Friday, October 7, 2016

Melihat Karya Batik Pekalongan Senilai Ratusan Juta




Bicara batik, tak lepas dari bicara proses, dan bukan hanya sekadar menyoal printing saja. Namun ada batik yang penggarapannya halus dengan mengedepankan seni dan ruh penjiwaan dalam membuatnya sehingga menaikkan gengsi suatu produk seni budaya tersebut. Tak heran jika selembar kain batik yang bertema Dewa Ruci karya Sapuan, salah seorang seniman batik asal Desa Delegtukang, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, pernah ditawar kolektor hingga Rp250juta. Bahkan tawaran senilai fantastis itu tidak ia lepas lantaran saat itu batik Dewa Ruci sengaja diperuntukan untuk mengisi materi pameran di Istana Negara.
Menurut Sapuan, nilai tinggi seni batik yang harganya mencapai ratusan juta rupiah itu dipengaruhi dari proses pengerjaannya yang membutuhkan waktu lama, dan memiliki kesulitan yang tinggi dalam penggarapannya. Baik dari teknik membatik, pewarnaan hingga memberikan “ruh” pada produk setiap pembatikannya. “Selama ini batik yang saya produksi, saya simpan di Jakarta. Kalau dijual sekarang harganya 100 juta dan akan selalu naik harga dan nilainya pada setiap tahunnya. Mereka yang membeli Batik saya adalah kolektor barang seni khususnya Batik,” aku Sapuan.
Ia mengaku, memang awalnya ia berpikir bisnis ketika memulai berkecimpung di dunia batik, dengan kalkulasi yang tidak terlalu ribet dan rumit, cepat jadi, cepat dapat duit. Namun, dalam perjalanan waktu, ternyata saya memang tidak diranah itu. “Saya mulai belajar proses tentang batik sehingga mengerti tentang filosofi batik, yang disitu mengandung makna kehidupan, kebersamaan, keuletan dan kultur masyarakat Kabupaten Pekalongan. Sehingga untuk itu kami menempatkan batik sebagai sebuah mahakarya yang tinggi yang didalamnya ada sentuhan seni yang bernilai tinggi,” tandasnya. Setiap pembatik rata-rata menghabiskan waktu hingga dua tahun untuk proses pembuatan selembar batik. “Bisa dibayangkan betapa halus pembuatan batik ini, dan betapa ekslusifnya batik ini,” tutur Sapuan yang juga berprofesi sebagai guru di SMP 2 Paninggaran.

Proses Panjang

Sementara, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi juga menyampaikan tentang adanya produk batik di Kabupaten Pekalongan bernilai hingga 20 ribu dollar lebih di setiap lembarnya. Hal itu juga ia ungkapkan dalam kesempatan pertemuan beberapa duta besar di Jakarta akhir pekan kemarin. Menurutnya itu wajar. Sebab, batik memang menjadi produk seni yang dicari bagi mereka pecinta seni batik. Hal ini terkait dengan kehalusan dan corak batik yang memiliki makna dalam kehidupan dan unsur seni yang tinggi.
“Nilai fantatis tersebut wajar. Karena disamping latar sejarah batik yang panjang hingga menjadi budaya di Kabupaten Pekalongan. Sehingga mempengaruhi corak penggarapannya. Serta proses pembuatannya yang butuh waktu panjang dengan penggarapan yang halus, ketelitian yang tinggi hingga pesan yang terkandung di dalam karya seni batik tersebut,” terang Asip, kemarin.
Ia menambahkan, batik yang memiliki nilai ekonomis ini erat kaitannya dengan kandungan seni yang tinggi didalamnya membutuhkan proses penggarapannya yang begitu lama  dan membutuhkan keuletan serta ketelitian.
“Ketika memperoleh informasi ini para duta besar tersebut begitu takjub dan mereka menyampaikan keterarikannya untuk berkunjung di Kabupaten Pekalongan untuk menikmati produk batik di Pekalongan,”




FB : Griya Batik Mas, Instagram : tokobatikmas, kainbatikmas, batiktulismas

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style