Baru sekitar tiga tahun menggeluti bisnis di dunia batik, tapi kecintaan Desy Candra Widyarani terhadap batik sudah berlangsung sangat lama. Hal itulah yang pada akhirnya membuat ia memberanikan untuk membuka usaha fashion dari kain batik. Desy merupakan pemilik “Arumi Batik”. Butiknya terletak di salah satu bagian lobi Hotel Horison Semarang.
Kesukaannya terhadap kain batik begitu besar, setiap pergi bekerja dan menghadiri acara, ia selalu mengenakan batik. Pada 2014 Desy memberanikan diri keluar dari pekerjaannya dan memulai bisnis. Saat berhenti bekerja, ia langsung menekuni batik. Ketika merintis, Desy mencari dan mengerjakan semua sendiri, tidak meminta bantuan dari sang suami. Mulai dari survei dan mencari pengrajin batik hingga vendor material kulit dan tenaga kerja untuk menggarap barang-barang rancangannya.
Memahami cuaca tropis yang cenderung panas, Desy mendesain busana wanita yang nyaman untuk dikenakan sehari-hari. “Yang jadi ciri khas itu Batik Sogan, yang biasanya identik dengan Solo. Kebanyakan busana untuk seharihari, seperti busana untuk ke kantor atau semi-formal untuk menghadiri acara-acara, yang tidak ribet dan nyaman memakainya,” ujar wanita yang merupakan anggota Kadin komisi perdagangan dan perkembangan produk tersebut.
Biasanya, Desy membuat satu set untuk satu koleksi. Misalnya baju, tas, dan dompet dari batik yang sama. Ia pun tidak mematok harga tinggi untuk produk-produknya. Tas batik dan kulit buatannya bisa dibeli mulai harga Rp 450.000 dan Rp 350.000 untuk busana. Hingga saat ini, konsumen Arumi Batik masih terbatas di Semarang hingga Jakarta. Selanjutnya, Desy ingin pasarnya lebih luas lagi.
FB : Griya Batik Mas
Instagram : @tokobatikmas, @kainbatikmas, @batiktulismas
Pinterest : Griya Batik Mas
No comments:
Post a Comment