Sunday, February 23, 2014

Banyak Pesaing Asing Memproduksi Batik, Batik Indonesia di Sertifikasi



 Sumber Foto : Griya Batik MAS

Indonesia sejak empat tahun terakhir memegang hak klaim batik sebagai kebudayaan asli Tanah Air dari Lembaga Kebudayaan dan Pendidikan Dunia (UNESCO). Pada kenyataannya, Kementerian Perindustrian mencatat ada 10 negara yang menyaingi pengrajin batik nasional dan turut memproduksi busana khas itu. Sehingga ciri produksi tekstil batik nasional di pasaran dalam negeri dan luar negeri sulit dibedakan.
Alhasil, Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama melakukan klasifikasi kualitas batik, dengan nama "Batik Mark" untuk memperkuat merek dagang batik Nusantara. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah percaya klasifikasi ini akan memperkuat merek dagang batik Indonesia.

"Kenapa harus pakai tanda Batik Mark, untuk melindungi produsen, pengrajin, maupun konsumen. Batik itu sesuai UNESCO ada 3 jenis dengan tulis media kain, dengan canting dan cap, atau gabungan keduanya memakai perantara malam. Oleh karena itu, ini harus diberi tanda, tidak bisa dicampuradukkan yang di luar kaidah itu," ujarnya di Kantor Kemenperin, Selasa (23/4).

Dia mengatakan akan ada tiga klasifikasi Batik Mark. Proses sertifikasinya dilaksanakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin di Yogyakarta.

"Akan ada tiga jenis mark yaitu 'emas' untuk batik murni tulis, 'perak' untuk yang cap, dan 'putih' untuk batik biasa atau campuran," kata Euis.

Kemenperin yakin batik mark ini bakal sulit dipalsukan. Sebab, selain label, nantinya produsen mendapat hak memajang sertifikat resmi di toko atau etalase mereka. Selain itu, saat ini Batik Mark memang menyasar produk-produk batik menengah hingga kelas premium, alias berharga mahal.
Euis mengatakan pemerintah akan segera mengusulkan Batik Mark untuk disosialisasikan oleh UNESCO. Sehingga negara-negara pesaing menyadari Indonesia memiliki standardisasi batik tersendiri.

"Kemudian gar bisa dikenal, kami akan memberitahu UNESCO kita sudah melakukan sertifikasi, kita minta UNESCO ikut mempromosikan ke dunia," tegasnya.

Dari data Kemenperin, saat ini ada 106 usaha batik yang sudah mendaftar mengikuti Batik Mark. Saingan utama batik Indonesia adalah produk cetak (printing) asal China.


Sumber://merdeka.com

No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style