Barbie merupakan boneka favorit anak perempuan yang telah dikenal di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lewat Boneka Batik Girl, kepopulerannya kini dikemas secara berbeda.
Kreasi boneka ini tidak sembarangan, karena dibuat oleh para wanita
penghuni lembaga permasyarakatan, atau lapas di empat kota di
Indonesia.
Uniknya, boneka bertubuh tinggi dengan kaki jenjang ini, didandani
layaknya figur wanita Indonesia. Berpakaian batik, rambut hitam, sambil
membawa angklung. Bahkan, ada yang memakai hijab.
Batik girl ini digagas oleh Lusia Efriani dengan tujuan kemanusiaan, lewat satu boneka yang dibuat oleh napi tersebut.
"Ada program One Friends One Doll. Nanti uang hasil penjualan akan digunakan untuk amal dan kegiatan sosial. Yang kita bina anak muda narkoba dan juga single parents yang mungkin terpaksa melakukan kejahatan," kata Lusia Efriani, penggagas Batik Girl saat ditemui dalam acara Roadshow 'Batik Girl' Indonesia-Singapore di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 15 April 2015.
Program tersebut merupakan salah satu gelaran dari lembaga non
profit bernama Cinderella From Indonesia Center. Anda tidak akan melihat
busana yang sama setiap pada setiap boneka barbie ini. Karena, para
napi diminta untuk berkreasi pada boneka yang ada.
"Ini juga jadi terapi untuk para pemakai narkoba, jadi mereka terus berkreasi dan nggak memikirkan narkoba lagi,".
Produktivitasnya pun cukup baik. Terlihat dari tahun 2014 lalu,
1.500 Barbie berhasil diproduksi oleh para napi wanita. Agar lebih
semangat, Lusi memberdayakan sistem gaji. Tiap satu boneka yang mereka
hasilkan pun akan mendapat uang Rp10 ribu.
Barbie yang dihasilkan tak hanya dijual di Indonesia, tapi juga
Singapura, Malaysia, bahkan menarik ekspatriat dari Amerika dan
Australia yang ada di Tanah Air.
Penjualan boneka kualitas premium itu pun nantinya akan digunakan
untuk keberlangsungan program pemberdayaan napi wanita, anak jalanan,
penderita HIV AIDS dan juga pemberdayaan wanita yang menjadi orangtua
tunggal.
No comments:
Post a Comment