Kehadiran produk tekstil impor yang bermotif menyerupai batik dan sebagian besar dari Cina, menjadi tantangan batik Indonesia.
Masiswo
dari Balai Besar Kerajinan dan Batik mengatakan, untuk memerangi produk
impor yang membanjiri pasar tanah air itu, rakyat Indonesia perlu
meningkatkan kualitas dan kuantitas batik yang dihasilkan.
Memang,
diakui Masiswo, untuk menghasilkan batik tulis cukup sulit. karena
dibutuhkan banyak tenaga kerja dan upah yang banyak pula. Sehingga para
pengusaha menciptakan batik dengan teknik mengkombinasikan teknik
printing atau sablon dengan teknik batik.
“Secara keseluruhan hal
tersebut tidak bisa dinamakan batik. Juga menurut SNI, produk tersebut
bukan batik,” kata Masiswo kepada wartawan di sela-sela Dialog Nasional
Batik 2013 di Kampus UII Yogyakarta.
Masiswo
berkata, agar batik tetap disenangi masyarakat, perlu ada kreativitas
menciptakan desain baru batik. Penciptaan tersebut harus mengikuti
perkembangan zaman dan tidak meninggalkan budaya tradisi Indonesia.
Sumber : msn.com
No comments:
Post a Comment