Bincang-bincang dengan General Manager IBC and Craft, Muhammad Salim MKom terasa betah dan mengasyikkan. Banyak ide dan gagasan untuk memajukan Pekalongan lewat batik. Dalam pandangannya, budaya positif adalah yang bisa menggerakkan ekonomi dan pembangunan suatu negeri. Batik adalah warisan budaya leluhur Pekalongan. Batik menjadi daya tarik siapapun yang memiliki sense of artistik. Melihat kain batik saja orang-orang sudah tertarik, apalagi kalau diperlihatkan proses pembuatannya. Sangat rumit, butuh ketekunan dan kesabaran.
Bila orang membeli baju batik sambil memahami prosesnya, mereka akan jauh lebih menghargai karya batik tersebut. Penghargaan tidak hanya kepada selembar kain dan selembar busana, tapi lebih kepada selembar karya yang diproses dengan cara yang tidak mudah. Bisa dibayangkan, jika di IBC and Craft hadir ruang edukasi batik baik secara teori (perpustakaan tentang batik dan seminar tentang batik dll.) maupun praktek proses membatik, dan dipromosikan ke seluruh seantero negeri, maka jangan kaget kalau dari seluruh nusantara akan berbondong-bondong untuk membuat karyanya sendiri dari awal sampai akhir, bahkan sampai menjadi busana.
Yang dibidik adalah wisata budaya sekaligus wisata edukasi. Penjualan produk akhir batik dalam bentuk daster, blouse, hem, kemeja dll menjadi pelengkap setelah mereka menikmati proses membatik tadi. Pemilik kios dan para pedagang akan kaget karena dari proses tadi akan muncul para pembeli yang tidak hanya membeli pakaian, juga membeli prosesnya. “Itulah cita-cita saya di IBC and Craft. Saya yakin semuanya akan bisa terwujud dengan dukungan semua pihak baik pedagang, masyarakat, pemerintah, juga pemilik. Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami, manajemen untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut, sehingga IBC betul-betul menjadi tujuan,”
FB : Griya Batik Mas, Instagram : tokobatikmas, kainbatikmas, batiktulismas
No comments:
Post a Comment