Tempat Wisata Belanja dan Edukasi Pelatihan Membatik (Showroom Batik, Workshop Batik dan Pendopo Pelatihan)
Friday, January 29, 2016
Perajin batik Kulon Progo buat batik abstrak
Perajin batik Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat karya batik abstrak kontemporer untuk menarik pembeli dan mengikuti permintaan pasar. Salah satu perajin batik Gulurejo Gito di Kulon Progo, Rabu, mengatakan batik abstrak kontemporer diharapkan menjadi ikon batik Kulon Progo.
"Kami berusaha memproduksi batik yang berbeda dengan produsen batik lain. Kami menciptakan berbagai motif batik untuk menarik konsumen,".
Ia mengatakan dengan modal pengalaman bekerja dipercetakan bati, dirinya mendirikan rumah pembuatan batik pada 2010. Dengan modal seadanya, ia membeli bahan kain, pewarna dan alat batik lengkap.
Selanjutnya, dirinya membuat berbagi motif batik, salah satunya batik abstrak kontemporer. Batik jenis ini merupakan batik tulis tanpa motif dengan cap atau dicetak. Namun dibuat dengan karya tangan dan kreatifitas tinggi, agar menghasilkan corak dan warna-warni batik yang menarik.
"Permintaan batik abstrak kontemporer sangat tinggi. Motif ini dapat bagus dalam segala situasi,". Namun, ia mengaku dirinya mengalami masalah modal untuk membuat gerai batik. Terkadang, dirinya kesulitan modal saat mendapatkan pesanan yang cukup banyak, namun dirinya tidak putus asa.
Ia menjual batik abstrak kontemporer melalui media online, dan dari dari mulut ke mulut. "Cara ini sangat efektif untuk menjual batik,".
Saat ini, kata Gito, dirinya mendapatkan pesanan batik abstrak kontemporer sebanyak 50 lembar per bulan. Pembeli dari Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Jakarta. Harga per lembar dipatok Rp150 ribu hingga Rp300 ribu.
"Kedepan, batik abstrak kontemporer berkembang pesat dan terkenal di mancanegara," katanya. Salah satu konsumen Ridha mengatakan sangat menyukai batik abstrak kontempore karena bagus dipakai disegala situasi. Selain itu, cocok dipakai anak muda.
"Batik ini sangat cocok dipakai anak muda karena tidak terkesan resmi,".
Wednesday, January 27, 2016
Ketika Para Siswa Berlomba Membuat Batik Jumputan
Batik adalah warisan budaya nasional yang harus dilestarikan. Salah satu batik warisan budaya Nusantara adalah jenis batik jumputan.
Sejak beberapa tahun lalu, batik Jumputan ini menjadi salah satu muatan lokal di SMP/MTS di Kabupaten Semarang. Guna mengukur tingkat kemampuan siswa menciptakan batik Jumputan ini, tim Muyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Tata Busana Kabupaten Semarang menggelar lomba membuat batik Jumputan yang diikuti 52 tim dari SMP/MTs negeri dan swasta se-Kabupaten Semarang, "Muatan lokal batik tulis dan jumputan memang sudah dikenalkan kepada siswa kelas VIII sejak beberapa tahun yang lalu. Tujuannya agar generasi muda ikut "nguri-uri" warisan budaya Nusantara," kata ketua panitia pelaksana, Sri Winarsih, di sela lomba yang digelar di SMPN 1 Bawen.
Penilaian dalam lomba ini, lanjutnya, diberikan berdasarkan motif serta kreasi yang dihasilkan peserta. Apabila diperhatikan sepintas, membuat batik jumputan memang terlihat sederhana. Namun dalam pembuatanya ternyata membutuhkan ketelitian dan konsentrasi tinggi agar motif tidak berubah. Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup. Tidak ditulis dengan malam seperti kain batik pada umumnya.
Kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna untuk menciptakan gradasi warna yang menarik. Ada beberapa teknik dalam pembuatan batik Jumputan ini, di antaranya adalah teknik celup rintang, yakni menggunakan tali untuk menghalangi bagian tertentu pada kain agar tidak menyerap warna sehingga terbentuklah sebuah motif.
Kemudian teknik jahit, untuk menciptakan motif yang lebih beragam pada kain batik. Kain akan diberi gambar pola terlebih dahulu, kemudian pola tersebut dijahit hingga bagian tersebut mengerut. Saat dicelupkan ke dalam pewarna, bagian kain yang dijahit tidak akan terkena warna. Pendamping siswa SMP Negeri 5 Ungaran, Painem menambahkan, selain ,menjadikan batik Jumputan melalui muatan lokal, pihaknya juga akan membuat pewarna batik alam untuk memperkaya warna batik.
Sunday, January 17, 2016
Batik untuk Berbagai Keperluan
Batik sebagai warisan budaya Indonesia sangat dikenal di Pekalongan. Tak sedikit pengrajin batik yang tumbuh di kota santri ini.
Kini, batik tidak hanya digunakan dalam acara formal, melainkan berbagai acara santai yang sudah lebih fleksibel penggunaannya dan disesuaikan jenis serta desain batiknya.
Imel, warga asli Pekalonga mengaku bangga saat memakai pakaian khas tersebut. Baginya tidak hanya untuk acara formal saja, baik untuk jalan-jalan, kerja, atau agenda lainnya, batik bisa digunakan.
“Sudah banyak desain bervariatif dari para pengrajin. Selain itu modelnya bagus-bagus, saya bangga saat mengenakannya,” ungkapnya.
Bagi perempuan yang bekerja di perusahaan swasta tersebut, batik juga menjadi uniform bebas, namun mampu menampakkan kesopanan. “Bisa terlihat anggun dan kalem si pemakai baik cowok maupun cewek, saya bersama teman senang saat memakai seragam batik yang sama, untuk couplepun bisa, terlihat bagus digunakan, bangga saja memakai salah satu warisan dunia,”
Monday, January 4, 2016
Sentra Batik Trusmi Buka Wisata Edukasi
Sentra batik Trusmi yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, segera membuka wisata edukasi lokal seperti membatik, melukis topeng, membuat topeng dan menari topeng semuanya budaya Cirebon.
"Kami akan membuka wisata edukasi lokal yaitu cara membatik, cara membuat topeng dan menari topeng. Semuanya itu adalah ciri khas Cirebon," kata pemilik toko Batik Trusmi, Ibnu Iryanto saat bertemu dengan wartawan di Cirebon.
Wisata edukasi tersebut adalah salah satu cara mengenalkan budaya Cirebon kepada masyarakat luas dan diharapkan bisa memberikan kesan tersendiri ketika mengunjungi Cirebon.
Ia menuturkan untuk wisata edukasi tersebut akan segera dibuka, karena sekarang ini masih dalam pembenahan sarana dan prasarana.
"Masih dalam pembenahan dan kami menginginkan budaya lokal terutama di Trusmi dan umumnya di Cirebon bisa dikenal oleh masyarakat luas,"
Selain membatik, menurut Ibnu, pihaknya juga berencana memberikan hiburan tari topeng dan juga bisa dijadikan sebuah latihan atau wisata edukasi.
Ia berharap dengan adanya wisata edukasi di Trusmi bisa menambah daya tarik lagi bagi pengunjung batik khas Cirebon tersebut.
"Kami berharap besar dengan adanya wisata edukasi, kami bisa mengangkat Cirebon,"
Friday, January 1, 2016
Beberapa Tempat Wisata Keluarga Liburan Tahun Baru di Kabupaten Pekalongan
AIR TERJUN CINDE
Curug Cinde merupakan salah satu objek wisata alam yang terdapat di Kecamatan Lebakbarang tepatnya di Desa Depok. Jarak Desa Depok sendiri kira – kira 24 Km dari Tugu Durian Kecamatan Karanganyar. selama perjalanan menuju objek wisata ini kita akan disuguhi pemandangan alam yang sangat mempesona dan masih asri, mulai dari perjalanan melewati tengah hutan, jalan pegunungan yang berkelok – kelok dengan tanjakan serta turunan dan gemericik suara air sungai. Suasana alam pedesaan khas daerah pegunungan akan nampak dari deretan perkampungan yang dilalui.
Perjalanan menuju curug Cinde dapat ditempuh dengan sepeda motor ataupun bisa menumpang menggunakan kendaraan mobil bak terbuka. Masyarakat setempat biasa menyebut dengan sebutan angkutan mobil “doplak”.
Untuk menuju curug Cinde bila dari Pantura Pekalongan dapat menggunakan jasa bus ataupun angkutan kota - pedesaan dari terminal Pekalongan ke arah terminal angkutan pedesaan/pasar Kecamatan Karanganyar atau melalui rute perjalanan Pertigaan Pantura Wiradesa - Kota Kajen - Tugu Durian Kota Karanganyar. Dari perempatan Tugu Durian depan kantor kecamatan Karanganyar atau dari pasar Karanganyar bisa menggunakan mobil bak terbuka “doplak” menuju Kecamatan Lebakbarang ataupun langsung menuju Desa Depok dengan jarak kira – kira 10 Km dari Kantor Camat Lebakbarang.
Rute perjalanan dari Karanganyar menuju Kecamatan Lebakbarang akan melalui jalan desa Lolong, yaitu sebuh desa yang terkenal sebagai sentra penghasil durian lokal. Awal musim durian yang biasanya jatuh di bulan Desember hingga musim puncaknya pada bulan Januari-Pebruari ini akan menghadirkan suasana "musim durian tiban" ditandai munculnya gubuk-gubuk atau tenda penjual durian unggul varietas lokal disepanjang jalan Karanganyar - Lolong. Kanan kiri jalan akan nampak kebun durian dengan buahnya yang bergelantungan, dan hasil panenan akan langsung dipajang dipinggir-pinggir jalan. Puncak acaranya musim panen durian ini telah dijadikan agenda wisata tahunan dengan digelar festival/kontes durian varietas lokal di Desa Lolong Karanganyar.
Dari Lolong ke Desa Depok Lebakbarang akan melalui jalan beraspal dengan membelah hutan pinus. Kendaraan akan berhenti sampai di desa Depok, dan rute selanjutnya ke Curug Cinde hanya dapat ditempuh dengan perjalanan kaki kurang lebih 2,5 km atau selama kurang lebih 2 jam. Perjalanan menuju lokasi curug Cinde sendiri masih melalui jalan setapak yang menanjak dan licin. Selama perjalanan menuju curug ini akan disuguhi pemandangan air terjun kecil dengan ketinggian masing-masing sekitar 5 dan 30 m. Masyarakat setempat menamainya sebagai air terjun Silengsar yang digunakan sebagai sumber mata air dan dialirkan melalui pipa ke pemukiman penduduk sekitar.
Datang ke Curug Cinde memberikan tantangan adrenalin tersendiri bagi penggemar wisata alam dan pecinta alam karena menarik sebagai obyek bidikan kamera. Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan yang eksotik khas pegunungan, bebatuan besar berserakan, air jernih yang mengalir di sekitaran tebing, pepohonan tinggi yang menjulang, gemuruh suara air terjun jatuh dari tebing yang tinggi.
Selain menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang terletak di desa yang berbatasan langsung dari kabupaten Banjarnegara ini kita pun dapat menikmati alam pedesaan yang masih sangat asri. Masih terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga air (kincir air) yang digunakan oleh warga Depok khususnya untuk memenuhi kebutuhan penerangan sehari – hari.
Selian itu kita pun dapat menikmati hijaunya pemandangan sawah yang baru akan menguning ataupun sekedar mampir dan sowan ke rumah penduduk desa dan ramah – ramah untuk sekedar mampir ngombe (mampir minum) kopi khas Lebakbarang, yaitu kopi buatan sendiri yang cara pembuatanya masih ditumbuk menggunakan alat penumbuk tradisional yang juga merupakan salah satu hasil mata pencaharian para penduduk Kecamatan Lebakbarang bila musim panen telah tiba.
Untuk oleh-oleh dari kawasan ini, pelancong wisata alam dapat membeli kopi tumbuk asli Lebakbarang, madu hutan dan gula merah aren alami tanpa pengawet. Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang sudah dikenal sebagai pengumpul madu hutan dan Desa Timbangsari sebagai sentra pengrajin gula aren di Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan.
AIR TERJUN MUNCAR
Curug Muncar berada di lereng Gunung Ragajambangan di ketinggian 1249 m diatas permukaan laut (dpl). Ada beberapa air terjun di kawasan ini, tetapi salah satu yang besar dan banyak dikunjungi adalah Curug Muncar. Berjarak sekitar 30 km dari Kajen atau 70 km dari ibu kota kabupaten Pekalongan. Untuk mencapai air terjun ini dapat ditempuh dari Kota pekalongan sekitar 2 s.d. 2,5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Kondisi jalan menuju kesana tidak mudah karena harus melewati jalanan mendaki, bertebing dan berkelok-kelok. Jalan beraspal hanya sampai di jalan utama kecamatan, sehingga untuk sampai di lokasi harus berjalan kaki mendaki perbukitan. Selain itu belum ada akses angkutan umum ke desa Curug Muncar, begitupun dengan ojeg.
WATU IRENG
Pekalongan memang sudah lama dikenal dengan julukan sebagai Kota Batik. Hampir disetiap sudut kotanya kita bisa menemukan sentra produksi dan penjualan batik khas Pekalongan yang cantik. Untuk mengetahui tentang sejarah batik pun Pekalongan mempunyai Museum Batik yang terletak di Jalan Jetayu nomor 1 Kota Pekalongan. Namun tidak hanya batiknya saja yang menjadi andalan pariwisata dari Pekalongan, wilayah Kabupaten Pekalongan juga ternyata mempunyai pemandangan alam yang cantik yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Kalau di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat ada Gunung Kelam yang merupakan sebongkah batu monolit yang paling besar di dunia, maka di Pekalongan punya yang namanya Bukit Watu Ireng yang mempunyai karakteristik hampir sama dengan Gunung Kelam. Bukit Watu Ireng terletak di lereng Gunung Rogojembangan yang masuk dalaam wilayah Desa Lambur, Kecamatan Kandang Serang, Kabupaten Pekalongan dan berjarak sekitar 20 km dari Kota Kajen yang merupakan ibukota Kabupaten Pekalongan. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Watu Ireng (batu hitam) karena memang batu yang ada ditempat tersebut berwarna hitam.
Bukit Watu ireng mempunyai luas sekitar 2 hektar. Dari atas Bukit Watu Ireng ini kita bisa melihat pemandangan kearah hutan pinus dan karet serta perkebunan dan sawah warga sekitar yang sangat hijau dan menyejukan. Sejauh mata memandang kita akan melihat pemandangan yang sangat menenangkan. Ditambah lagi dengan udara sejuk yang pegunungan akan membuat siapa saja akan betah berlama-lama untuk menikmati pemandangan indah dari Bukit Watu Ireng ini. Ada satu keunikan yang bisa kita temukan saat berada diatas Bukit Watu Ireng ini yaitu jika kita menghentak kaki diatas batu tersebut maka akan mengeluarkan bunyi seperti suara gong.
Selain mempunyai pemandangan yang indah, Bukit Watu Ireng ini ternyata menyimpan banyak cerita mistis. Menurut cerita masyarakat sekitar, di Bukit Watu Ireng ini terdapat pintu yang bisa menghubung kedalam sebuah gua yang ada dibawah batu tersebut. Dipercaya bahwa didalam gua tersebut terdapat satu set gamelan dan juga beberapa gaman yang dianggap keramat. Hanya orang tertentu saja yang bisa melihat dan masuk didalam gua tersebut.
Sampai saat ini belum diketahui secara benar bagaimana asal usul dari Bukit Watu Ireng ini. Banyak yang memprediksi bahwa Bukit Watu Ireng ini merupakan peninggalan dari zaman megalitikum.
Kedung Sepingit a.k.a Black Canyon Petungkriyono Pekalongan
Memang Petungkriyono mempunyai potensi-potensi wisata yang menajubkan. Mulai dari Air Terjun yang indah sampai kolam alam yang sangat alami membuat mata kita tergoda. Dimana lokasi Black Canyon atau Kedung Sepingit Petungkriyono ini ?
Lokasi dari Kedung Sipingit ini berada di Desa Kayu Puring Kecamatan Petungkriyono. Seperti biasa sobat masuk dahulu ke kawasan Ekowisata Petungkriyono. Dari gapura selamat datang kira-kira 5KM akan sampai di wilayah Kayu Puring. Pada kanan jalan akan ada spanduk yang membentang di depan gang (jalan kecil) bertuliskan ” Selamat datang di RIVER TUBING bla bla bla”. Dengan ditemukan tanda tersebut silahkan sobat masuk jalan itu untuk menuju ke Basecamp Kedung Sipingit ini.
Setelah sampai di basecamp, sobat wajib membayar uang masuk sebesar 25.000 ( untuk sewa Pelampung, transport via Mobil pick up, dapat Teh, jajan dan beberapa guide ) atau 15.000 (hanya sewa pelampung termasuk guide tanpa mobil pick up alias harus pakai motor sendiri). Dari basecamp sobat dan rombongan akan ditemani oleh beberapa orang guide yang siap menjaga sobat.
Kenapa harus pakai beberapa guide ?
karena disana masih alam bebas yang masih asri,jadi sobat perlu guide untuk kesana dan juga jika dari atas (hulu) terjadi hujan, maka sewaktu-waktu kiriman air yang besar akan masuk ke Kedung ini. Jadi ini sangat berbahaya jika tidak ada guide disana.
Selain guide tersebut menjaga kenyaman dan keamanan sobat, mereka juga akan memberikan free dokumentasi berupa Foto-foto maupun video kepada pengunjung yang datang. Jadi ini akan menjadi perjalanan yang mengasyikan bukan ?
Tapi ingat ya sobat, JANGAN MENGOTORI SPOT WISATA INI, TETAP JAGA KELESTARIAN ALAM !!
Pekalongan Bangun Taman Nursery Horicultura
Kota Pekalongan kini telah mempunyai sebuah taman baru bernama Nursery Horicultura di bekas lahan kuburan Tionghoa di Kuripan Pekalongan Selatan.
Taman ini merupakan hadiah dari Kementerian Pekerjaan Umum pada daerah yang mempunyai perda P2KH atau Program Pengembangan Kota Hijau senilai 5 Milyar rupiah.
Kepada Radio Kota Batik, Kepala DPU setempat, Marsudi Ismanto menjelaskan, bahwa setelah Taman Wilis dan Sorogenen Kota Pekalongan kembali mendapat bantuan taman tersebut.
Menurut Marsudi, Pemkot hanya menyediakan lahan dan perencanaan sedangkan proses pembangunan sepenuhnya merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum.
Marsudi berharap, dengan adanya Nursery Horicultura maka selain bisa mensuplai kebutuhan tanaman nursery juga bisa digunakan untuk rekreasi karena nantinya di taman tersebut juga akan dibuka coffe shop.
Griya Batik Mas
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Dalam masyarakat kraton jawa,membatik dianggap sebagai kegiatan pengabdian kepada raja. Batik Kraton Batik kraton adalah jenis ba...
-
Batik motif khas Biak, Papua hasil karya lima sanggar pengrajin batik akan diperkenalkan ke masyarakat pada 28 Oktober 2014. ...