Antropolog keturunan
Kanada-Belanda, Sandra Niiesen berencana menyerahkan koleksi kain batiknya ke
pengelola Museum Batik Nasional Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Koordinator Heritages Kota Pekalongan,
Dirhamsyah di Pekalongan, Selasa, mengatakan, Sandra Niiesen yang telah
meneliti kain Ulos (Batak tekstile) selama 35 tahun, dan menghasilkan karya
buku "Legacy in Cloth-Batik Textiles of Indonesia" itu, berencana
mengembalikan koleksi batik kunonya ke Musemum Batik Nusantara.
"Selain itu, Sandra Niiesen
juga akan menggerakkan seseorang kolektor batik berasal dari Australia untuk
"memulangkampungkan" koleksi batik kunonya kepada tempat asalnya,
yaitu Pekalongan," katanya.
Menurut dia, Sandara Nissen
merupakan keluarga dari pembatik Indo-Eropa (Belanda), Eliza Charlotte Niessen
yang kemudian menjadi nyonya Eliza Van Zuylen.
Eliza Van Zuylen yang berkewarganegaraan
Belanda ini, katanya, adalah salah satu maestro batik Indonesia yang pernah
menetap di Pekalongan pada 1863-1947. "Sedangkan karya batik Eliza Van
Zuylen yang terkenal dalam bentuk kain sarung ini, adalah "Panselen"
(Van Zuylen, red)," katanya.
Ia mengatakan bahwa kerajinan batik
Belanda mulai berkembang antara sekitar tahun 1840- 1940 dan pada umumnya batik
Belanda berupa kain sarung yang hanya dibuat untuk orang Belanda dan
keturunan Belanda.
"Eliza Van Zuylen yang lahir
pada 1863 di Fort De Kock (Bukit Tinggi), meninggal di Pekalongan pada 1947.
Eliza Zuylen juga yang memopulerkan kain batik buket bunga atau buketan yang
kini banyak ditiru dan bahkan dijiplak para pesaingnya di sepanjang pesisir
Jawa," katanya.
Sumber : kompas.com
No comments:
Post a Comment