Monday, May 12, 2014

Batik Made In Indonesia Pakai Pewarna dari Jengkol

http://images.detik.com/content/2013/10/20/1036/batikalami.jpg


Uni Eropa bersama Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman, EKONID sejak 4 tahun lalu memberikan bantuan agar batik Indonesia bisa dibuat dengan bahan-bahan alami atau bebas bahan kimia. Misalnya penggunaan bahan pewarna alami yang ada di Indonesia, termasuk buah jengkol.

"Batik-batik yang kami produksi adalah batik-batik yang menggunakan bahan-bahan alami, warnanya dari buah, pepohonan sampai jengkol," kata Pengurus Clean Batik Initiative, Juni ditemui di JERIN Festival 2013, Plaza Senayan Selatan.

Clean Batik Initiative ini merupakan lembaga yang dibiayai oleh Uni Eropa dan Kadin Jerman yang bertujuan agar para perajin batik menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.

"Saat ini kan banyak perajin batik baik yang tulis maupun cetak, warna yang digunakan adalah warna tekstil. Penggunaan warna-warna kimia lambat laut akan merusak lingkungan dan air di sekitar tempat produksi batik tersebut," ujar Juni.

Pihak Clean Batik Initiative aktif mensosialisasikan penggunaan bahan-bahan alami untuk memproduksi batik di Indonesia.

"Warna-warna yang digunakan seperti warna dari buah manggis, kulit pohon mahoni, sampai kulit jengkol bisa menghasilkan warna yang bisa digunakan untuk warna kain batik," ujarnya.

Clean Batik Initiative saat ini telah membina 500 industri kecil menengah (IKM) batik di Indonesia dan 100 IKM batik pada 2 daerah di Malaysia.

"Di Indonesia kita membina IKM-IKM di 6 daerah seperti Pekalongan, Jogyakarta, Solo, Cirebon, Tarakan dan Sumenep dan di dua daerah di Malaysia salah satunya di Terengganu. Clean Batik Initiative ini tidak melihat batik itu asli dari mana, yang penting dalam produksi batik kami mendorong menggunakan warna-warna alami yang baik bagi lingkungan," ucap Juni.

Sumber : finance.detik.com

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style