Dunia mode dan fashion rasanya sudah
tidak asing lagi dengan batik. Menyebut batik, ingatan seseorang akan melayang
pada secarik kain dan pakaian khas Indonesia. Khususnya Pekalongan, Surakarta,
dan Yogyakarta. Tiga kota selama ini lebih dikenal oleh para pecinta busana
sebagai sentra penghasil batik. Namun jika ditelusuri lebih jauh, pusat-pusat
produksi batik pun dapat ditemukan di daerah lain di Jawa Tengah.
Walaupun banyak kota-kota selain di
atas tetapi Pekalongan di anggap sebagai Kota Batik yang memproduksi batik
halus dan mempunyai kualitas yang baik. Di pusat kota Pekalongan ada kampung yang
bernama Kauman yang menyediakan paket wisata batik khas Pekalongan.
Kala tiba di desa wisata batik, pelancong tidak hanya dapat berbelanja. Wisatawan juga dapat melihat proses pembatikan, seperti proses penjemuran, pewarnaan, pemberian motif, pelapisan dengan sejenis parafin, dan pembatikan.
Para pelancong yang berminat tinggal beberapa hari dapat menginap di hotel ataupun motel yang dekat dengan lokasi. Perjalanan wisata ini dapat menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan. Sebab, wisatawan dapat memperoleh cukup waktu untuk belajar membatik sembari menikmati kehidupan warga.T idak cuma melihat proses pembuatan batik, pelancong pun boleh ikut menjajal menggoreskan canting -semacam pena untuk melukis batik- ke atas kain mori. Wisatawan juga akan dikenalkan jenis-jenis kain batik dan motif yang dituangkan pada kain. Jika tak keberatan untuk berbasah dan berkotor-kotor sedikit, para penikmat perjalanan wisata bolehlah terjun ke dalam kolam pewarnaan. Bersama juru warna kain, wisatawan akan diajarkan mencelup dan mewarnai kain.
Wisatawan juga dapat mempelajari sejarah dan asal usul batik di Indonesia
dan lahirnya batik khas Pekalongan itu sendiri. Belakangan ini beberapa perajin
mulai mencoba menelurkan motif baru yang isinya merekam aktivitas keseharian
masyarakat.
Di desa wisata batik Kauman, wisatawan dapat dengan mudah membedakan batik Pekalongan dengan motif batik dari daerah lainnya. Para perajin batik di Kauman biasa menuangkan karyanya ke berbagai jenis kain dengan berbagai teknik produksi. Jenis kain yang digunakan antara lain sutera yang ditenun dengan mesin maupun manual, katun, dan primisma. Perajin di Pekalongan umumnya memproduksi batik dengan teknik tulis, cap, printing, dan kombinasinya. Namun, sebagian besar perajin masih mempertahankan teknik tulis di atas kain primisma. Teknik tradisional ini menunjukkan kemampuan luar biasa batik tulis Pekalongan dalam bertahan di era modern ini. Masih dipegangnya cara tradisional para pembatik di kawasan Kauman ini merupakan eksotisme yang langka dijumpai. Inilah daya tarik desa wisata batik Kauman.
Kebiasaan uluk salam dan saling menyapa di antara penduduk, maupun kepada orang asing masih jamak ditemui di kawasan itu. Mereka pun begitu ringan tangan membantu tetangganya yang ditimpa kesusahan. Jadi jangan kaget, bila Anda berkunjung ke desa batik Kauman suatu saat nanti, bakal disambut penuh kehangatan. Dengan salam khas wong ndeso yang tulus dan menentramkan; Monggo pinarak, sedulur…”, artinya, ”mari singgah, saudaraku”.
Di desa wisata batik Kauman, wisatawan dapat dengan mudah membedakan batik Pekalongan dengan motif batik dari daerah lainnya. Para perajin batik di Kauman biasa menuangkan karyanya ke berbagai jenis kain dengan berbagai teknik produksi. Jenis kain yang digunakan antara lain sutera yang ditenun dengan mesin maupun manual, katun, dan primisma. Perajin di Pekalongan umumnya memproduksi batik dengan teknik tulis, cap, printing, dan kombinasinya. Namun, sebagian besar perajin masih mempertahankan teknik tulis di atas kain primisma. Teknik tradisional ini menunjukkan kemampuan luar biasa batik tulis Pekalongan dalam bertahan di era modern ini. Masih dipegangnya cara tradisional para pembatik di kawasan Kauman ini merupakan eksotisme yang langka dijumpai. Inilah daya tarik desa wisata batik Kauman.
Kebiasaan uluk salam dan saling menyapa di antara penduduk, maupun kepada orang asing masih jamak ditemui di kawasan itu. Mereka pun begitu ringan tangan membantu tetangganya yang ditimpa kesusahan. Jadi jangan kaget, bila Anda berkunjung ke desa batik Kauman suatu saat nanti, bakal disambut penuh kehangatan. Dengan salam khas wong ndeso yang tulus dan menentramkan; Monggo pinarak, sedulur…”, artinya, ”mari singgah, saudaraku”.
No comments:
Post a Comment