Friday, May 1, 2015

Mengenal Keunikan dan Eksotisme Batik Minangkabau

tokobatikmas.com

Tidak hanya songket dan tenun, Minangkabau juga memiliki kekayaan wastra lainnya yaitu batik. Masyarakat Minangkabau biasa menyebutnya dengan Batik Tanah Liek (batik tanah liat), karena pembuatannya memang menggunakan tanah liat sebagai pewarna. Kain terlebih dahulu direndam selama seminggu dengan tanah liat, kemudian dicuci dan diberi pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kulit manggis, kulit kayu atau kulit rambutan.
Kain batik ini kerap digunakan dalam acara adat Minang, namun dalam perkembangannya juga dikenakan untuk busana modern. Selain dari proses pembuatannya, ada beberapa hal yang membedakan batik Minangkabau dari daerah lainnya khususnya Pulau Jawa, yaitu motif.
Dijelaskan pakar batik dan desainer Jadin C. Djamaludin, karakter batik Minangkabau lebih banyak mencerminkan motif-motif dari ukiran rumah adat Minang serta motif kain songket Minangkabau. Beberapa motif yang kerap digunakan dalam batik Minangkabau di antaranya pucuk rebung, sicam, siku-siku baragi, kaluak paku serta motif geometrik khas Sumatera Barat.
Selain itu motif batik Minangkabau juga banyak terpengaruh oleh budaya Portugis, India, China, Thailand dan Melayu. Kuda laut dan burung hong, bisa dibilang merupakan motif tradisional batik Minangkabau.
Dari warna, batik Minangkabau juga mempunya ciri khasnya tersendiri. Jadin mengatakan bahwa ada empat warna inti dalam kekayaan kain Sumatera Barat, hal itu juga yang membedakan batik Minangkabau dari yang lainnya.
"Inti warna Sumatera Barat adalah hitam, merah, kuning kunyit dan hijau toska. Dan tiap daerah memiliki motif-motifnya sendiri," tutur Jadin dalam pembukaan fashion show 'The Wonderful of Minangkabau Batik' di gedung Gubernuran, Padang, Sumatera Barat, Jumat (1/5/2015).
Ia juga menuturkan bahwa esensi dari batik ada dalam pembuatannya. Sebuah kain bisa disebut batik apabila ditulis menggunakan lilin malam. Jadi meskipun motifnya bergambar songket atau geometris, selama ditulis dengan malam akan tetap disebut batik.
"Sekarang juga sudah ada teknik printing, tapi menggunakan lilin dingin. Jadi lebih praktis dan lebih cepat," ujar pria asal Yogyakarta yang mendalami kekayaan wastra Sumatera Barat ini.
Salah satu karya Jadin yang cukup menarik adalah batik di atas tenun, yang terbilang masih jarang ditemukan. Prosesnya adalah membuat kain terlebih dahulu dengan ATBM (alat tenun bukan mesin), baru dilakukan penulisan batik menggunakan malam.

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style