Friday, May 1, 2015

Perajin Batik Bengawan Solo Dibantu IPAL Komunal

tokobatikmas.com

Para perajin batik yang ada di sepanjang aliran Bengawan Solo terus dibantu untuk pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan dan mengurangi pencemaran di Bengawan Solo.
Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup pada Badan Lingkungan Hidup (BLH), Endro Roesmono mengatakan, bantuan pembuatan IPAL itu setidaknya sudah dilakukan mulai 2012 lalu.
“Para perajin batik di desa-desa yang ada di sepanjang Bengawan Solo memang perlu untuk membuat IPAL, karena meski industri skala rumah tangga tetapi menghasilkan limbah,” kata Endro ketika ditemui kemarin.
Beberapa bantuan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup itu antara lain untuk para perajin yang ada di Desa Jati dan Pilang di Kecamatan Masaran serta Desa Pungsari Kecamatan Plupuh. Bantuan pembuatan IPAL di Pungsari sebesar Rp 1,4 miliar dan Rp 1,2 miliar untuk Desa Pilang.
Mantan Kepala UPTD Terminal Gemolong itu mengungkapkan, para perajin itu memang perlu dibantu untuk pembuatan IPAL. Pasalnya, bila diminta untuk membangun sendiri, mereka pasti tidak sanggup, karena untuk membuat IPAL perlu tempat yang cukup luas dan biaya yang besar.
“Sementara para perajin batik yang ada di Masaran dan Plupuh itu biasanya adalah industri skala rumah tangga dan memiliki lahan yang terbatas,”.
Apalagi berdasarkan Undang Undang 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), Pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi. Karena itu Pemkab terus mengupayakan, agar semua perajin batik memiliki IPAL komunal sehingga limbah yang dibuang ke Bengawan Solo sudah netral.
Endro mengemukakan, di sepanjang daerah aliran Bengawan Solo selama ini memang banyak berdiri pabrik dan industri, baik skala besar, menengah hingga skala kecil yang merupakan inustri rumah tangga.

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style