Tuesday, January 31, 2017

Kota Santri Layak Jadi The Legend of Batik






Pagelaran Tutur Batik yang diprakarsai Pemkab Pekalongan, Dekranasda, bersama Yayasan Tutur Batik menmateri kesan mendalam bagi penikmat seni dan pencinta batik di Kota Santri. Pentas seni yang diperankan para seniman Jakarta dan Kabupaten Pekalongan itu tak hanya memantik kagum pengunjung. Namun di balik pementasan itu muncul sebuah penilaian, Kabupaten Pekalongan layak menjadi The Legend of Batik. Dari pergelaran batik yang dinarasikan melalui karya seni teatrikal dan sendratari mengusung cerita tentang batik di Kota Santri. Bahkan, sejarah batik di Kabupaten Pekalongan juga tergambar dalam pementasan tersebut. Tak heran kemudian, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menilai Kota Santri layak menjadi The Legend of Batik.

Acara malam tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengangkat harkat dan nilai batik di Kabupaten Pekalongan. Bupati juga menyatakan akan mengkolaborasikan batik dengan kekayaan hutan Petungkriyono, sehingga pihaknya nanti akan mengeksplorasi warna alam untuk menghasilkan batik warna alam sebagai kebutuhan dunia. Acara pementasan tersebut sangat strategis dalam mengusung cerita-cerita potensi daerah dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas, karena acara dikemas dengan musikal teatrikal serta karya seni tari. Dengan begitu selain dapat menghibur, juga memiliki cerita-cerita menarik mengenai sejarah daerah dalam hal ini Kota Santri. 
Sementara itu Pembina Komunitas Tutur Batik, Prof Dr Bambang Sutejo didampingi Abdul Karim SuĂ­udi dari Komunitas Tutur Batik menambahkan, pagelaran perdana tersebut bukan pementasan terakhir dari Tutur Batik untuk Kabupaten Pekalongan. Namun, masih perlu dilanjutkan dalam rangka menggiatkan tutur batik. Sebab, batik dari Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya memiliki nilai. Pagelaran Perdana Tutur Batik dengan konseptor Rizaldi Siagian didukung Deddy Luthan Dance Company Jakarta pimpinan Elly D Luthan, Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Pekalongan serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Pekalongan. Diharapkan pagelaran tersebut dapat menginspirasi para seniman di Kota Santri untuk berkarya yang mempunyai nilai seni tinggi.








FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Monday, January 30, 2017

Mahasiswa IKJ Pelajari Batik Alam Borobudur




Sebanyak 232 mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ekskursi ke sejumlah seniman dan perajin batik warna alam di sekitar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membuka wawasan dan memperdalam pengetahuan seni mahasiswa IKJ. Ketua Ekskursi 2017 Nicholas Wila Adi M.Sn mengatakan perjalanan ekskursi selama satu minggu diawali dengan mempelajari Radio Magno di Desa Kandangan, Temanggung, kemudian Studio Kalahan Heri Dono dan Ikhwan Noor di Yogyakarta. Para peserta juga sempat berburu foto di Malioboro dan mengunjungi sejumlah galeri. Rombongan mahasiwa IKJ selanjutnya menuju Museum OHD Magelang dan Galery Apel Deddy PAW di Borobudur. Acara dilanjutkan dengan workshop batik, gerabah dan kulit di Pondok Tingal.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa IKJ belajar cara membuat pewarna batik berbahan pohon tarum atau indigofera dari perajin Fuad Mansyur dan cara membatik dengan warna alam dari pembatik Tarum Tingal Laras Kukuh Tirta SL. Selain mengembangkan batik Tarum Borobudur, Kukuh juga membina perajin batik di Desa Ngargoretno, Salaman. Hal ini secara tidak langsung berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri antara polisi dan masyarakat. Batik Tarum Borobudur ini sendiri tidak hanya digemari masyarakat Indonesia namun juga luar negeri. Banyak turis mancanegara yang mampir ke Tingal Laras untuk membeli batik warna alam.




FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Saturday, January 28, 2017

MUSEUM BATIK RENCANA BANGUN RUANG PAMER BERTINGKAT




Museum batik kota Pekalongan berupaya untuk mengembangkan infrastruktur guna mendukung perwujudan museum yang lebih luas dan lengkap. Salah satu rencana yang akan dijalankan adalah membangun ruang pamer bertingkat. Direktur Museum Batik, Bambang Saptono mengatakan kapasitas bangunan dan ruangan yang ada saat ini dirasa belum mencukupi untuk mengakomodir seluruh koleksi. Pihaknya merencanakan pembangunan gedung bertingkat di bagian belakang untuk memperbanyak ruang agar koleksi yang ada sebagian besar dapat ditunjukan kepada masyarakat. Museum Batik memiliki sekitar 1.200 koleksi batik, namun karna jumlah ruang pamer yang terbatas koleksi ini hanya dikeluarkan secara bergiliran. Bambang mengatakan tiga ruang pamer yang ada hanya bisa menampung sebanyak 150 koleksi. Untuk itu dibutuhkan ruang pamer baru, sehingga semakin banyak koleksi yang dipamerkan.




FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

UNESCO DAMPINGI 2 KELOMPOK PEREMPUAN PENGRAJIN BATIK







Dua kelompok perempuan pengarajin batik di Dusun Ngaran Desa Borobudur dan Dusun Barepan Desa Wanurejo menerima pendampingan dari UNESCO Jakarta selama beberapa tahun terakhir. Upaya tersebut sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat disekitar Candi  Borobudur melalui pengembangan usaha bagi komunitas lokal yang bergerak di bidang industri kreatif.
Kepala unit Kebudayaan UNESCO Jakarta, Mr. Bernards Alens Zako mengatakan, pihaknya juga melatih anggota kelompok tersebut untuk membuat batik tulis bermotifkan relief Candi Borobudur, Mendut dan Pawon. Sejak diberikan pembinaan dan pelatihan, kelompok perajin batik tersebut saat telah bisa memasarkan hasilnya baik secara konvensional maupun online.
Dia menyebutkan, dua batik yang sudah dihasilkan oleh kedua kelompok tersebut yakni Batik Borobudur dan Batik Wanurejo. Sementara itu ketua Batik Borobudur Deny Rahayu Ningsih menyampaikan, kelompoknya kini telah memiliki showroom dan bisa menghasilkan batik.
Kepala Desa Borobudur, Suherman mengaku bangga atas bimbingan yang diberikan, mengingat dulunya dari tidak ada apa-apa sekarang telah memiliki showroom



FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Monday, January 23, 2017

Ivan Gunawan Ciptakan Busana Imlek Motif Batik Ayam


Sebagai desainer Ivan Gunawan alias Igun memiliki cara untuk memeriahkan tahun Baru China atau Imlek pada 28 Januari 2017 mendatang. Dengan kreativitasnya, dia menciptakan busana dengan sentuhan spesial untuk wanita yang merayakan Imlek. Bekerja sama dengan Emporium Pluit Mall untuk kali kedua, dalam koleksi teranyarnya dengan tema Harmony, dia mengangkat keindahan batik Cirebon. Dan koleksi tersebut menampilkan motif ayam, yang melambangkan shio tahun ini menurut kalender China.
Pria berusia 35 tahun ini menampilkan warna-warna yang akan menjadi tren 2017, seperti kuning. Selain kuning, dia juga mengaplikasikan warna merah muda, hijau, merah, biru dan peach. Aplikasi cheongsam pun melekat pada koleksi ini, di mana sang perancang menghadirkan gaun yang bisa digunakan untuk segala kesempatan. Igun mengaku membutuhkan waktu selama dua bulan untuk menyelesaikan 10 koleksi.

FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Friday, January 20, 2017

BPCB dan UNESCO Kembangkan Motif Batik Candi




Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bekerja sama dengan UNESCO terus berupaya melestarikan benda cagar budaya yang mereka miliki. Mereka berusaha mereinkarnasi candi-candi yang mereka kelola dan jaga dalam bentuk berbeda. Tidak sekadar menjaga agar tidak menjadi sasaran tangan jahil tetapi juga menuangkan dalam hal yang berbeda.

Kasubag Tata Usaha BPCB Daerah Istimewa Yogyakarta, Arie Setyastuti mengungkapkan, saat ini pihaknya memang tengah melakukan pemberdayaan terhadap warga yang tinggal di seputaran candi. Masing-masing Candi Ijo, Candi Boko, Candi Sojiwan dan juga Candi Prambanan. Dengan menggandeng beberapa lembaga termasuk diantaranya UNESCO, mereka berusaha menuangkan relief candi ke dalam media yang berbeda.

Tiga desa masing-masing Sambirejo, Bokoharjo dan Tirtomartani coba mereka berdayakan melalui batik  jumputan. Motif yang banyak mereka terapkan adalah relief candi yang berada di desa masing-masing. Relief mahkota, tokoh legenda ataupun relief yang lain coba mereka aplikasikan ke dalam motif batik. Menurutnya, reinkarnasi relief ke dalam batik memang bagian dari upaya mereka melaksanakan pelestarian candi. Karena pelestarian tak sekadar menjaga, tetapi juga mendistribusikan atau mensosialisasikan relief yang mengandung cerita candi ke masyarakat yang lebih luas. Dengan semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan memahami relief candi, maka sejarah akan terjaga.

Head of Culture UNESCO Jakarta, Bernards Zako menandaskan UNESCO memang berkomitmen untuk melakukan pelestarian benda cagar budaya dan juga batik yang sudah mereka akui sebagai warisan budaya. Salah satunya adalah melalui pemberdayaan masyarakat sekitar candi. Selain untuk mempertahankan benda cagar budaya juga untuk memberi manfaat lebih bagi masyarakat di seputaran candi.

Melalui beberapa pelatihan dan juga pendampingan, mereka akhirnya mampu melakukan pemberdayaan produksi batik motif relief candi. Sejak setahun terakhir, nilai ekonomi dari produksi batik jumputan yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga seputaran candi Ijo, Sojiwan dan Borobudur mulai dirasakan. Ia menyebutkan, dalam setahun terakhir omzet rata-rata para ibu rumah tangga sudah mencapai Rp20 juta. Sebuah manfaat yang sudah dirasakan ibu rumah tangga setelah mereka ikutkan dalam pameran ataupun eksebisi lainnya. Ke depan, ia berharap akan semakin banyak masyarakat seputaran candi yang terlibat dalam produksi batik jumputan ini. 


Ketua kelompok Batik Jumputan Candi Ijo, Muryani mengakui sejak mereka menggeluti kerajinan batik ini, perekonomian keluarga mereka menjadi terangkat. Bahkan penghasilan ibu-ibu rumah tangga tersebut sudah mampu menjadi penopang ekonomi keluarga. Ibu rumah tangga yang berasal dari golongan ekonomi lemah kini sudah mulai menggeliat dan mampu lebih mandiri.




FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Saturday, January 14, 2017

Gaun Cheongsam Batik Jadi Pilihan Busana Imlek 2017


Mendekati perayaan Tahun Baru China atau biasa dikenal Imlek pada tanggal 28 Januari ini, tentu akan membutuhkan banyak persiapan bagi yang merayakan. Salah satu yang dipersiapkan adalah busana.
Menurut desainer Indonesia Fashion Chamber (IFC) asal Semarang Fenny Chen, tren busana Imlek pada tahun ini akan lebih istimewa. Dia menciptakan busana dengan garis rancangan lebih pada variasi digital, asimetris dan simetris."Tren busana Imlek pada tahun ini tidak seperti biasanya. Akan banyak cuttingan yang lurus, variasi digital, asimetris dan simetris,"
Dia menuturkan, busana wanitanya akan tetap pada pilihan gaun cheongsam. Hanya saja cheongsam atau pakaian khas Tionghoa akan lebih bervariasi, dengan kombinasi batik. Batik tersebut juga akan berinovasi dengan motif naga. Selain itu, gaunnya menggunakan bahan seperti sifon, sutra dan organdi.
"Batik dikombinasikan dengan baju cheongsam sangat keren dan cocok sekali. Sekarang ini kan juga sudah batik motif naga itu bisa menjadi satu perpaduan yang apik dan bakal diminati," katanya.
Untuk warna, merah akan selalu mendominasi pada perayaan Imlek. Namun tidak menutup kemungkinan warna sekunder lainnya, seperti kuning emas akan tampil pada tren tahun ini.




FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Trik Kreasikan Kain Batik Jadi Sarung Trendi



Siapa orang Indonesia yang tak bangga memakai batik? Kain batik bisa dijadikan berbagai model dan jenis busana. Tak hanya dikenakan saat santai atau di acara kasual, batik juga sangat cocok dipakai di acara-acara resmi.
Nah, jika Anda hobi mengoleksi kain batik dalam berbagai warna dan motif, Anda bisa bergantian mengenakan kain tersebut menjadi sarung. Tenang saja, untuk dijadikan sarung cantik, kain batik kesayangan Anda tak perlu dipotong dan dijahit, melainkan cukup dikreasikan dengan teknik lilit.
Desainer Indonesia Fashion Chamber (IFC) asal Yogyakarta Hendri Budiman mengatakan, untuk mengkreasikan kain batik menjadi sarung keren yang bisa Anda kenakan di berbagai kesempatan, yang Anda butuhkan hanyalah kain batik yang memiliki panjang sekitar 2,5 hingga 3 meter.
Caranya sangat mudah, yakni dengan  mengikat kedua ujung kain di belakang pinggang dan biarkan ujungnya tergerai di depan. “Lalu ambil ujung kain yang tergerai itu dan masukkan ke sela-sela kaki ke arah belakang. Tarik kain, lalu ikat kedua ujungnya,” ujar Hendri 
Dia menuturkan, sarung kini mulai menjadi daya tarik para desainer dan pengamat fesyen. Sarung juga tak hanya dikenakan untuk bersantai di rumah, melainkan telah menjadi busana yang bisa dipakai di berbagai kesempatan. Hal tersebut karena sarung sangat mudah dan praktis untuk dipakai dan bisa dipadukan dengan atasan model apapun.
Kain batik juga tak hanya dapat dikreasikan menjadi sarung, namun juga dijadikan dress,celana kulot, dan rompi. "Tidak hanya menjadi sarung, batik dengan ukuran 2,5 meter atau lebih juga bisa dijadikan beragam item fesyen tanpa perlu dijahit.”





FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Monday, January 9, 2017

Kombinasi Batik Tua






Batik selalu menjadi kain primadona Nusantara yang kerap dipakai dalam berbagai acara, baik formal maupun nonformal. Batik yang memiliki nilai seni tinggi ini belakang didesain lebih modern agar kekinian. Desainer busana etnik Ofie Laim berusaha mengombinasikan batik tua yang didapat dari para kolektor dengan sentuhan modern lewat Secret Garden session 2, di mana rancangannya menonjolkan corak asli kain batik yang lekat dengan nuansa Belanda, di mana warna pastel yang lembut ditonjolkan dan maxi dress Batik Encim Pekalongan. Kombinasi Batik Encim Pekalongan dan Belanda membuat dress batik ini terlihat anggun dan elegan. Pada bagian depan busana, batik encim Belanda terlihat khas. Desainnya menadukan kain linen polosan dan corak bebungaan. Tak hanya batik encim, desain busana batik yang tak kalah tuanya pun bisa dilihat dari rancangan Ofie berupa Batik Kumpeni Mix Kawung. Memakai bahan dasar batik bermotif "kumpeni" (pasukan Belanda) yang usianya berkisar 80-90 tahunan, Ofie menampilkan midi dress yang manis dan begitu feminim. Paduan warna krem serta maroon dan biru tua yang menjadi warna motifnya, Dia memadukan batik corak Belanda-an tersebut dengan batik Garutan lawas yang bermotif kawung. 

Pada bagian atas dress, dia tetap menampilkan detik prada serta renda-rendaan di beberapa bagian busananya, mulai pada bagian pinggang, leher, serta lengannya yang pendek. Mini dress yang casual ini pun didominasi batik bermotif lawasan seperti, bebungaan, ikan, pasukan kumpeni, serta kapal laut. Meski memakai batik-batik yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun, namun desain yang ditampilkan jauh dari kata kuno, bahkan lebih mengesankan kekinian yang tetap memperlihatkan batik yang bernilai seni tinggi. Sementara, pada rancangan Secret Garden, Ofie menghadirkan kain batik dengan motif yang sudah langka yakni Batik Puger Pitik bermotif pagar kandang ayam. Usia batiknya berkisar 60 tahunan. Dia mendesain dengan model sack dress, batik motif langka ini dipadukan dengan batik khas Indramayu yang didominasi warna keunguan. 





FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Tuesday, January 3, 2017

Libur Panjang, Omzet Pedagang Pasar Grosir Setono Meroket







Pedagang batik di Pasar Grosir Setono Kota Pekalongan kebanjiran rejeki saat libur panjang tahun baru 2017, ketika omzet para pedagang naik tajam. Diungkapkan kebanyakan pembeli selama liburan kali ini datang dari luar Kota Pekalongan. Mereka merupakan warga luar daerah yang melintas di Kota Pekalongan. "Ada yang dari Jakarta, Bogor dan Jawa Barat lainnya, ada juga yang dari Surabaya, Kediri dan bahkan ada yang dari Medan,". Berkah liburan panjang ternyata juga didapatkan penjual souvenir di kawasan Pasar Grosir Setono. Salah seorang penjaga toko setempat bernama Atika, 23, mengatakan, omzet selama liburan panjang di toko yang dijaganya mencapai sekitar 200%. "Liburan kali ini bisa mencapai Rp1.275.000 sehari. Kalau hari-hari biasa rata-rata hanya sekitar Rp400 ribu perhari,".

Dijelaskan, souvenir yang paling diburu oleh para pengunjung pasar setempat yakni gantungan kunci model selop batik dan blangkon. Dia membandrol gantungan kunci model selop batik itu Rp 5.000. Selain itu, tas kepang batik dan tas laptop juga menjadi buruan para pengunjung pasar. Ada juga pembeli yang mencari souvenir lain seperti dompet batik. "Tas kepang batik harganya Rp 15 ribu, tas laptop Rp 25 ribu. Sedangkan dompet batik harganya Rp 5.000,". Sementara itu salah seorang pembeli asal Jakarta bernama Doni, 44, mengaku datang bersama keluarganya. Sebelumnya, dia bersama keluarga berlibur di Dieng. "Kami pulang dari Dieng, kemudian kami sempatkan mampir ke sini untuk belanja batik. Mumpung lewat, buat oleh-oleh,"





FB : Griya Batik Mas
Intagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas

Be Someone Who Seeks Comfort And Style