Trusmi merupakan nama daerah di
Cirebon dengan jarak 4KM di sebelah barat kota Cirebon, trusmi adalah
pusat industry batik di Cirebon, para pengrajin batik ini bukan hanya
berasal dari Trusmi akan tetapi dari sekitarnya juga seperti Desa Gamel
Kaliwulu Wotgali dan Kalitengah.
Batik Trusmi berhasil menjadi ikon batik dalam koleksi kain nasional,
batik trusmi sendiri termasuk golongan batik pesisir dan bisa juga
sebagai batik keraton, Karena Cirebon mempunyai 2 keraton muncullah
beberapa desain batik diantaranya mega mendung, Paksinagaliman Patra
Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam
Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar
Kendo, dan lain-lain.
Ada beberapa keunggulan batik Trusmi dengan batik yang lainnya yaitu :
- Desain Batik Cirebonan bernuansa klasik tradisional, yang menyertakan motif wadasan (batu cadas) serta unsur ragam hias berbentuk awan (mega).
- Memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan warna garis pada motif utamanya.
- Bagian latar atau dasar kain nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
- Garis-garis motif pada Batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses Batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan cantik tembok atau bleber.
- Memiliki warna dominan kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan warna dasar warna kain krem atau putih gading.
- Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh batik-batik dari Pekalongan.
Pertumbuhan Batik Trusmi bergerak dengan cepat mulai tahun 2000, hal ini
bisa dilihat dari bermunculan showroom-showroom batik yang berada di
sekitar jalan utama desa Trusmi dan Panembahan. Pemilik showroom batik
Trusmi hampir seluruhnya dimiliki oleh masyarakat Trusmi asli walaupun
ada beberapa yang dimiliki oleh pemodal dari luar Trusmi.