Monday, April 25, 2016

Batik tulis kurang diminati generasi muda



Sejumlah perajin batik tulis di Desa Majan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan sulitnya mencari tenaga pembantu pembatik tangan sebagai dampak modernisasi alat serta rendahnya minat generasi muda terhadap aktivitas batik tulis.
"Masalah utama dalam pengembangan batik tangan adalah tenaga kerja. Sekarang sulit mencari orang yang bisa membatik secara tradisional," kata Surtiyah, perajin batik tuis di Desa Majan, Tulungagung.
Menurut Surtiyah yang telah puluhan tahun menggeluti dunia batik, minimnya tenaga pembatik dipengaruhi dua sebab utama.
Pertama, kata dia, yakni upah atau ekonomi yang dihasilkan dari bekerja sebagai buruh terlalu kecil.

"Kedua ya karena tidak adanya generasi penerus yang mau dan suka belajar membatik dengan tangan,".

Di tempat usaha rumahan miliknya, Surtiyah mengaku harga batik tulis cukup bagus.
Satu kain batik hasil batik tulis dengan motif Gadjah Mada , kata dia, bisa dijual dengan harga antara Rp500 ribu hingga Rp750 ribu.


"Dalam situasi normal, capaian produksi dalam sebulan bisa sekitar 10 lembar hingga siap jual,".

Kasi Industri Logam dan UMKM Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung Hasan Bisri mengakui pembinaan batik tulis untuk remaja dan pelajar masih minim, bahkan nyaris tidak ada.

"Dulu sekitar lima-tujuh tahun lalu kami pernah gelar festival membantik dan pesertanya pelajar dari berbagai sekolah. Tapi setelah itu tidak ada lagi,".

Kendati kurang, Hasan mengatakan pembinaan perajin batik tulis aktif mereka lakukan.

"Tahun lalu kami sudah melakukan pembinaan agar kerajinan batik tulis tidak semakin ditinggalkan,"

Tuesday, April 12, 2016

Rumah Pohon, Tujuan Wisata Baru untuk Melepaskan Penat dan Berselfie ria



Pemandangan alam hutan pegunungan pinus, teh, dan kehijauan pohon rindang dapat dinikmati di wisata rumah pohon destinasi baru para pecinta selfie. Semakin merdu dengan suara aliran sungai yang Hamparan jajaran hutan pohon pinus dengan konstur alami ala pegunungan yang hijau dan asri, serta suara gemuruh percikan air yang menghantam bebatuan menjadi pesona yang dapat dinikmati di rumah pohon Bandar. Berada di Desa Tombo Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, nama rumah pohon Bandar kini sedang mencuat menjadi trending topik. Lokasi tersebut dapat dipergunakan untuk melepas penat setelah bekerja, dan juga menjadi destinasi baru yang dapat digunakan sebagai lokasi foto selfie teranyar di Kabupaten Batang. Keunikan ruman pohon tersebut ternyata tidak hanya menarik minat para pelancong yang tidak hanya datang dari Kabupaten Batang, namun juga dari kota sebelah, seperti Pekalongan, Kendal yang turut penasaran untuk menjajaki pesonanya. Berpondasikan pada pohon besar, rumah pohon tersebut memang menyuguhkan sensasi yang tak biasa. Pemandangan luas ala pegunungan, dengan Hawa sejuk dan rindang menjadikan tempat tersebut semakin diminati para penikmatnya. Untuk mengaksesnyapun cukup mudah, berjarak tempuh sekitar 20 km dari kota Batang menuju Kecamatan Bandar, hanya beberapa meter setelah menjumpai pasar Bandar kemudian belok kanan menuju Binagarut. Dipertigaan tepat sebelum bina garut, perjalanan dilanjutkan dengan mengambil arah kiri menuju desa Tombo Bandar. Perjalanan cukup lancar, tekstur jalana aspal halus dengan keteduhan pohon disekilingnya menjadi panorama yang disuguhkan. Dan kini tiap harinya rata-rata antrian pengunjung tak terelakkan. Cukup murah memang, hanya merogoh biaya Rp2.000 untuk jasa parkir dan Rp3.000 per orang untuk biaya masuknya. Setelah itu, pengunjug ksa cuc mata menyaksikan keindahan alam pegunungan desa Tombo di atas rumah pohon kayu. Hanya saja, pengunjung harus rwa antri dan bergantian untuk berbagi dengan peancong lainnya. Apalagi di hari libur, 50 sampai ratusan tiket dapat terjual setiap harinya. Tidak hanya rumah pohon saja yang dapat dinikmati di desa tersebut. Tak jauh dari sana terdapat perkebuna teh warga yang tak kalah asrinya dengan puncak bukit cemara sebagai pelengkapnya. Hawa rindang, sejuk dan asri menyapa pelancong yang datang.menggucur deras menambah keindahan instrumental alam. Hamparan jajaran hutan pohon pinus dengan konstur alami ala pegunungan yang hijau dan asri, serta suara gemuruh percikan air yang menghantam bebatuan menjadi pesona yang dapat dinikmati di rumah pohon Bandar.Berada di Desa Tombo Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, nama rumah pohon Bandar kini sedang mencuat menjadi trending topik. Lokasi tersebut dapat dipergunakan untuk melepas penat setelah bekerja, dan juga menjadi destinasi baru yang dapat digunakan sebagai lokasi foto selfie teranyar di Kabupaten Batang.
Keunikan ruman pohon tersebut ternyata tidak hanya menarik minat para pelancong yang tidak hanya datang dari Kabupaten Batang, namun juga dari kota sebelah, seperti Pekalongan, Kendal yang turut penasaran untuk menjajaki pesonanya. Berpondasikan pada pohon besar, rumah pohon tersebut memang menyuguhkan sensasi yang tak biasa.
Pemandangan luas ala pegunungan, dengan Hawa sejuk dan rindang menjadikan tempat tersebut semakin diminati para penikmatnya. Untuk mengaksesnyapun cukup mudah, berjarak tempuh sekitar 20 km dari kota Batang menuju Kecamatan Bandar, hanya beberapa meter setelah menjumpai pasar Bandar kemudian belok kanan menuju Binagarut. Dipertigaan tepat sebelum bina garut, perjalanan dilanjutkan dengan mengambil arah kiri menuju desa Tombo Bandar. Perjalanan cukup lancar, tekstur jalana aspal halus dengan keteduhan pohon disekilingnya menjadi panorama yang disuguhkan.Tak lama kemudian latar pemukiman warga menjadi pemandangan berikutnha dalam perjalanan. Tepat diperbatasan jalan aspal dan juga jalan batu, petunjuk arah menuju rumah pohon sudah bisa terlihat di sana. Para pelancongpun dapat memarkirkan kendaraannya di ujung tanah lapanh sebelum berjalan menuju destinasi tersebut. Rumah kayu yang melekat di pohon sudah bisa terlihat setelah memasuki loket dengan penjagaan sederhana oleh para pemuda setempat. Tangan-tangan kreati merekalah yang menjadi perancang sekaligus arsitektur bangunan wisata tersbut. Cukup sederhana, bangunan yang berbahan sebagian besar kayu hutan tersebut disulap menjadindetinasi wisata pemuda setempat. Dan kini tiap harinya rata-rata antrian pengunjung tak terelakkan. Cukup murah memang, hanya merogoh biaya Rp2.000 untuk jasa parkir dan Rp3.000 per orang untuk biaya masuknya. Setelah itu, pengunjug ksa cuc mata menyaksikan keindahan alam pegunungan desa Tombo di atas rumah pohon kayu. Hanya saja, pengunjung harus rwa antri dan bergantian untuk berbagi dengan peancong lainnya. Apalagi di hari libur, 50 sampai ratusan tiket dapat terjual setiap harinya. Tidak hanya rumah pohon saja yang dapat dinikmati di desa tersebut. Tak jauh dari sana terdapat perkebuna teh warga yang tak kalah asrinya dengan puncak bukit cemara sebagai pelengkapnya. Hawa rindang, sejuk dan asri menyapa pelancong yang datang.
Tak lama kemudian latar pemukiman warga menjadi pemandangan berikutnha dalam perjalanan. Tepat diperbatasan jalan aspal dan juga jalan batu, petunjuk arah menuju rumah pohon sudah bisa terlihat di sana. Para pelancongpun dapat memarkirkan kendaraannya di ujung tanah lapanh sebelum berjalan menuju destinasi tersebut. Rumah kayu yang melekat di pohon sudah bisa terlihat setelah memasuki loket dengan penjagaan sederhana oleh para pemuda setempat. Tangan-tangan kreatid merekalah yang menjadi perancang sekaligus arsitektur bangunan wisata tersbut. Cukup sederhana, bangunan yang berbahan sebagian besar kayu hutan tersebut disulap menjadindetinasi wisata pemuda setempat.

Be Someone Who Seeks Comfort And Style