Lima perancang batik Amerika berkesempatan memamerkan karyanya di Indonesia.
Lima karya
batik hasil perancang Amerika Serikat itu dipamerkan di Alleira Batik Plaza
Indonesia pada 13-23 Januari 2014.
Kelima
desain motif batik itu merupakan karya tiga juara pertama dan dua juara harapan
kompetisi American Batik Design 2013. Semuanya adalah pemenang tahap kedua
lomba yang diselenggarakan KBRI Washington DC dalam rangka menduniakan batik,
setelah kain tradisional Indonesia itu mendapatkan pengakuan dari UNESCO
sebagai warisan budaya non-benda Indonesia.
Kelima
desain batik itu antara lain menceritakan kesamaan Indonesia dan Amerika.
Batik ring
of fire lighting the flame of Liberty karya designer Donna Backues bercerita
tentang kesamaan antara Indonesia dan Amerika. Kesamaan itu seperti soal
kondisi alam yang rentan dengan bencana yang terletak pada ring of fire dan
aspek Bhineka Tunggal Ika yang beragam suku dan budaya namun satu bangsa.
Warna-warnanya ada biru tua, biru muda, cokelat dan kuning.
Lalu ada
tema Batik mani faces many voices karya perancang Christiane Grauert yang
menampilkan pluralisme dan demokrasi. Tema ini diwujudkannya melalui banyak
gambar wajah dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda seperti Asia, kulit
putih, Afrika, Amerika, namun tetap memiliki identitas sebagai orang Amerika.
Batik ini
didominasi warna biru tua dan biru muda, selain ada juga warna marun muda dan
putih.
Beda lagi
dengan batik rancangan Anica Buckson yang bertema Origin of America yang
merupakan perpaduan peralatan yang dipakai oleh orang Indian. Sedangkan untuk
batik yang menjadi juara harapan yaitu karya Ariana Toft dengan tema Batik
American Birds, dan karya Kristin Caskey dengan tema Batik Down to dusk.
Donna Backues,
51, pengajar seni peraih Master of Fine Art Philadelphia mengatakan alasan
ketertarikannya melukis batik. Ia belajar tentang batik saat mendampingi
suaminya melanjutkan pendidikan di Bandung pada 1989.
"Untuk
lomba ini saya belajar digital untuk merancang motif batik ini," kata
Donna yang pernah tinggal di Bandung dan Tasikmalaya selama 18 tahun dari
1989-2007. Motif batiknya ada bentuk gunung dengan aliran lahar dan semburan
api seperti cahaya pada patung Liberty. Sementara gunungnya dibentuk dari
gabungan tangan-tangan yang terinspirasi dari patung Liberty.
Setiap
tangan itu dilengkapi dengan motif-motif yang menjadi ciri khas dari berbagai
suku bangsa yang menunjukan kergaman budaya Amerika.
Dara
Yusilawati, Third Secretary, Economic Affairs KBRI wahington DC mengatakan tiga
orang yang menjadi pemenang utamanya diundang ke Indonesia untuk lebih mengenal
dan menyaksikan proses pembuatan batik Indonesia. Mereka antara lain diundang
mengunjungi Alleira Batik selain berkunjung ke Cirebon, Solo, Yogyakarta, dan
Bali.
Tujuan
pameran batik Amerika, kata Ade Kartika, Vice Director Alleira Batik, untuk
mengenalkan batik yang dirancang oleh orang Amerika kepada orang Indonesia. Sedangkan
proses pembuatan batiknya diwujudkan oleh Brahma Tirta Sari Batik Studio
Yogyakarta.
Sebelumnya
pada 2011, KBRI Washington DC menghasilkan 9 lembar motif batik Amerika.
Sumber :
kabar24.com
No comments:
Post a Comment