Monday, November 30, 2015

Jepang kian sukai batik Indonesia



Batik Indonesia semakin diminati warga Jepang dari berbagai kalangan karena salah satunya sesuai dan mudah dipadupadankan dengan pakaian khas Jepang kimono dan yukata.
Kepala Seksi Festival, Seni dan Budaya Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Dody Prianto mengatakan beberapa masyarakat Jepang yang mengikuti workshop "Experience The Wonderful of Indonesia Through Batik Workshop" di ASEAN-Japan Centre, Tokyo, mengaku menyukai batik Indonesia.
"Mereka menyukai batik dan banyak yang ingin belajar membatik, antusiasme mereka untuk belajar batik sangat tinggi," kata Dody dalam siaran pers.
Dody ingin menjadikan batik sebagai salah satu instrumen promosi kekayaan budaya Indonesia di Jepang.
"Dengan begitu masyarakat Jepang akan banyak yang tertarik hingga berkunjung ke Indonesia untuk berwisata," .
Salah satu peserta workshop, Mizuki Murayama, mahasiswi Universitas Takushoku, mengaku terpesona pada batik.
"Batik seperti kimono di Jepang. Saya suka kimono, tapi saya juga suka batik," kata gadis yang sudah beberapa kali ke Indonesia dan sedang belajar Bahasa Indonesia itu.
Murayama mengaku memiliki tujuh sarung batik yang seluruhnya dibeli di Yogyakarta. Dia berharap batik dan kimono sama-sama diterima masyarakat internasional.
Sementara, Nabuko Sasaki, pensiunan dosen Bahasa Indonesia di beberapa universitas di Jepang mengaku selalu menggunakan batik saat mengajar di kelas.
"Itu sekaligus untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada murid-murid. Saya punya beberapa busana batik yang dibeli di Tanah Abang Jakarta, Malioboro Yogyakarta dan Batik Keris Semarang,".
Sasaki sangat senang mengikuti workshop batik, apalagi dia berkesempatan mencoba membuat batik sendiri.
"Ternyata sangat sulit. Pengrajin batik harus sabar dan perlu waktu lama untuk menciptakan sebuah karya,"


Griya Batik Mas

Wednesday, November 25, 2015

Mengintip Pembuatan Batik Belitung













Belitung punya batik dengan beragam motif khas, dari daun simpor hingga ikan cempedik. Turis yang ingin melihat cara pembuatannya pun bisa datang ke salah satu sanggar batik di Belitung Timur. Salah satu tempat produksi batik Belitung adalah Sangga Batik de Simpor. Lokasinya di Jl KA Bujang No 22, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Beberapa perempuan yang tergabung dalam PKK membuat batik bersama-sama di sanggar ini. Yang dibuat ada motif simpor, ikan cempedik, gelas kopi dan lain sebagainya. Wisatawan yang datang kemari pun bisa melihat proses pembuatan batik. Kain dibentangkan di atas meja dengan dilapisi bahan empuk. Kemudian ada perempuan yang memegang stempel besar dari tembaga, dicelupkan ke lilin cair dan dicap ke kain mori. Selain batik cap, ada pula batik tulis yang diproduksi Dalam satu hari, produksi batik bisa mencapai 25 potong. Tentunya dengan aneka warna dan motif. Harga kain batik produksi Belitung Timur ini dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta. Selain melihat proses pembuatan dan membeli kain untuk oleh-oleh, wisatawan juga bisa belanja suvenir lain serta makanan dan minuman.


Griya Batik Mas


Sunday, November 15, 2015

Leica hadirkan koleksi eksklusif kamera batik parang

Griya Batik Mas

Leica Store Indonesia, distributor resmi Leica Camera, menghadirkan koleksi terbatas kamera bermotif batik parang sebanyak 45 unit khusus untuk Indonesia. 
"45 diambil dari tahun kemerdekaan Indonesia. Sejarah Leica di Indonesia panjang, seperti foto proklamasi Bung Karno yang diambil memakai Leica," kata Director Leica Store Jakarta Bernard Suwanto di Jakarta, Rabu.
Setiap kamera memiliki ukiran angka yang merupakan urutan dari seri eksklusif batik parang ini.
Hadirnya kamera bermotif Indonesia ini sekaligus merayakan satu tahun berdirinya Leica Store Indonesia, ujar Bernard.
Motif batik parang melambangkan gelombang laut yang tak pernah berhenti, seperti halnya mereka terus memperbaiki diri demi meningkatkan kepuasan pelanggan. 
Motif ini dihadirkan di badan kamera Leica D-Lux (Typ 109), kamera compact Leica yang disebut Bernard paling diminati. 
Kamera Leica D-Lux (Typ 109) Indonesia Special Edition LE45 dijual seharga Rp22 juta, sementara model serupa tanpa motif batik dijual senilai Rp18 juta.
Leica D-Lux (Typ 109) menawarkan berbagai fitur unggulan.
Lensa kamera ini adalah salah satu lensa tercepat dari seluruh seri kamera compact Leica. 
Range sensivitas hingga ISO 25600 berkat piksel yang besar. Kamera ini didukung lensa zoom 24-75 mm dalam format 35 mm yang bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan, potret, lanskap, arsitektur untuk makro maupun reportase.
Bentuk kamera ini mengusung gaya klasik Leica yang sederhana. Pengguna dapat mengganti modus otomatis dan manual secara mudah. Hasil foto dapat dilihat lewat monitor LCD berukuran tiga inci.
Komposisi ideal dan framing dari subjek dan adegan mudah ditemukan pada integrated electronic viewfinder dalam kamera beresolusi 2,8 megapiksel ini.
Tersedia pula modul Wi-Fi terpadu lengkap dengan remote control sehingga dapat dioperasikan melalui ponsel pintar atau tablet. 
Aplikasi Leica C Image Shuttle untuk fungsi ini dapat diunduh pada iOS dan Android. Modul NFC (near field communication) terintegrasi juga dapat menciptakan koneksi Wi-Fi dengan ponsel pintar yang mendukung fitur tersebut.
Untuk rekaman video, kamera bergaransi tiga tahun ini dapat menyimpan video 4K, format rekaman digital high-definition dengan empat kali resolusi full HD. Momen tertentu dari video juga dapat dipilih dan disimpan sebagai foto.
 

Be Someone Who Seeks Comfort And Style