung di masa yang akan datang.
Secara khusus juga disampaikan ucapan terima kasih kepada Yayasan Bunga Sepatu yang terus aktif mempromosikan Indonesia di kota Best.
Selain sedikit menceritakan sejarah kota Jakarta sejak jaman Belanda, Ibnu juga menceritakan kesenian yang dipengaruhi oleh budaya Eropa seperti Keroncong Tugu yang dipengaruhi oleh Portugis dan Tanjidor yang ada pengaruh Belanda. Ibnu juga mempromosikan berbagai kuliner khas Indonesia seperti Kerak Telor dan Gado-Gado
Selain membuka acara, Ibnu juga sempat berbincang-bincang dengan masyarakat Belanda di kota tersebut yang mempunyai hubungan dengan Indonesia.
Salah satunya dengan Henny Damen dari Stedelijk College, yang mengatur pertukaran pelajar dengan salah satu sekolah di Yogyakarta. Henny dengan bangga menceritakan kegiatannya dalam program pertukaran antar sekolah, termasuk program sosial untuk membantu salah satu panti asuhan di Yogyakarta.
Indonesian Day yang digagas oleh Yayasan Bunga Sepatu (Stichting Hibiscus) pimpinan Ine Waworuntu merupakan kegiatan tahunan yang didukung oleh Pemerintah Kota Best.
Minister Counsellor Penerangan Sosial dan Budaya dari KBRI Den Haag, Azis Nurwahyudi, mengungkapkan bahwa rangkaian acara itu, selain menampilkan tari dan musik, dan pameran foto, akan diteruskan dengan business dinner dengan mengundang para pengusaha lokal pada September mendatang.

Monday, May 18, 2015

Batik Kwalik Karya Budi Suryanto Pukau Pengunjung

tokobatikmas.com

Para pengunjung kagum setelah melihat langsung Pameran Tunggal Batik Kwalik, karya Budi Suryanto di Jogja Gallery, Sabtu (16/5) malam. Pameran batik unik ini digelar selama tiga hari, mulai dari tanggal 16 hingga 18 Mei 2015.
Dibilang unik, karena proses pembuatannya dengan menggunakan teknik batik kwalik(terbalik). Bahkan catnya, buatan sendiri. Sehingga batik karya Budi Suryanto yang aneka warna ini betul-betul baru dan apik dipandang mata.
Jadi tak mengherankan bila para pengunjung kagum dibuatnya. Karena permainan dan corak yang dimainkan sang pencipta memang serasi dengan kain maupun warna dasarnya. “Ini betul-betul batik yang cukup unik dan apik. Meski coraknya cenderung ke batik Pekalongan,”ujar Herry Dendi Budayawan Yogyakarta disela-sela menyaksikan pameran Batik Kwalik di Jogja Gallery.
Menurut dia, selintas batik karya Budi ini biasanya saja. Namun bila dicermati banyak mengandung makna yang cukup berani. Karena sepertinya, Budi pingin menembus batas.

Saturday, May 9, 2015

Permintaan Batik Didominasi PNS

tokobatikmas.com

Semenjak ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, batik begitu digemari masyarakat. Apalagi, saat pemerintah mewajibkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengenakan baju batik di kantor, batik mengalami perkembangan baik itu corak, model busana sampai transaksi penjualannya.
Di Batik Jayakarta Jalan Perintis Kemerdekaan misalnya, beragam corak, model busana dari berbagai daerah terpajang. Ada batik Pekalongan, Solo, Jepara, Lasem, Pati dan batik khas Kota Semarang. Masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri. Seperti batik yang saat ini tengah populer asal Jepara yaitu Troso Rang-Rang. Motif tersebut banyak diminati konsumen.
Tak lupa, ada batik khas Semarang yang bermotif burung Blekok, Tugu Muda, Sam Poo Kong, Gereja Blenduk, Gambang Semarang dan masih banyak lagi. Rata-rata satu helai kain batik dijual mulai Rp 95 ribu. Selain kain, Batik Jayakarta juga memiliki busana batik yang sudah jadi dengan berbagai model dan ukuran.
Mulai wanita dewasa, pria hingga anak-anak. Tersedia pula, aneka kebaya, beskap, jarik dan lurik. Untuk suplai produksi kain dan busana batik selama ini Batik Jayakarta menggandeng sekitar 15 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Semarang dan berbagai daerah. Mereka setiap bulan rutin mengirim hasil produknya. Namun, adapula busana batik yang diproduksi sendiri oleh Batik Jayakarta.
Untuk menyemarakkan Semarang Great Sale (Semargres) diskon mulai 10% diberikan kepada konsumen dan program pembelian kredit Bank Mandiri program cicilan 3,6,12 bulan. Selain itu, setiap pembelanjaan mulai Rp 100 ribu akan mendapatkan satu kupon undian Semargres.
Penanggung Jawab Batik Jayakarta, Ari Rusdiati menuturkan, sudah kedua kalinya Batik Jayakarta ikut memeriahkan Semargres. Ia menyiapkan 3 bendel berisi 300 kupon undian kepada konsumen.
Sejak 17 April dimulainya Semargres hingga saat ini kupon telah terdistribusi sebanyak 2 bendel atau 200 kupon. ”Antusiasme masyarakat mengisi dan mengumpulkan kupon cukup tinggi. Kami berharap sampai selesainya acara, kupon yang disediakan bisa habis,”.
Dikatakannya, penjualan batik utamanya batik khas Semarang pada minggu terakhir mengalami peningkatan. Apalagi semenjak Pemerintah Provinsi Jateng mewajibkan PNS memakai seragam kebaya dan batik di hari-hari tertentu. Penjualan mengalami peningkatan hingga 100% dibanding kondisi normal.
Sebagian besar didominasi permintaan dari PNS hingga 80% dan sisanya 20% adalah karyawan swasta dan BUMN. Permintaan terbesar, kata dia, kebanyakan di kota Semarang dan luar kota seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung. Setiap tahun, Ari menargetkan kenaikan omzet penjualan hingga 30%.

Sunday, May 3, 2015

Semarang Night Carnival Digelar Nanti Malam, Start dari Kota Lama


tokobatikmas.com

Semarang Night Carnival (SNC) akan kembali digelar hari Minggu malam nanti untuk memperingati HUT Kota Semarang ke-468. Warna-warni kostum yang megah akan menghiasi Jalan Pemuda Semarang mulai dari titik nol kilometer hingga Balaikota Semarang.
Gelaran SNC yang memasuki tahun ke-5 ini memang berbeda dari tahun sebelumnya terutama untuk rute. Jika dulu rute yang dipakai adalah dari Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda menuju Kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan, kali ini Balai Kota menjadi finish dengan start dari titik nol Kilometer atau di Kawasan Kota Lama Semarang tepatnya di depan Kantor Pos Besar.
"Tema SNC kali ini adalah Semarang Semarang 2015,".
Sesuai dengan usia Kota Semarang, jumlah peserta yang akan ikut karnaval dan memakai kostum yaitu sebanyak 468 orang. Para peserta akan memakai kostum dengan lima karakter berbeda yaitu menggambarkan etnis Jawa, Melayu, Tionghoa, Belanda, dan Arab. Selain itu ada juga penampilan dari 60 orang dari komunitas Solo Red Batik, 350 personel marching band Akpol, dan 100 personel marching band Yon Arhanudse.
"Sesuai dengan usia kota Semarang, jumlahnya 468 peserta. Semua dari kalangan pelajar," SNC nanti malam akan dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pada pukul 19.00 di titik nol Kilometer. Dua kelapa daerah itu kemudian bertolak ke Balai Kota untuk menyambut kedatangan rombongan. Di sekitar Balai Kota juga disiapkan panggung hiburan musik yang bisa dinikmati warga.
Untuk kelancaran acara, sepanjang Jalan Pemuda akan ditutup mulai pukul 18.00 hingga 21.00. Selain itu beberapa ruas yang juga ditutup untuk kendaraan bermotor adalah Jalan R Soeprapto, Jalan Piere Tendean, Jalan Tanjung, Jalan Gendingan, Jalan Saidan, Jalan Kol Soegiono, Jalan KH Agus Salim, Jalan Gajahmada, Jalan Depok, Jalan Thamrin, Jalan Imam Bonjol, dan Bundaran Tugumuda.
"Acara dimulai pukul 19.00 tapi jalan mulai ditutup pukul 18.00. Jalan yang memotong Jalan Pemuda ditutup, kami juga bersihkan dari parkir agar lebar maksimal Jalan Pemuda bisa digunakan,".
Untuk kantong parkir bagi penonton atau pengantar peserta, sudah disiapkan di halaman SMAN 3, SMAN 5, halaman Hotel Dibya Puri, halaman belakang Balai Kota, DP Mall, dan Museum Mandala Bhakti. Jika ada pengendara yang memarkir kendaraannya di pinggir jalan yang dilalui rombongan karnaval, maka akan langsung ditilang.

Batik Minangkabau di Tangan Desainer, dari Ade Listiani Hingga Dian Pelangi

tokobatikmas.com

Batik Minangkabau memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari batik lain, khususnya batik yang berasal dari tanah Jawa. Motif-motif Batik Minangkabau banyak terinspirasi dari ukiran rumah adat, serta motif kain songket Minangkabau.
Keindahan dan eksotisme batik Minangkabau pun diterjemahkan para desainer fashion ke dalam ragam busana siap pakai, di perhelatan Minangkabau Festival 2015 yang diadakan Jumat (1/5/2015) malam di gedung Gubernuran, Kota Padang, Sumatera Barat. Mulai dari Ade Listiani hingga Dian Pelangi, masing-masing memiliki interpretasinya sendiri dalam mengolah batik yang terpengaruh dari kebudayaan Thailand, India, China, Melayu sampai Portugis ini.
Ina Priyono lewat koleksi bertema Color of Java, mengangkat Batik Sulit Air. Ina mengawali peragaan koleksinya dengan busana terusan gamis. Motif batik yang terinspirasi dari bentuk tumbuh-tumbuhan, serta palet cerah menjadikan koleksi terbaru Ina ini sesuai dikenakan anak muda.
Penampilan Ina yang membawakan sekitar enam set busana, diikuti oleh karya Raizal Rais yang mengangkat Batik Angso Duo Pariaman. Hadir dalam koleksi busana pria, desainer yang akrab disapa Buyung ini memadukan adat pria Minangkabau dengan sarung modifikasi sebagai bawahan. Padu padannya cenderung simple namun tetap terkesan elegan dan tak mengurangi nuansa etnik khas Sumatera Barat.
Sementara itu, Ade Listiani menghadirkan dua koleksi busana muslim yang masing-masing mengangkat batik Padang dan batik Painan. Koleksi pertama menampilkan Batik Tanah Liek, yaitu batik khas Minangkabau yang menggunakan tanah liat dalam proses pewarnaannya. Sementara batik Painan menggambarkan kawasan pesisir di malam hari, dimana banyak bintang bertebaran dan bulan terlihat lebih terang di malam hari.
"Modelnya gaun malam. Kalau Padang banyak potongan A-line, Painan lebih banyak draperi. Dominasinya warna hitam karena menggambarkan malam,".
Batik Bukittinggi juga turut meramaikan fashion show yang memang tema 'The Wonderful of Minangkabau Batik' ini. Kali ini ditampilkan oleh Ida Sofyan. Ida menawarkan alternatif lain dalam busana muslim, yaitu gamis bergaya kimono. Bagian lengan dibuat melebar ke bawah, dan dilengkapi dengan rompi berpotongan unik. Ia juga menghadirkan coat motif batik yang dipadukan blouse serta rok tulle panjang. Terlihat aksen motif songket pada pinggiran hem, serta bordiran sulur di area pinggang. Sentuhan oriental pada batik Minangkabau juga dihadirkan. Salah satu diantaranya baju bodo warna merah dengan hiasan bordir bunga.
Di tengah maraknya warna-warna cerah nan kuat, Ade Irma sedikit 'menenangkan' panggung dengan koleksinya yang didominasi palet hitam serta warna-warna alam seperti cokelat, krem, beige dan hijau pupus. Ade menampilkan batik Pesisir dalam busana bergaya tumpuk dan kaya detail draperi. Ia juga menghadirkan kerudung panjang sebagai alternatif berbusana hijab syar'I.
Sebelum peragaan berakhir, Boyonz Ilyas menghadirkan koleksi busana pria bermotif Batik Solok dalam balutan jas dan beskap, dengan pemakaian warna-warna terang hingga alam. Peragaan pun ditutup oleh karya Dian Pelangi yang menuangkan padu padan berbagai motif batik dalam satu kesatuan busana gamis, terusan dengan padanan jaket asimetris hingga coat ultra panjang.

Friday, May 1, 2015

Mengenal Keunikan dan Eksotisme Batik Minangkabau

tokobatikmas.com

Tidak hanya songket dan tenun, Minangkabau juga memiliki kekayaan wastra lainnya yaitu batik. Masyarakat Minangkabau biasa menyebutnya dengan Batik Tanah Liek (batik tanah liat), karena pembuatannya memang menggunakan tanah liat sebagai pewarna. Kain terlebih dahulu direndam selama seminggu dengan tanah liat, kemudian dicuci dan diberi pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kulit manggis, kulit kayu atau kulit rambutan.
Kain batik ini kerap digunakan dalam acara adat Minang, namun dalam perkembangannya juga dikenakan untuk busana modern. Selain dari proses pembuatannya, ada beberapa hal yang membedakan batik Minangkabau dari daerah lainnya khususnya Pulau Jawa, yaitu motif.
Dijelaskan pakar batik dan desainer Jadin C. Djamaludin, karakter batik Minangkabau lebih banyak mencerminkan motif-motif dari ukiran rumah adat Minang serta motif kain songket Minangkabau. Beberapa motif yang kerap digunakan dalam batik Minangkabau di antaranya pucuk rebung, sicam, siku-siku baragi, kaluak paku serta motif geometrik khas Sumatera Barat.
Selain itu motif batik Minangkabau juga banyak terpengaruh oleh budaya Portugis, India, China, Thailand dan Melayu. Kuda laut dan burung hong, bisa dibilang merupakan motif tradisional batik Minangkabau.
Dari warna, batik Minangkabau juga mempunya ciri khasnya tersendiri. Jadin mengatakan bahwa ada empat warna inti dalam kekayaan kain Sumatera Barat, hal itu juga yang membedakan batik Minangkabau dari yang lainnya.
"Inti warna Sumatera Barat adalah hitam, merah, kuning kunyit dan hijau toska. Dan tiap daerah memiliki motif-motifnya sendiri," tutur Jadin dalam pembukaan fashion show 'The Wonderful of Minangkabau Batik' di gedung Gubernuran, Padang, Sumatera Barat, Jumat (1/5/2015).
Ia juga menuturkan bahwa esensi dari batik ada dalam pembuatannya. Sebuah kain bisa disebut batik apabila ditulis menggunakan lilin malam. Jadi meskipun motifnya bergambar songket atau geometris, selama ditulis dengan malam akan tetap disebut batik.
"Sekarang juga sudah ada teknik printing, tapi menggunakan lilin dingin. Jadi lebih praktis dan lebih cepat," ujar pria asal Yogyakarta yang mendalami kekayaan wastra Sumatera Barat ini.
Salah satu karya Jadin yang cukup menarik adalah batik di atas tenun, yang terbilang masih jarang ditemukan. Prosesnya adalah membuat kain terlebih dahulu dengan ATBM (alat tenun bukan mesin), baru dilakukan penulisan batik menggunakan malam.

Perajin Batik Bengawan Solo Dibantu IPAL Komunal

tokobatikmas.com

Para perajin batik yang ada di sepanjang aliran Bengawan Solo terus dibantu untuk pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan dan mengurangi pencemaran di Bengawan Solo.
Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup pada Badan Lingkungan Hidup (BLH), Endro Roesmono mengatakan, bantuan pembuatan IPAL itu setidaknya sudah dilakukan mulai 2012 lalu.
“Para perajin batik di desa-desa yang ada di sepanjang Bengawan Solo memang perlu untuk membuat IPAL, karena meski industri skala rumah tangga tetapi menghasilkan limbah,” kata Endro ketika ditemui kemarin.
Beberapa bantuan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup itu antara lain untuk para perajin yang ada di Desa Jati dan Pilang di Kecamatan Masaran serta Desa Pungsari Kecamatan Plupuh. Bantuan pembuatan IPAL di Pungsari sebesar Rp 1,4 miliar dan Rp 1,2 miliar untuk Desa Pilang.
Mantan Kepala UPTD Terminal Gemolong itu mengungkapkan, para perajin itu memang perlu dibantu untuk pembuatan IPAL. Pasalnya, bila diminta untuk membangun sendiri, mereka pasti tidak sanggup, karena untuk membuat IPAL perlu tempat yang cukup luas dan biaya yang besar.
“Sementara para perajin batik yang ada di Masaran dan Plupuh itu biasanya adalah industri skala rumah tangga dan memiliki lahan yang terbatas,”.
Apalagi berdasarkan Undang Undang 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), Pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi. Karena itu Pemkab terus mengupayakan, agar semua perajin batik memiliki IPAL komunal sehingga limbah yang dibuang ke Bengawan Solo sudah netral.
Endro mengemukakan, di sepanjang daerah aliran Bengawan Solo selama ini memang banyak berdiri pabrik dan industri, baik skala besar, menengah hingga skala kecil yang merupakan inustri rumah tangga.

Menilik Keindahan Batik Tulis Usia 95 Tahun

tokobatikmas.com

Seni batik tulis akan selalu menjadi kebanggaan Indonesia. Seperti yang dilakoni oleh galeri Apik Jakarta yang dengan bangga memamerkan sebuah karya anak bangsa dengan batik tulisnya kali ini di Plaza Radio Dalam 3A, Jakarta Selatan.
Galeri yang telah melakoni gelaran selama 43 kali ini bangga bisa menunjukkan karya batik tulis berusia 95 tahun. Dikatakan Direktur Galeri Apik, Rahmat, sekitar ratusan pengunjung pun sudah meleburkan rasa penasarannya dengan melihat batik tulis tersebut.
"Usia batik yang dipamerkan tertua berusia 95 tahun, yaitu jenis batik tulis asli Oey Soe Tjoen dan Kopi Tutung. Jadi yang dipamerkan itu semuanya adalah kain unggulan (wastra prima)," jelas Rahmat melalui pesan singkatnya, Kamis 30 April 2015.
Rahmat juga menambahkan bahwa kain batik dan tenun adalah bagian dari karya seni, budaya dan desain tradisi. Hanya saja menggunakan media kain.
"Semuanya adalah batik tulis. Sebagian dibuat hanya satu-satu saja setiap jenisnya dan tidak dibuat dalam edisi atau banyak artist’s proof seperti patung tembaga. Dalam proses pembuatan batik, bisa memakan waktu cukup lama jika dibuat tekun seperti halnya lukisan,".
Pameran lukisan dan karya batik tulis ini digelar sampai 25 Mei mendatang. Rahmat meyakini, pameran dengan tema batiknya itu akan digandrungi para kolektor batik dari beberapa negara tetangga.
"Batik sangat identik dengan Indonesia. Sangat khas Indonesia. Jadi pasarnya sangat luas dan beberapa investor kolektor negara asing seperti Jepang, Amerika, Australia dan negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia sangat antusias mengumpulkannya sejak puluhan tahun lalu,"

Be Someone Who Seeks Comfort And Style