Tuesday, January 21, 2014

Perkembangan dan Perbedaan Batik Mancanegara Antara Belanda, China, Malaysia dan Afrika

BATIK BELANDA :
Batik Belanda mulai berkembang antara tahun 1840 - 1940, pada umumnya batik Belanda berupa kain sarung yang hanya dibuat untuk Orang Belanda & keturunan Belanda. Batik jenis ini banyak terdapat di daerah pantai, misalnya di daerah kota Pekalongan. Sebagian besar pola Batik Belanda termasuk dalam pola buketan.
Pada perkembangannya Batik Belanda yang berkualitas, karena batik belanda ini memiliki tingkat kerumitan yang paling tinggi baik dalam hal ragam hias yang khas dan mendetail, juga dari segi beraneka ragamnya warna yang dihasilkan. Sebagian besar batik belanda bercorak buketan, untuk menghasilkan warna-warni bunga pada corak buketan ini batik belanda menggunakan zat warna sintetis sehingga warna yang dihasilkan lebih beragam. Sedangkan proses pewarnaan juga dilakukan dengan cara dicelup dan dicolet untuk efisiensi waktu dalam proses pengerjaan.
Batik belanda juga melakukan berbagai pengembangan motif, misalnya dengan mengakulturasi corak buketan-nya dengan unsur-unsur kebudayaan Cina, dikarenakan pada saat itu sudah mulai bermunculan juga pengusaha batik Cina dan Arab di Pulau Jawa. Unsur-unsur kebudayaan Cina tersebut terlihat pada munculnya corak teratai, burung merak dan detail isen-isen yang lebih rumit pada pola buketannya. Warna yang ditampilkan pada batik menjadi lebih beragam dan cerah, masih dengan menggunakan pewarna sintetis.

BATIK CHINA :
Batik China adalah jenis batik yang dibuat oleh orang-orang China atau peranakan yang pada mulanya menampilkan pola-pola dengan ragan hias satwa mitos China, seperti naga, siang sore, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa), serta dewa dan dewi Kong Hu Chu.
Ada pula ragam hias yang berasal dari keramik China kuno, serta ragam hias berbentuk mega dengan warna merah atau merah dan biru.
“Pada 1910-an, berkembanglah batik China yang mengandug ragam hias buketan atau bunga-bunga, karena Batik China mulai dipengaruhi pola Batik Belanda yang pada saat itu sangat laku dipasaran

BATIK MALAYSIA :
Batik merupakan satu bidang kraf tangan yang unggul di Malaysia. Sejak abad ke 15 Masehi manusia telah menemui kaedah pembuatan batik secara tradisional. Pada masa dahulu, masyarakat Melayu menggunakan ubi kentang sebagai alat pengecap tetapi kini kain batik telah diusahakan dengan menggunakan alat-alat moden. Batik mula diperkenalkan di negara kita khususnya di negeri Kelantan sejak tahun 1910. Batik berasal dari Indonesia dan terbit dari perkataan Jawa ‘tik’ yang bermaksud menitik atau menulis titik-titik. Ambatik pula bermaksud melukis, menulis, mewarna atau menitik. Di alam Melayu, sejenis batik yang dipanggil Batik Pelangi telah diperkenalkan sejak tahun 1770-an lagi. Di Malaysia kebanyakan kilang perusahaan batik banyak terdapat di Kelantan dan Terengganu

BATIK AFRIKA :
Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Teknik membatik yang paling maju dapat ditemukan di Nigeria,dimana orang-orang Yoruba membuat kain Adire. Ada 2 metode pewarnaan dengan lilin yang digunakan. Adire eleso yang memakai teknik ikat serta jahit dan adire eleko yang memakai teknik gumpalan pati. Gumpalan ini biasanya terbuat dari tepung tapioka,beras, tawas atau tembaga sulfat yang dididihkan bersama sehingga menghasilkan gumpalan tebal dan halus. Suku Yoruba di Afrika Barat menggunakan gumpalan pati ini sebagai lapisan pelindung warna, sementara masyarakat Senegal menggunakan gumpalan beras.

MOTIF :
MOTIF BELANDA
Belanda selain pada motif, perbedaan batik indonesia dan batik ini terletak pada ukuran yang lebih besar karena memang postur orang eropa lebih tingi besar dibanding penduduk Indonesia. Juga terletak pada model, karena pada saat itu penggunaan batik Indonesia lebih sebagai bahan kain tapih/jarik. Sedangkan Batik Belanda dibuat sebagai celana panjang dan rok untuk orang2 belanda sendiri. Batik model ini sangat disukai di Eropa.Kehadiran bangsa Belanda di Nusantara saling membaur dan mempengaruhi kebiasaan berbusana warga lokal. Batik Belanda yang memiliki karakter motif berupa visualisasi tokoh dongeng atau makhluk hidup, cukup memberikan pengaruh terhadap perkembangan batik di Indonesia.

MOTIF CINA
Cina yang menggunakan ragam hias batik Kraton dan warna soga.  Hingga saat ini yang dapat menyamai halusnya batik Belanda adalah batik Cina, baik dalam teknik maupun patra. Format batiknya dibuat dengan format “pagi–sore”, karena pada satu helai kain terdapat dua macam patra batik pada kedua sisi kain. Patra–patra batik Djawa Hokokai tersusun dari ragam hias bernuansa Jepang misalnya bunga Sakura, bunga Seruni, burung Merak dan kupu–kupu, dan warnanya-pun terdiri dari warna–warna yang merupakan selera orang Jepang. Meski mengandung kesamaan dalam unsur budaya luar Indonesia, batik Belanda dan batik Cina berbeda dari segi pendekatan rohaniah-nya. Patra dan warna batik Cina masih banyak mengandung makna filosofis.

MOTIF AFRIKA
Afrika,pembuatan batik di negara ini merupakan tradisi keluarga yang di turunkan kepada penerusnya secara turun-temurun sebagai industri rumahan. Motif yang di gunakan pun beragam yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari atau bermotif ukiran, kegiatan dan gambar tradisional sejarah suku negara tersebut.
Bentuk-bentuk motif batik dihasilkan dalam dua bentuk utama yaitu Motif Organik dan Motif Geometrik. Motif Organik berunsurkan alam semula jadi seperti awan larat, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, dan hewan

Sumber://kompasiana.com

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style