Tuesday, February 25, 2014

Memadupadankan Batik di Kehidupan Sehari-hari

Batik sebagai peninggalan kebudayaan bangsa Indonesia tentunya harus dilestarikan dan selalu diteruskan agar tidak hanya tinggal menjadi sejarah saja. Dibuat dengan teknik pewarnaan kain menggunakan malam, batik memiliki kekhasan penggunaan motif-motif dan warna yang berbeda di setiap daerah.

Batik sudah dikenal di Indonesia sejak zaman Majapahit, dan sangat populer pada abad ke 28 dan abad ke 29. Batik Indonesia kemudian ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 lalu.

Sejak itu pula, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai hari batik di Indonesia, di mana kantor dan instansi serta sebagian perusahaan swasta diwajibkan mengenakan batik.

Bahkan kain batik memang cantik dipadukan dengan blouse. Kain batik yang satu ini dilipat dengan cantik bak sarung, kemudian diaplikasikan sebagai rok midi.

Warna batik yang beragam juga tetap cantik dipadukan dengan berbagai motif. Tidak perlu bingung memadukannya, Anda bebas bereksplorasi dengan berbagai motif yang ada.

Batik juga memberikan tampilan casual maupun formal, dengan padu padan dan pemilihan motif serta warna.

Tak hanya orang Indonesia saja yang doyan mengenakan batik, masyarakat luar negri juga tertarik akan keindahan serta seni batik itu sendiri. Bahkan mereka yang pernah mengenal batik atau berkunjung ke Indonesia, mengenakan batik sebagai outfit sehari-hari. Seperti yang dilakukan beberapa orang berikut ini...

Yang satu ini dapat menjadi ide unik dikenakan dalam acara casual ataupun ke kantor. Cuaca saat ini sulit ditebak antara panas atau dingin, untuk itu, aksen scarf menjadi penolong yang tepat untuk tetap bergaya namun juga memberikan perlindungan.

Bosan dengan scarf berbahan rajut yang hanya memberikan rasa hangat, Anda bisa memilih scarf berbahan batik yang akan memberikan rasa hangat ketika udara dingin, dan nyaman ketika udara panas.

Mencucinyapun lebih ringan, serta cocok digunakan di segala suasana. Anda bisa memilih motif dan warna yang disesuaikan dengan acara yang akan Anda datangi.

Kata siapa batik tidak pernah keren dijadikan blouse? Wah para bule ini malah menikmati kenyamanan mengenakan blouse berbahan batik. Selain nyaman dan dingin, batik juga memberikan kesan yang formal sekaligus casual. Tergantung bagaimana Anda memadukannya dengan busana lain saja. Anda bebas berekspresi dengan batik.

Kaya warna dan juga motif, Anda tak perlu ragu memadukannya dengan busana yang Anda punya. Sekalipun dipadu dengan motif berbeda, batik tetap tak pernah kalah motifnya.

Karena udara yang panas sering membuat kulit bermasalah, Anda bisa memilih batik sebagai bahan busana sehari-hari Anda. Misalnya saja celana santai yang satu ini, selain nyaman dia juga menyerap keringat, sehingga daerah intim juga terjaga kelembabannya.

Kalau Anda pergi ke Bali atau ke Jogja, maka Anda akan menemukan aneka ragam model celana santai berbahan batik. Mulai dari yang cara memakainya seperti sarung dan dilengkapi tali, hingga yang berbahan ban karet yang mengikuti bentuk dan ukuran tubuh.

Cardigan yang satu ini tentunya tetap nyaman dan cantik dipadukan dengan bawahan apapun. Anda tak harus memadukannya dengan bahan kain, tetapi juga bisa dengan bahan jeans.

Tinggal memilih motif dan potongan, Anda bisa menyulap batik yang usianya berabad-abad ini menjadi busana modern yang up to date.

Nah, kalau para bule saja menemukan cara untuk bangga memakai batik, bagaimana dengan Anda yang menjadi pewarisnya? Sudahkah Anda mencintai batik?



Sumber :/vemale.com

Warga Dilibatkan Siapkan Homestay


Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STPT) akan membantu mengembangkan potensi Kampung Batik Kauman. Mereka menggagas konsep community-based tourism atau pariwisata berbasis masyarakat di Kampung Batik Kauman.
Ketua Program Studi Magister Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Prof. Azril Azhari mengatakan, pengembangan pariwisata berbasis masyarakat melibatkan seluruh kelompok masyarakat di Kampung Batik Kauman, di antaranya melibatkan warga untuk menyiapkan homestay bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kampung Batik Kauman.
"Kami akan melakukan survei ke rumah-rumah warga di Kampung Batik Kauman untuk homestay. Aktivitas membatik harus berada di dalam rumah sehingga wisatawan bisa melihat proses pembuatan batik dan mengenal budaya warga Kampung Batik Kauman." kata Azril di sela-sela demo memasak di Workshop Batik Nulaba.
Menurut dia, pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, selain sebagai upaya pelestarian kekhasan budaya lokal, juga akan memberikan manfaat optimal kepada masyarakat setempat.

Menerima Manfaat
"Dengan adanya homestay, wisatawan yang datang ke Kota Pekalongan tidak tinggal di hotel, tapi tinggal di rumah warga sehingga warga menerima manfaat. Selama ini, umumnya wisatawan datang sebentar, lalu menginap di hotel. Harapannya nanti, dengan adanya homestay, wisatawan tinggal lama. Kalau tinggal lebih lama, sehingga membeli produknya banyak, sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat." imbuh Azril.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, pihaknya menurunkan 20 orang untuk melakukan berbagai persiapan, di antaranya menyurvei ke rumah-rumah warga. Hari itu, warga Kampung Batik Kauman diajari bagaimana menyajikan makanan yang aman dan sehat bagi wisatawan yang nantinya akan berkunjung ke Kampung Batik Kauman. Nantinya, warga Kampung Batik Kauman juga akan diajar berbahasa Inggris dan menyusun paket-paket wisata.
Pihak Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti juga memberi arahan dengan mensosialisasikan demo memasak yang di pandu oleh Chef Nana Kusdiana dan Temy.
"Nanti dikembangkan di kampung wisata lainnya. Jadi tidak one single destination, namun bisa melihat yang lain, misalnya melihat proses produksi pakaian dari serat nanas, batik dari limbah kertas semen dan kerajinan lainnya." ujar Azril.


Dikutip dari : Suara Pantura/25 Feb 2014 - hal 32

Sunday, February 23, 2014

Banyak Pesaing Asing Memproduksi Batik, Batik Indonesia di Sertifikasi



 Sumber Foto : Griya Batik MAS

Indonesia sejak empat tahun terakhir memegang hak klaim batik sebagai kebudayaan asli Tanah Air dari Lembaga Kebudayaan dan Pendidikan Dunia (UNESCO). Pada kenyataannya, Kementerian Perindustrian mencatat ada 10 negara yang menyaingi pengrajin batik nasional dan turut memproduksi busana khas itu. Sehingga ciri produksi tekstil batik nasional di pasaran dalam negeri dan luar negeri sulit dibedakan.
Alhasil, Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama melakukan klasifikasi kualitas batik, dengan nama "Batik Mark" untuk memperkuat merek dagang batik Nusantara. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah percaya klasifikasi ini akan memperkuat merek dagang batik Indonesia.

"Kenapa harus pakai tanda Batik Mark, untuk melindungi produsen, pengrajin, maupun konsumen. Batik itu sesuai UNESCO ada 3 jenis dengan tulis media kain, dengan canting dan cap, atau gabungan keduanya memakai perantara malam. Oleh karena itu, ini harus diberi tanda, tidak bisa dicampuradukkan yang di luar kaidah itu," ujarnya di Kantor Kemenperin, Selasa (23/4).

Dia mengatakan akan ada tiga klasifikasi Batik Mark. Proses sertifikasinya dilaksanakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin di Yogyakarta.

"Akan ada tiga jenis mark yaitu 'emas' untuk batik murni tulis, 'perak' untuk yang cap, dan 'putih' untuk batik biasa atau campuran," kata Euis.

Kemenperin yakin batik mark ini bakal sulit dipalsukan. Sebab, selain label, nantinya produsen mendapat hak memajang sertifikat resmi di toko atau etalase mereka. Selain itu, saat ini Batik Mark memang menyasar produk-produk batik menengah hingga kelas premium, alias berharga mahal.
Euis mengatakan pemerintah akan segera mengusulkan Batik Mark untuk disosialisasikan oleh UNESCO. Sehingga negara-negara pesaing menyadari Indonesia memiliki standardisasi batik tersendiri.

"Kemudian gar bisa dikenal, kami akan memberitahu UNESCO kita sudah melakukan sertifikasi, kita minta UNESCO ikut mempromosikan ke dunia," tegasnya.

Dari data Kemenperin, saat ini ada 106 usaha batik yang sudah mendaftar mengikuti Batik Mark. Saingan utama batik Indonesia adalah produk cetak (printing) asal China.


Sumber://merdeka.com

Saturday, February 22, 2014

Batik Motif China Peranakan Ikut Meramaikan Pameran

Berbagai jenis kain batik, termasuk batik motif China Peranakan hadir dalam Pameran  Kain Tradisional Unggulan Nusantara 2014, Adi Wastra Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/14).

Pada pameran bertajuk "Kreasi Tanpa Batas dalam Serat dan Corak" itu menampilkan batik khas dari berbagai wilayah di Indonesia.


Menurut kolektor batik dari Kencana Ungu, Hartono Sumarsono, batik China Peranakan merupakan batik yang dipengaruhi budaya China yang telah berasimilasi dengan budaya Indonesia. Batik ini banyak ditemukan pada batik Pekalongan, Jawa Tengah.

"Batik nusantara juga tak lepas dari pengaruh kebudayaan suku  Tionghoa, seperti batik peranakan," ujarnya kepada Jia Xiang Hometown.

Hartono menambahkan bahwa batik China Peranakan dicirikan dengan dengan warna dan motif yang lebih didominasi oleh motif hewan mitologi atau tumbuhan yang bercirikhas Tinghoanya. Misalnya gambar naga, kilin, burung hong dan bunga teratai.

"Di ajang ini saya ingin memamerkan batik China Peranakan supaya makin dikenal oleh masyarakat dan tetap lestari,” kata Hartono.

Pameran kain tradisional unggulan itu akan berlangsung hingga 23 Februari 2014.


Sumber://jia-xian.biz

Tuesday, February 18, 2014

Kampoeng Wisata Batik Kauman Pekalongan



Bila Anda berkunjung ke Pekalongan, tidak ada salahnya meluangkan sejenak waktu untuk bisa mengunjungi salah satu Kampung Batik di daerah Kauman, Pekalongan. Bila hendak berkunjung kesana, kita bisa menggunakan angkutan umum atau mobil pribadi, letaknya sendiri berada di tengah kota Pekalongan, tepatnya 500 m arah Barat alun-alun kota Pekalongan.

Daerah ini memang menjadi salah satu sentra pembuatan batik yang diproduksi oleh para pengrajin dari kalangan ibu-ibu. Berbagai motif batik pun sudah banyak di hasilkan dari industri batik ini. Motif tersebut terwujud dalam bentuk berbagai produk yang banyak ditawarkan ketika Anda berkunjung ke kampung wisata ini. Mulai dari produk kaos, jarit (kain), sapu tangan, kain sarung hingga berbagai jenis kerajinan batik lainnya. Semua ditawarkan sebagai souvenir yang bisa dibeli dan dibawa pulang oleh para pengunjung. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Kampung ini pun merupakan salah satu kampung yang dapat menciptakan ciri khas motif batik yang unik di Pekalongan. Bahkan menambah daftar panjang motif batik Pekalongan yang sekarang ini jumlahnya sudah mencapai 100-an motif.

Bila berkunjung kesana, Anda pun akan dapat menikmati fasilitas wisata yang sudah disediakan dengan paket-paket wisata yang terjadwal. Mulai dari fasilitas penginapan, makan, dll. Bahkan waktunya pun bisa di sesuaikan dengan keinginan pengunjung. Pengunjung bisa langsung melihat proses pembuatan batik dari awal hingga akhir (finishing). Jangan khawatir, penduduk disana akan dengan senang hati mengajari, terlebih ada pemandu wisata juga yang seawaktu-waktu dapat Anda tanyai di sana.

Saturday, February 15, 2014

Inovasi Kembangkan Desain Batik Lokal



Pemprov Jateng pada tahun ini akan fokus pada pengembangan desain batik lokal guna meningkatkan daya saing dan mendongkrak ekpor komoditas tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Ihwan Sudrajat mengatakan saat ini banyak bermunculan batik dari Madura, Cirebon dan sejumlah daerah lain dengan ciri khas tertentu.
Untuk itu, lanjutnya guna meningkatkan daya saing batik Jateng, masing-masing kabupaten /kota harus melakukan inovasi yang berkesinambungan dalam mengambangkan desain batik, khususnya dari sisi motif dan pewarnaan.

Menurut dia dibutuhkan apresiasi dari masing-masing daerah dengan ciri khasnya sendiri, sebagian besar corak batik berasal dari kultur lokal berupa tumbuh-tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut.
“Pengembangan desain akan menjadi orientasi utama di 2012 ini dalam upaya mendongkrak daya saing produk, menyusul bermunculannya batik-batik dari sejumlah daerah,” katanya, Kamis 12 Januari.
Setelah pengembangan desain, fokus pemerintah selanjutnya dalam mengembangkan batik ini yaitu program-program yang bertujuan meningkatkan nilai tambah. Ikhwan menuturkan progres-progres tersebut akan dilakukan secara bertahap, yang pada akhirnya akan lebih fokus pada peningkatan produksi.
Saat ini, di Jateng yang terkenal ada batik Solo, Pekalongan dan Lasem yang telah memiliki pasar di kancah internasional. Selain itu, terdapat juga batik Semarangan, dan Banjar yang kini terus dikembangkan untuk orientasi ekspor.

Potensi batik Jateng masih bisa dioptimalkan mengingat kontribusinya terhadap ekspor batik nasional masih sekitar 15%. “Kalau cacatan dari pusat, ekspor batik pada 2010 mencapai US$59 juta, sementara Jateng hanya sekitar US$17 juta. Potensi ini masih bisa dioptimalkan mengingat masing-masing daerah di provinsi ini memiliki motif batik,” tuturnya. (red)

Sumber:/tubasmedia.com

Friday, February 14, 2014

Tips Memelihara Batik Agar Tetap Cemerlang



Mau koleksi batik Anda tetap cemerlang, tidak pudar? Di Yogyakarta, mencuci kain batik menggunakan lerak. Selain berfungsi sebagai deterjen yang ramah lingkungan, lerak juga bisa membuat kain batik tetap cemerlang.
 
Buah lerak (Sapindus rarak D.C.) dikenal oleh orang Jawa sebagai klerek atau werek. Sementara orang Sunda mengucapkannya dengan rerek. Beda dengan orang Palembang yang menyebutnya lamuran. Lerak termasuk famili Sapindus yang konon artinya sabun Indonesia (sapo Indus), karena dinding buahnya mengandung saponin.

Saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci, dan dapat pula dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.
Buah lerak bisa didapat di pasar-pasar tradisional, pada penjual empon-empon (bumbu) atau jamu. Harganya relatif murah. Bentuk buahnya bulat seperti kelereng. Biasanya dijual dalam bentuk kering, ditandai dengan kulit buahnya yang mengerut. Perlu pukulan ekstra untuk memecah kulit buah ini.

Kenapa harus dipecah? Karena dari pecahan lerak yang kemudian dicelupkan ke dalam air dan digosok sehingga akan keluar buih inilah lerak dimanfaatkan sebagai bahan pencuci. Soalnya, buih yang muncul mirip buih sabun. Pakaian yang akan dicuci direndam semalaman. Kain yang berwarna akan lebih tahan warnanya jika dicuci menggunakan lerak.

Bagaimana caranya? Batik yang akan dicuci direndam dalam air hangat yang sudah dicampur dengan pecahan 3 butir lerak. Setelah itu bilas dengan air bersih. Saat menjemur, jangan dijemur di tempat yang kena sinar matahari langsung. Dengan cara ini, batik akan tetap cemerlang.

Sekarang, kita tidak perlu repot-repot memecahkan buah lerak ini. Beberapa penjual batik di Yogyakarta sudah menjual buah lerak ini dalam bentuk ekstrak, tinggal dibaca saja seberapa takaran cairan lerak itu untuk batik yang akan dicuci.

Bukan karena tidak mempunyai kain batik lantas kita tidak mau menggunakan lerak lo. Air bekas cucian ini bisa diurai mikroorganisme sehingga tidak mencemari lingkungan.

Sumber:/tribunnews.com

Wednesday, February 12, 2014

Negara-negara Pesaing Produksi Batik



Sejak lima tahun terakhir, Indonesia memang memegang hak klaim batik sebagai kebudayaan asli Tanah Air dari Lembaga Kebudayaan dan Pendidikan Dunia (UNESCO). Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang produktif menghasilkan batik.

Pemerintah mengakui bahwa batik juga bukan hanya milik Indonesia. Pernyataan tersebut pernah disampaikan oleh ibu negara Ani Yudhoyono saat peringatan hari batik nasional di Lapangan Jatayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Oktober 2011. Namun, soal kualitas, batik yang diproduksi Indonesia masih diklaim sebagai yang terbaik dibanding negara lain.

"Batik bukan satu-satunya punya Indonesia, karena menyebar ke seluruh dunia. Tapi, batik Indonesia mempunyai makna tersendiri sehingga batik jadi salah satu merek atau ikon bangsa kita," kata Ani kala itu.
Data terbaru Kementerian Perindustrian menyebutkan, setidaknya ada 10 negara yang kini menjadi saingan Indonesia dalam produksi batik. Langkah yang harus diambil tentu saja pengembangan produksi batik di dalam negeri. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri agar batik yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai kebudayaan asli Indonesia, tetap menjadi yang terbaik di dunia.

Bicara mengenai batik yang dihasilkan oleh negara lain, masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Mulai dari proses pembuatan, motif, corak, hingga jenis kain yang digunakan. Yang kini diakui sebagai saingan berat bagi batik lokal adalah batik asal China yang mulai membanjiri pasar Indonesia.

Berikut negara-negara bersiap menjadi saingan batik Indonesia

China, Dibandingkan batik Indonesia, pola batik China lebih rumit dan halus dengan menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos China. Semisal naga, burung phoenix, kura-kura, kilin atau anjing berkepala singa, serta dewa dan dewi.
Polanya kemudian semakin berkembang dan memiliki ragam hias bunga-bunga. pada perkembangannya saat ini, batik China menunjukkan pola-pola yang lebih beragam. Semisal pola-pola dengan pengaruh ragam hias batik keraton.

Malaysia, Soal persaingan batik antara Indonesia dan Malaysia cukup panas. Terlebih, sebelum batik ditetapkan UNESCO sebagai kebudayaan asli Indonesia, sempat muncul isu bahwa Malaysia mengklaim batik sebagai kebudayaan asli mereka.
Menilik batik Malaysia, dari sisi corak cukup berbeda dibanding Indonesia. Bentuk-bentuk motif batik Malaysia dihasilkan dalam dua bentuk utama yaitu motif organik dan motif geometrik. Motif Organik berunsurkan alam semula jadi seperti awan larat, tumbuh-tumbuhan, bunga, dan hewan.
Pemerintah Malaysia juga cukup pro aktif mengangkat batik yang diproduksi negaranya. Salah satunya dengan penetapan hari batik nasional yang tanggalnya sama seperti hari batik nasional di Indonesia yang diperingati setiap 2 Oktober.

Thailand, Negara lain yang jadi pesaing batik Indonesia adalah Thailand. Yang khas dari batik Thailand adalah corak dan warna batik yang terkesan cerah dan berwarna-warni.
Corak dan warna terinspirasi dari motif hewani dan nabati. Untuk membudayakan dan semakin mempopulerkan batik di Thailand, beberapa tempat wisata di Thailand yang menjadi sasaran wisatawan, menyediakan kursus membatik.
Keberadaan batik Thailand lebih dikenal sebagai sarung batik. Di sebuah pulau Koh Samui sebelah selatan Thailand, batik mudah ditemukan dalam bentuk seragam resor atau dekorasi di banyak tempat. Tidak itu saja, sarung batik Thailand juga digunakan untuk pakaian santai penduduk setempat.

Azerbaijan, termasuk salah satu negara yang ikut meramaikan persaingan batik. Pola batik di negara ini dapat ditemukan di syal sutra perempuan Azerbaijan yang dikenal sebagai kelagai.


Sumber:merdeka.com

Monday, February 10, 2014

Sejarah Bangunan Museum Batik Pekalongan


"Selamat datang di Museum Batik Pekalongan," kata Eka Fitria, seorang perempuan muda  menyambut pengunjung  yang masuk gedung tersebut akhir Juli lalu.

Hanya dengan tiket masuk sebesar Rp 5.000, pengunjung bisa menikmati museum yang memiliki koleksi lebih dari 1.000 batik dari seluruh Nusantara dan mancanegara itu. Eka, dan pemandu-pemandu lainnya, ramah siap menjelaskan apa saja yang ingin diketahui pengunjung tentang museum itu.

Sebuah gedung peninggalan Belanda berdiri kokoh di Jalan Jatayu, Pekalongan, Jawa Tengah. Yang tidak tahu tentu mengira bangunan itu merupakan kantor pemerintahan masa lalu yang bertahan hingga ini.

Eka menjelaskan, bangunan museum dibangun oleh VOC pada tahun 1906 sebagai kantor keuangan sekaligus tempat penyimpan uang pabrik gula. Setelah Belanda terusir dari Indonesia, bangunan seluas 3.675 meter persegi itu beralih fungsi.

"Tahun 2006 sampai sekarang bangunan ini pun resmi digunakan sebagai museum batik," ujar Eka, yang sudah tiga tahun menjadi pemandu di museum tersebut.

Dikatakan Eka, tak ada konstruksi atau arsitektur gedung yang berubah. Pengelola hanya menambah sebuah ruang seluas 5x3 meter untuk bengkel kerja pembatik atau pengunjung yang belajar.

Sebuah bunker yang dulunya digunakan untuk tempat penyimpanan uang, kini tetap dipakai sebagai tempat penyimpanan koleksi batik tua. Batik SBY sampai Batik Papua ditampilkan di tiga ruang pamer di museum tersebut.

Ruang pamer pertama, berisi koleksi batik khas Pekalongan dan Cirebon. Ruang kedua, khusus batik Nusantara, yakni mulai dari Bengkulu, Kalimantan hingga Papua. Sedangkan ruang pamer yang ketiga, khusus menampilkan batik Yogyakarta dan Surakarta.

Eka menjelaskan, batik-batik tersebut didapat dari berbagai sumber. Ada batik yang dihimpun dari masyarakat. Biasanya, batik itu sudah berusia ratusan tahun.

Ada batik karya pelukis atau pembatik yang dihibahkan ke museum. Dan ada juga batik yang merupakan pemberian dari pejabat tinggi, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, dan lain-lain.

"Tapi, untuk menjaga kualitas, batik yang berumur ratusan tahun dibikin replikanya dan dipamerkan, aslinya disimpan di bunker. Batik yang lain juga diganti-ganti setiap setahun," lanjut Eka.

Pada tahun 2009, Museum Batik Pekalongan mendapat dua penghargaan dari badan PBB Unesco. Pertama, penghargaan atas batik Indonesia yang diakui sebagai warisan budaya dunia bukan benda. Penghargaan kedua adalah untuk pelatihan terbaik membatik bagi para pengunjung.



 
Sumber:/kompas.com

Be Someone Who Seeks Comfort And Style