Wednesday, October 12, 2016

Pameran Batik JIBB 2016 di Yogyakarta




Batik bagi orang jawa bukan sekadar pakaian biasa, namun setiap motif yang tergores dalam batik itu mempunyai nilai filosofis yang begitu tinggi. Kali ini Yogyakarta menggelar pameran batik JIBB (Jogja International Batik Biennalle) 2016 di JEC Center, Jl. Raya Janti, Bantul, Yogyakarta. Pameran batik JIBB digelar selama lima hari, mulai hari Rabu sampai hari Minggu. Acara ini dibuka langsung oleh Ibu Wakil Presiden RI Mufida Jusuf Kalla dan Sultan Hamengku Buwono X. Mufida Jusuf Kala juga sempat membatik sebagai simbol peresmian acara ini digelar. Ratusan motif batik di pajang dengan indah di sana. Pengunjung juga bisa melihat motif koleksi Karaton Ngayogyakarta, koleksi Batik Pura Paku Alaman, dan koleksi Batik Pura Mangkunegaran Surakarta. Namun koleksi batik dari Karaton Kasunanan absen dari acara JIBB 2016 yang digelar penuh semarak di Yogyakarta ini.
Beberapa batik koleksi milik Kesultanan Yogyakarta di pameran JIBB adalah: batik Parang Barong, batik Parang Kemitir batik Kampuh Semen Raja, batik Cempok Purnam, dan masih banyak koleksi lainnya. Nah, batik Parang Barong merupakan batik parang rusak dengan ukuran paling besar yaitu 8 cm ke atas. Dulunya motif batik ini dipakai hanya oleh seorang raja, mempunyai makna agar raja atau pemimpin harus selalu hati-hati agar dapat mengendalikan diri (lahir batin), sehingga menjadi pemimpin yang bertanggungjaawab, berwatak, dan berprilaku luhur. Sedangkan motif batik Kampuh Semen Raja dibuat untuk dipersembahkan kepada raja sebagai rasa hormat, dan penghargaan kepada seorang raja pemimpin dari rakyat. Batik Kampuh ini biasanya dipakai saat upacara kebesaran di keraton, seperti penobatan raja, dan pernikahan putra-putri raja. Selanjutnya di koleksi Pura Pakualaman terdapat juga foto Paku Alam X yang menggenakan batik bersama keluarganya.
Tepat di belakang koleksi Pura Pakualaman, koleksi batik indah Pura Mangkunegaran Surakarta yang penuh filosofis juga tak kalah menarik untuk disimak. Koleksi batik di sini motiftnya bernilai filosofis tentang cerita anak manusia, mulai dari kelahiran, pernikahan, sampai kematian. Misalnya saja motif batik Semen Cuwiri (Kopohan). Batik ini biasanya digunakan saat kelahiran bayi dari keluarga pangeran. Bayi yang lahir itu diberi alas batik yang sudah tua milik neneknya. Kain ini disebut “kopohan” yang berarti basah, yang mengandung harapan agar si bayi nantinya dikaruniai umur panjang seperti neneknya. Dan kain itu berpola mempunyai arti filosofis yang baik, sehingga kebaikan akan terbawa oleh bayi yang masih suci ini terbawa hingga ia dewasa nanti. Pada motif batik tersebut mengingatkan kita pada batik Kopri di zaman orde baru, yaitu saat Soeharto menjadi Presiden RI selama 32 tahun. Kesamaan motif batik Semen Cuwri dengan batik Kopri zaman Soeharto adalah gambar burung garuda di dalam motif batik tersebut.
“Di zaman orde baru, batik Kopri memang seperti ini, Mas, ada burung garudanya di seragam batik tersebut,”.
Salah satu mendunianya batik di Indonesia tak terlepas dari Ibu Tien Soeharto. Beliau memang kerap mempromosikan batik ke internasional, salah satunya dengan selalu memakai batik setiap ada acara di luar negeri. Begitu juga dengan Soeharto. Di zaman orde baru batik mulai disorot dunia internasional,  tentu saja ini salah satu kiprah jejak budaya batik dalam sejarahnya.
“Ibu Tien Soeharto dari keluarga Mangkunegaran, itu juga motif batik dari Surakarta ini memengaruhi motif batik Kopri pada zaman Soeharto,” kata dia lagi.
Namun di tahun 2012, batik Kopri sudah berganti karena menuai kontroversi setelah tumbangnya rezim orde baru. Di pameran JIBB ini karya-karya batik yang sangat indah dari berbagai home industri dan sekolah juga bisa dilihat. Misalnya saja karya batik dari SMP Stella Duce 1 Yogyakarta, yang juga pernah mendapat penghargaan dari MURI, sebagai sekolah pelopor batik karya sendiri.
Duh.. pastinya pengunjung akan geram sekali melihat batik-batik di pameran JIBB Yogyakarta 2016 ini. Kalau pengunjung ingin membatik di sini juga bisa. Di pameran Litbang, salah seorang wanita tampak serius menulis batik di kain yang masih berwarna putih. Dengan canting di tangan ibu itu serius melukiskan goresan batik dengan motif yang ia buat sendiri.
Selain pameran batik yang digelar di sini, pengunjung juga mendapatkan edukasi mengenai batik asli dan batik palsu. Batik palsu alias batik tiruan ini tidak ditulis seperti batik asli, namun menggunakan cap. Dan tiruan yang lain lagi adalah paduan cap batik dengan ditulis.
“Sebenarnya perbedaan batik asli dengan batik tiruan mudah dilihat. Ciri-cirinya batik tiruan terlihat rapi, karena menggunakan cetak. Sementara batik asli tidak terlalu rapi, pasti ada bentuk kesalahan, atau sisa lilin yang meluber,” terang Ridwan penjaga pameran Litbang, katanya lagi, “ada juga batik tiruan yang dicap, kemudian dipadu dengan batik tulis. Namun tetap saja bisa dilihat dari polanya, kalau polanya tampak begitu rapi, itu batik tiruan.”
Selain batik dari Jawa yang dipamerkan, terdapat juga batik-batik dari daerah lain. Misalnya saja batik Motif Perahu Pinishi dari Sulawesi. Batik ini terinspirasi dari Perahu Pinishi dengan filosofisnya menggambarkan katangguhan pelaut Indonesia dalam melintasi samudera. Yang memakai batik ini diharapkan menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam kehidupan. Nah, jika Anda penggemar lukisan, di sini juga ada batik lukisan. Bermacam-macam lukisan batik dipajang di acara pameran JIBB ini. Yang jadi perhatian saya adalah karya lukisan batik yang membentuk Gunung Merapi. Lukisan batik ini sangat indah dengan memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Ada bermacam-macam motif batik pada lukisan tersebut. Lukisan batik itu karya dari Suhartanto Agung BWA, yang dibuat di Jogjakarta, pada tahun 2016. Para modeling tampak anggun berjalan di cathwalk. Mereka cantik nan anggun memakai beragam design batik dengan konsep yang berbeda-beda. Mulai dari busana batik yang relijius, sampai yang berkonsep modern. Dan semuanya itu cukup keren. Para undangan dan pengunjung tampak menikmati design batik terbaik dari putra-putri terbaik Yogyakarta. Patut diapresiasi, membudayakan batik yang dipadukan dengan style modern tentu akan memberi warna fashion Indonesia ke ranah Internasional lagi





FB : Griya Batik Mas, Instagram : tokobatikmas, kainbatikmas, batiktulismas

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style