MUSEUM BATIK NASIONAL
Ruang Audio Visual |
Ruang Pesisiran/Ruang Pamer 1 |
Ruang Nusantara/Ruang Pamer 2 |
Ruang Pedalaman/Ruang Pamer 3 |
Aula Museum Batik |
Perpustakaan Museum Batik |
Museum
ini didirikan pada 23 Mei 2006 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia,
Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2006. Terwujudnya Museum
Batik di Kota Pekalongan sebagai wadah untuk menggali, melestarikan dan
mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia serta pusat
informasi yang perlu dikembangkan, dibina dan dipelihara keberadaannya. Melalui
berbagai program yang dicanangkan oleh Museum ini, diharapan dapat mendorong
masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap keberadaan Museum Batik di kota
Pekalongan sebagai wujud turut serta dalam pelestarian budaya Indonesia.
Museum ini sejak awal diniatkan sebagai pusat data dan informasi mengenai
batik; sebagai pusat riset dan pengembangan ilmu dan pengembangan desain batik,
perpustakaan dan sebagai acuan dalam seluruh hal-hal perbatikan;
mengkoleksi batik klasik, batik lawasan dan batik kontemporer. Di samping itu,
diharapkan menjadi dokumentasi, penelitian dan penyajian informasi serta
mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi
kepentingan masyarakat yang lebih luas. Sejak abad XIV-XVI Kota Pekalongan
telah dikenal karya dan kegiatan membatik sebagai salah satu pokok penghidupan
sebagian besar masyarakatnya. Tanggal 12 Juli 1972 perwakilan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah cq. Kepala Bidang Permuseuman didukung
oleh Walikota ke 10 (sepuluh) Drs. R. Soepomo mendirikan Museum Batik di
Pekalongan yang terletak di tengah Kota Pekalongan, sebelah selatan
kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Gedung Bintang Merdeka yang sekarang
dikawasan Pos Penjagaan Polisi (Posis) Jalan Resimen XVII.
Museum
Batik dengan luas 40 m2 dan bangunan yang sangat sederhana memamerkan 1149
koleksi batik, antara lain wayang beber dari kain batik yang berusia ratusan
tahun serta alat tenun tradisional ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) maupun
peralatan untuk proses membuat batik dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (P & K) Kota Pekalongan.
Waktu
operasional
Senin –
Minggu : 08.00 – 15.00 WIB
Hari
Libur Nasional : Tutup
Biaya
tiket masuk :
Dewasa/umum
: Rp 5.000,- per orang
Anak-anak/pelajar
: Rp 1.000,- per orangKAMPOENG BATIK KAUMAN
Kampoeng Batik Kauman merupakan salah satu
sentra kerajinan batik di Pekalongan yang diharapkan menjadi icon Kota Pekalongan sebagi Kota Batik.
Secara sosial, budaya dan ekonomi kemasyarakatan, Kelurahan Kauman memang salah
satu Kelurahan di Pekalongan yang memiliki banyak pengusaha dan pengerajin
batik yang terkenal baik nasional mapun terkenal sacara internasional.
Kehadiran wisatawan lokal dan asing di Kelurahan Kauman sudah sejak lama
mewarnai keseharian Kelurahan tersebut. Keberadaan Kelurahan Kauman di tengah –
tengah Kota Pekalongan strategis dari akses pusat ekonomi ( pasar ), perhotelan
dan kantor pemerintahan kota juga merupakan salah satu faktor pendukung
Kelurahan Kauman dijadikan Kampung Batik sebagai icon Kota Pekalongan. Kelurahan Kauman
sendiri sudah memasuki generasi ke 3 dari kegiatan ekonomi dan kerajinan batik.
Hal ini ditandai dengan banyak pengerajin dan pengusaha batik muda di Kelurahan
Kauman. Selain itu Batik Kauman mempunyai ciri khas yang tidak dimilki oleh
beberapa daerah di Pekalongan dan sekitarnya. Dari generasi pertama hingga
generasi ke tiga sekarang ini, kegiatan sosial, ekonomi dan kebudayaan
perbatikan di Kelurahan Kauman pada khususnya dan Kota Pekalongan pada umum
masih dikelola dengan sistem kekeluargaan dan tradisional, walaupun sebagian
sudah mulai memanfatkan manajemen dan teknologi modern.
KAMPOENG BATIK PESINDON
Kampoeng Batik Pesindon terletak tidak jauh dari Kampoeng Batik Kauman, jaraknya cukup dekat. Kampoeng Batik Pesindon berada di Jl. Hayam Wuruk Pekalongan, sebelum arah menuju alun-alun Pekalongan. Kampoeng Batik Pesindon mempunyai gapura yang diseberangnya terdapat Pasar Anyar. Disamping kanan pintu gerbang masuk Kampoeng Batik Pesindon terdapat denah lokasi Kampoeng Batik Pesindon Pekalongan, yang titik-tik penting di Kampoeng Batik Pesindon. Sehingga para wisatawan bisa mengetahui dengan detail denah wisata dan mengurangi resiko tersesat. Selain itu di setiap gang yang mengarah salah satu pengrajin batik juga diberikan tanda petunjuk arah nama-nama dari pengrajin batik di Kampoeng Batik Pesindon ini. Jadi bagi wisatawan yang sudah mempunyai langganan batik dari Kampoeng Batik Pesindon tidak akan kesulitan dalam mencari nama pengrajin batik yang ditujunya.
Secara historis Kampoeng Batik Pesindon mungkin tidak jauh berbeda dengan Kampoeng Batik Kauman, karena letak kampung batik ini memang bersebelahan. Di kampung wisata batik ini terdapat Paguyuban Pecinta Batik. Atas bantuan dari Pemerintah Pekalongan digagaslah pemberdayaan pengrajin di Kelurahan Pesindon ini untuk menata diri menjadi Kampung Wisata Batik Pesindon. Kampung Pesindon kemudian diresmikan menjadi kampung batik pada tanggal 31 Maret 2011 atau bertepatan dengan hari ulang tahun kota Pekalongan. Peresmian Kampoeng Batik Pesindon ini dipimpin langsung oleh Walikota Pekalongan. Kampoeng Batik Pesindon ini juga pernah di kunjungi oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan. Selain itu, Kampoeng Batik Pesindon ini juga menjadi wisata desa nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beberapa tahun yang lalu. Di Kampoeng Batik Pesindon pengunjung dapat menjumpai setidaknya 33 shoroom serta workshop pengrajin batik. Tiap showroom akan menyambut ramah para pengunjungnya, mereka melengkapi tiap showroomnya dengan tempat istirahat dan singgah bagi para tamu yang menjamin kenyamanan karena disertai dengan sambutan ramah pramuniaga atau pemilik usaha (juragan) batik setempat. Mereka juga tak segan mengantarkan pengunjungnya ke rumah-rumah produksi batik bahkan langsung ke pranggoknya (dapur produksi). Harga batik itu sendiri cukup bervariasi, tergantung dari kualitas dan bahan yang digunakan. Selain itu, di Kampoeng Batik Pesindon ini secara khusus juga memiliki kantor Sekretariat, Telecenter bahkan Internet Center yang tidak hanya dimanfaatkan untuk mewadahi tujuan promosi dan komunikasi warga setempat, tetapi sekaligus sebagai sarana guna mempermudah transaksi hingga ke manca negara, tempat ibadah, area parkir dan becak batik sebagai sarana transportasi bagi pengunjung yang ingin jalan-jalan menikmati wisata heritage di Kampoeng Batik Pesindon
Hasil karya batik-batik dari Kampoeng Batik Pesindon ini sangat terkenal dimana-mana,dan sudah dijual dimana-mana. Umumnya jenis batik yang termahal yang terbuat dari batik tulis. Corak batik Pekalongan memang terkenal khas, berbeda dengan corak batik Jogja maupun Solo. Harga yang ditawarkan mungkin bagi sebagian orang terasa mahal, namun jika dilihat dengan cermat melalui penilaian kualitas maka harga yang ditawarkan sangat wajar. Dan jangan salah, harga batik yang ditawarkan di Kampoeng Batik Pesindon ini juga bisa ditawar lho. Banyak butik-butik Jakarta, bahkan di Pasar Tanah Abang, menjual batik-batik khas dari Kampoeng Batik Pesindon ini. Yang menarik lagi dari Kampoeng Batik Pesindon ini adalah, adanya beberapa lukisan besar semacam grafiti di tembok-tembok dengan gambar-gambar corak batik. Jika anda melakukan perjalanan melalui jalur pantura sempatkanlah untuk mampir ke salah satu kampung batik ini, karena kampung batik ini berapa tepat pada jalur utama.
KAMPOENG WISATA CANTING LANDUNGSARI
Kampoeng Wisata Canting Landungsari adalah suatu wilayah desa bernama Landungsari yang sebagian besar warganya merupakan pengrajin canting (alat untuk batik cap) yang handal. Dengan itu maka desa Landungsari ditetapkan sebagai Kampung Canting. Terletak di Kecamatan Timur dekat dengan Pasar Grogolan serta jalan Jendral Sudirman membuat desa ini sangat strategis dan mempunyai potensi yang tinggi. Hadirnya Kampung Canting Landungsari ini maka akan memperkuat jati diri kota Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia. Disini anda bisa berkunjung dan belajar langsung mengenai bagaimana canting batik itu dibuat.
PANTAI PASIR KENCANA
PANTAI SLAMARAN INDAH
KAMPOENG WISATA CANTING LANDUNGSARI
Gapura Kampoeng Canting Landungsari |
Kampoeng Wisata Canting Landungsari adalah suatu wilayah desa bernama Landungsari yang sebagian besar warganya merupakan pengrajin canting (alat untuk batik cap) yang handal. Dengan itu maka desa Landungsari ditetapkan sebagai Kampung Canting. Terletak di Kecamatan Timur dekat dengan Pasar Grogolan serta jalan Jendral Sudirman membuat desa ini sangat strategis dan mempunyai potensi yang tinggi. Hadirnya Kampung Canting Landungsari ini maka akan memperkuat jati diri kota Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia. Disini anda bisa berkunjung dan belajar langsung mengenai bagaimana canting batik itu dibuat.
PANTAI PASIR KENCANA
Obyek Wisata Pantai Pasir Kencana merupakan Obyek
Wisata Utama yang dimiliki Pemerintah Kota Pekalongan. Terletak berbatasan
dengan Tempat Pelelangan Ikan atau Pelabuhan Perikanan Nusantara di Pantai
Utara Jawa, dengan jarak tempuh 4,5 Km dari kota / stasiun kereta api, luas
lahan pantai ini adalah 1,5 Ha. Obyek Wisata yang dikelola oleh Kantor
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan, ini dibuka untuk umum dari jam 06.00
wib – 21.00 wib. Fasilitas yang tersedia adalah mainan anak-anak dan taman
bermain, panggung terbuka, koleksi satwa, bangku dan taman untuk bersantai,
Becak Air, Cafe/ warung makan, Musholla, toilet dan Kamar Mandi Bilas, serta
lahan parkir.
Obyek
Wisata lain yang ada disekitar Pantai Pasir Kencana adalah adanya Krematorium,
Pura dan tambak-tambak ikan serta Aquarium Ikan Laut yang ada di Pelabuhan
Perikanan. Disini pengunjung dapat bersantai sambil
menyaksikan matahari terbit / terbenam, aktivitas nelayan dan perahunya,
bermain di taman, memancing, olah raga pantai atau sekedar menghirup udara
pantai yang segar. Pengunjung biasanya paling banyak datang pada hari Minggu /
Libur dan hari Jum’at pagi. Setiap pengunjung wajib membayar tiket masuk dengan
harga sebesar Rp. 1.100,00 (hari biasa) ; Rp. 1.600,00 (hari Munggu/Libur) dan
Rp. 2.100,00 (Malam Minggu) serta untuk semua tiket sudah termasuk Asuransi.PANTAI SLAMARAN INDAH
Pantai Slamaran Indah terletak di sebelah timur Pantai Pasir Kencana, dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, dapat dicapai lewat muara pelabuhan dengan perahu pesiar dan lewat jalur darat dengan menggunakan angkutan umum sekitar 5 Km dari pusat kota atau terminal bus Kota Pekalongan. Sebagai daerah wisata, Pantai Slamaran memiliki pemandangan yang sangat indah, udara yang segar dan dapat pula disaksikan terbit dan terbenamnya matahari sehingga sangat menarik untuk dikunjungi. Luas lahan Pantai Slamaran Indah sekitar 3,5 Ha, dilengkapi fasilitas lahan parkir yang luas, rumah makan, warung makan serta perahu sewa yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling di sekitar Pantai Slamaran. Harga tiket masuk sebesar Rp. 500,00 (hari biasa) ; Rp. 1.000,00 (hari Munggu/Libur) dan Rp. 2.000,00 (Malam Minggu) serta untuk semua tiket sudah termasuk Asuransi.
MANGROVE PARK
Selain wisata belanja batik ataupun melihat
proses pembuatan batik secara langsung, Pekalongan ternyata juga punya tempat
wisata alam yang tak kalah menarik untuk disinggahi. Dan tempat terbaru yang
sekarang ini sedang ngehits dan terkenal adalah Mangrove Park. Pekalongan
Mangrove Park ini sebenarnya masih belum secara resmi dibuka untuk umum karena
masih dalam proses pembangunan. Tapi pengunjung sudah diperbolehkan untuk masuk
ke dalam area ecowisata yang terletak di Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan
Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Pekalongan Mangrove Park ini dulunya adalah
tambak udang milik Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Pekalongan. Letaknya yang
berada sangat dekat dengan laut menjadikan tambak udang tersebut rentan
terhadap abrasi dan sekarang dialih fungsikan menjadi taman mangrove. Selain
untuk melakukan pencegahan terhadap ancaman abrasi air laut yang semakin
menggerus daratan yang ada di wilayah ini, Pekalongan Mangrove Park juga
difungsikan sebagai tempat wisata. Selain bisa menikmati pemandangan
pohon-pohon bakau yang hijau, di Mangrove Park ini kita juga bisa berkeliling
menyusuri lorong-lorong rawa diantara pohon mangrove yang biasa disebut dengan
lorong cinta menggunakan kapal yang bisa disewa. Pohon-pohon mangrove yang ada
di tempat ini tidak hanya ditanam oleh pemerintah saja, tetapi juga oleh
beberapa kalangan yang peduli terhadap lingkungan di Pekalongan. Pihak pengelola siap menerima siapa saja yang
ingin ikut berpartisipasi menanam pohon mangrove. Terdapat sebuah menara
pandang di Mangrove Park ini yang bisa digunakan untuk melihat seluruh
pemandangan dari ketinggian. Menara pandang ini hanya mampu menampung 3 orang
saja, jadi sobat traveler yang ingin menaiki gardu pandang ini harus bersabar
menunggu giliran. Jika kita datang pada sore hari, kita juga akan disuguhi
pemandangan indah berupa matahari yang hendak tenggelam yang terlihat di atas
pohon-pohon mangrove. Sampai saat ini untuk masuk tempat wisata ini
belum dikenakan biaya masuk, hanya membayar parkir sebesar Rp 2.000 untuk
kendaraan roda dua dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat. Sedangkan untuk
menyewa perahu menyusuri lorong cinta dikenakan biaya Rp 10.000/orang. Jadi,
kapan sobat traveler mau melintasi lorong cinta bersama pasangannya di Mangrove
Park Pekalongan ini?
DUPAN WATER PARK
Dupan Water Park menawarkan wahana permainan air yang menarik dan
dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap serta petugas pengawas yang siaga.
Berada di Komplek Dupan Square, tepatnya di Jl. Dr. Soetomo No. 31, Dupan Water
Park menjadi tujuan wisata keluarga setiap libur akhir pekan atau pun hari
libur lainnya.
KAWASAN KOTA TOEA JETAYU
Kota Tua Pekalongan |
Kota Tua Pekalongan |
Kantor Pos Pekalongan |
Pada tahun 2011 lampau, Tim Inventarisasi
Bangunan Cagar Budaya Kota Pekalongan telah mengekspose temuan sebanyak 286
bangunan kuno, yang bisa dikategorikan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).
Bangunan-bangunan tersebut dibangun antara tahun 1930 hingga 1970. Sebagian
besar bangunan tersebut dikelola oleh perorangan dan sisanya pemerintah.
Sayangnya, hingga saat terakhir kemajuan dari proses pendataan ini berjalan
sangat lambat, karena proses verifikasinya, utamanya proses pendataan
historisnya yang memakan waktu cukup lama, karena minimnya data sejarah dari si
pemilik, sehingga memang tidak mudah untuk menetapkan sebagai BCB.
Beberapa kawasan yang layak untuk menjadi
kawasan Heritage Kota Tua Pekalongan seperti kawasan Jatayu (alun-alun Utara)
dengan berbagai bangunan heritage seperti Kantor Pos, Greja Protestan (kini
dipakai untuk ibadah GKJ Pekalongan), Gedung Societet (kini GOR Pekalongan),
Gedung Balai Kota (kini dipakai sebagai Museum Batik), bekas kantor DPU (kini
dipakai sebagai kantor Batik TV), Gedung Pertani, serta rumah mantan Pembantu
Gubernur (Residence) Wilayah Pekalongan yang dibangun pada tahun 1850 (serta
eks gedung kantor eks Pembantu Gubernur, berdiri terpisah di kawasan THR
Pekalongan).
Bangunan heritage lainnya, lokasinya tersebar
di 13 kawasan. Beberapa diantaranya adalah masjid Jami Kauman, kantor dinas
kesehatan, inspektorat daerah dan Rumah Tahanan Kota Pekalongan. Gedung
pendidikan Satya Wiguna, Stasiun Kereta Api Pekalongan, dan Kantor Pelabuhan
Perikanan Samodra, Kerkop atau makan Kristen di Kelurahan Panjang Wetan, Pekalongan
Utara, yang kondisinya kurang terawatt. Masjid Aulia di komplek pemakaman umum
Sapuro, merupakan masjid tertua di kota Pekalongan, berusia 299 tahun
(didirikan tahun 1135 H atau 1712 M). Konon dari kawasan mesjid inilah,
penyebaran agama Islam dilakukan di kawasan Pantura.
ZIARAH MAKAM HABIB AHMAD BIN ABDULLAH BIN THOLIB
AL ATAS
Gapura Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas |
Lokasi Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas |
Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas |
Berdasarkan
sejarah, Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athas adalah seorang tokoh
penyebar agama Islam di Kota Pekalongan dan sekitarnya. Al Habib Ahmad Bin
Abdullah Bin Thalib Al Athas dilahirkan di kota Hajren Hadramaut Yaman pada
tahun 1255 hijriyah atau tahun 1836 masehi. Beliau menghabiskan masa remajanya
untuk menimba ilmu agama di kota asalnya. Beragam disiplin ilmu agama berhasil
beliau raih dengan gemilang. Setelah Habib Ahmad muda menguasai Al Qur’an dan
banyak mendalami ilmu-ilmu agama di daerah asalnya, beliau melanjutkan menuntut
ilmu kepada para pakar dan ulama-ulama terkenal yang mukim di Mekkah al
Mukaromah dan Madinah Al Munawwaroh. Sekalipun banyak mendapat tempaan ilmu
dari banyak guru di kedua kota suci itu, namun guru yang paling utama dan
paling besar pengaruhnya bagi pribadi Habib Ahmad adalah As Sayyid Ahmad Zaini
Dahlan. Assayyid Ahmad Zaini Dahlan adalah seorang pakar ulama yang sangat
banyak muridnya di Mekkah al Mukarromah.
Banyak
ulama-ulama dari Indonesia yang juga berguru kepada Assayyid Ahmad Zaini
Dahlan. Seperti, Hadrotul Fadhil Mbah KH Kholil Bangkalan Madura dan Hadrotusy
Syaikh KH Hasyim Asy’ari Jombang Jawa Timur. Kedua ulama ini adalah cikal bakal
jamiyyah Nahdlotul Ulama. Setelah selesai dan lulus menempuh pendidikan dan
latihan, terutama latihan kerohanian secara mendalam, Habib Ahmad mendapat
tugas dari gurunya untuk berdakwah menyebarkan syariat agama Islam di kota
Mekkah. Dikota suci tersebut, Habib Ahmad sangat dicintai dan dihormati oleh
segala lapisan masyarakat, karena Habib Ahmad berusaha meneladani kehidupan
Rosulallah Saw. Habib Ahmad mengajar dan berdakwah di kota Mekkah sekitar tujuh
tahun. Setelah itu beliau pulang ke kampung kelahiran beliau, Hadramaut. Tidak
lama mukim di kota kelahirannya, Habib Ahmad merasa terpanggil untuk berdakwah
di Asia Tenggara. Dan pilihan beliau jatuh ke Indonesia. Karena memang pada
waktu itu sedang banyak-banyaknya imigran dari Hadramaut yang datang ke
Indonesia. Di samping untuk berdagang juga untuk mensyiarkan ajaran Islam. Setibanya
Habib Ahmad di Indonesia, beliau memilih tinggal di Pekalongan Jawa Tengah.
Karena
Habib Ahmad melihat kondisi keagamaan di Pekalongan yang masih sangat minim.
Dan saat pertama menginjakkan kakinya di Pekalongan, Habib Ahmad melaksanakan
tugas sebagai imam di Masjid Wakaf yang ada di kampung Arab (sekarang Jalan
Surabaya). Dari Masjid Wakaf inilah Habib Ahmad memulai dakwah Islamiyyahnya.
Dari pengajian kitab-kitab fiqih, pembacaan daiba’i, barzanji, pembacaan wirid,dzikir
dan lain sebagainya. Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alathas juga dikenal
sebagai ulama hafidz (penghafal al Qur’an), Habib Ahmad adalah seorang ulama
yang selalu tampil dengan rendah hati (tawadhu), senang bergaul dan gemar
bersilaturrohim dengan siapa saja. Habib Ahmad sangat teguh dan keras memegang
syariat Islam, seperti masalah amar ma’ruf nahi mungkar. Pada zamannya dahulu,
Habib Ahmad ibarat Kholifah Umar bin Khothob yang sangat tegas dan keras
menentang setiap kemungkaran. Tidak peduli yang berbuat mungkar itu pejabat
maupun orang awam.
Menjelang akhir hayatnya, Habib Ahmad bin
Abdullah bin Tholib Alathas mengalami patah tulang pada pangkal pahanya, akibat
jatuh hingga beliau tidak sanggup berjalan. Sejak saat itu beliau mengalihkan
semua kegiatan keagamaannya di kediamannya, termasuk sholat berjamaah dan
pengajian. Penderitaan ini berlanjut sampai beliau di panggil pulang ke
Ramatullah. Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Thalib Al Athas meninggal dunia pada
malam ahad 24 rajab 1347 hijriyyah atau tahun 1928 masehi. Habib Ahmad
meninggal dunia dalam usia 92 tahun. “Pengaruh beliau terasa hingga kini.
Terbukti dengan banyaknya para peziarah dari berbagai daerah setiap hari
datang,” ujar pengurus makam tersebut. Diketahui, setelah melakukan ziarah,
para jama’ah Makam Sanga menyempatkan diri berbelanja di lokasi tersebut dan
kebanyakan yang dibeli, yakno batik Pekalongan.
MONUMEN 03-10-1945
Setelah Indonesia merdeka, dibentuklah KNID.
KNID ini bertujuan untuk memindahkan kekuasaan. Pada saat itu, Kota Pekalongan
masih berada di tangan Jepang. Ada tiga kelompok yang melakukan pendekatan
kepada Jepang, yaitu:
· KNID yang dipimpin oleh Dr.
Sumbadji
· BPKKP yang dipimpin oleh Dr.
Ma’as
· Angkatan Muda yang dipimpin oleh Mumpuni dan Margono Jenggot
Ketiga kelompok moral tersebut melakukan
berbagai pendekatan kepada Jepang dalam upaya pemindahan kekuasaan. Akhirnya
pihak Jepang mau berunding dengan para wakil masyarakt Pekalongan dari 3
kelompok tadi pada tanggal 1 Oktober 1945 pukul 10.00. Namun karena suatu hal,
perundingan diundur sampai tanggal 3 Oktober 1945 pukul 10.00 di gedung
Kempeitai. Rakyat Pekalongan yang diwakili Mr Besar menggelar
perundingan dengan Dai Nippon untuk membahas penyerahan kekuasaan. Perjanjian
yang semula disepakati tanggal 1 Oktober 1945 diundur selama dua hari tanpa
alasan yang jelas. Tanggal 3 Oktober perundingan digelar di Kenpetai. Rakyat
ketika itu bersiap mengepung markas Kenpetai dengan menggenggam bambu runcing
dan sejata tradisional lainnya. Mr Besar mengajukan tiga tuntutan kepada
Jepang, di antaranya agar menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Indonesia secara
damai, pelucutan senjata Jepang, dan jaminan keamanan para serdadu Jepang
setelah penyerahan kekuasaan. Namun, Jepang menolak permintaan ini. Sementara
itu, rakyat yang tak sabar menunggu mulai memanas. Tiga orang pemuda berteriak
dari luar mendesak agar perundingan segera diselesaikan. Tak berselang lama,
pemuda ini nekat menurunkan bendera Jepang yang ada di Kenpetai dan mengganti
dengan bendera merah putih. Mereka pun seketika itu diberondong peluru senapan
Jepang. Ribuan massa yang mengepung Kenpetai serentak menyerang pasukan Jepang.
Perang tak terhindarkan. Sebanyak 37 orang gugur dalam pertempuran ini,
sementara 12 mengalami cacat. Untuk memperingatinya, didirikan Monumen 3
Oktober 1945 di Lapangan Kebon Rojo. Dan gedung kempetai diubah menjadi Masjid
Syuhada. Di depan masjid terdapat patung berbentuk 4 bambu dengan 5 buah ruas.
Namun kini telah diubah menjadi 3 batang bambu dengan 10 bilah ruas. Yang melambagkan
peristiwa 3 Oktober. Sekarang, pada tanggal 3 oktober tiap tahunnya, di depan
Monumen peristiwa bersejarah itu, diadakan upacara dan aksi teaterikal yang
dilakukan oleh pelajar-pelajar di Kota
Pekalongan.
MEDURI ASRI
Meduri Asri, dengan luas wilayah 2,7 hektar menawarkan paket aneka
wisata dan edukasi. Dengan mengusung 2 divisi, yaitu divisi rekreasi dan divisi
resto. Meduri Asri menawarkan berbagai pilihan wisata keluarga yang menyenangkan
dengan harga tiket masuk hanya Rp2.500 untuk hari biasa, sedangkan pada akhir
pekan naik menjadi Rp5.000. Beberapa fasilitas yang ada antara lain
wahana wisata keluarga outdoor seperti flying fox, outbond, ATV, mini boat,
prau pontan, kolam renang, kolam pemancingan hingga terapi ikan. Selain
itu, juga menyediakan area edukasi anak guna pengenalan jenis-jenis sayuran
seperti cabe, tomat, kemangi, kangkung, sawi, timun suri, bahkan padi. Tidak
hanya itu saja, meduri asri juga menjadikan areanya sebagai tempat budidaya
ikan dengan menyediakan kolam pembesaran ikan. Serta wahana terbaru bagi
anak-anak yang akan dibuka beberapa waktu mendatang yakni Raja Naga.
DESA WISATA LOLONG
Festival Durian Lolong |
Arung Jeram Desa Wisata Lolong |
Arung Jeram Desa Wisata Lolong |
Pekalongan selama ini dikenal
sebagai salah satu kota penghasil batik di Indonesia. Bahkan
julukan sebagai Kota Batik pun telah disematkan kepada kota yang berada di
jalur pantura Jawa Tengah ini. Tapi ternyata potensi yang ada di Pekalongan
tidak hanya batiknya saja, Pekalongan juga punya potensi wisata alam yang
sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah wisata alam di Desa
Wisata Lolong. Lolong merupakan sebuah desa yang masuk dalam wilayah
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Desa Lolong berbatasan langsung
dengan perkebunan yang dikelola oleh PT. Perhutani yang menjadikan udara di
desa ini terasa sejuk dan segar. Pemandangan sepanjang jalan menuju Desa Wisata
Lolong pun terasa indah melewati jalanan yang berkelok diantara perkebunan
pohon durian milik warga sekitar. Durian merupakan salah satu hal yang
menjadi andalan dari Desa Wisata Lolong ini. Jika kita berkunjung ke Desa
Wisata Lolong pada musim panen durian yaitu sekitar bulan Desember sampai
Maret, maka kita bisa ikut mencicipi buah durian yang langsung dipanen dari
pohonnya. Bahkan sekali dalam setahun diadakan acara Festival Durian. Dalam
festival tersebut kita bisa memakan buah durian sepuasnya dengan harga yang
sangat murah. Selain itu, biasanya juga diadakan acara selamatan petik durian
dan kontes durian unggul. Selain buah durian, hal lain yang menarik
untuk dilakukan di Desa Wisata Lolong adalah rafting atau
arum jeram menyusuri Sungai Singkarang yang membelah desa ini. Sungai yang
melintasi 3 wilayah kecamatan di Kabupaten Pekalongan ini mempunyai aliran air
yang cukup deras dan lebarnya sekitar 60 meter. Wahana arum jeram yang ada di
Desa Wisata Lolong ini dikelola oleh para pemuda dari desa setempat yang
tergabung dalam wadah Lolong Adventure.
No comments:
Post a Comment