Wednesday, January 14, 2015

Kuliner Pekalongan - Dari Sarapan sampai Makan Malam

Menu Sarapan
Untuk menu sarapan saya diajak ke Garang Asem H. Masduki yang berada di Kompleks Travel kawasan Alun-Alun Pekalongan. Berbeda dengan garang asem di kawasan Jogja, garang asem di Pekalongan ini lebih mirip sop asam-asam. Potongan daging sapi dan telur pindang rebus dalam kuah asam segar, dengan potongan tomat dan cabe rawit di dalamnya yang memperkaya aroma kuah garang asem ini. Untuk nasi diberi tawaran apakah akan mengunakan nasi putih biasa atau nasi megono. Nasi Megono ini memang menjadi kuliner khas Pekalongan. Megono terbuat dari bahan dasar nangka muda atau gori yang dicincang kasar dan dicampur dengan parutan kelapa seperti urap. Sedikit rasa pedas dan kencur menyeruak dari megono yang paling cocok disantap bersama nasi panas ini.

Maksi (Makan Siang)

Untuk makan siang saya direkomendasikan untuk mencicipi kulinner khas Pekalongan lainnya yang juga cukup kondang: Soto Tauto. Pilihan jatuh pada Soto Tauto Pak H. Rochmani yang berlokasi di kawasan Pasar Sayun, hanya berjarak sekitar 100m dari Setasiun Pekalongan. Soto Tauto ini tidak jauh berbeda dengan soto lainnya di berbagai kota di Indonesia. Pembeda utamanya hanya satu: Tauco. Ya, tauto memang menggunakan tauco di dalm kuah sotonya, sehingga menciptakan cita rasa asam nan segar khas Tauco berpadu cantik dengan isi kuah sotonya yang terdiri dari potongan daging sapi, bihun dan bawang daun. Jangan lupa tambahkan sambal supaya makan siang kita semakin berkeringat...

Makan Malam

Untuk makan malam, saya diajak untuk menikmati warisan kuliner yang hampir punah di Pekalongan: Ayam Karang Minanci di RM Panderasa. Konon resep Ayam Karang Minanci ini merupakan resep hasil asimilasi cita rasa yang dibawa oleh para pedagang Arab dan India yang berpadu dengan budaya lokal. Ayam yang di"ungkep" dengan aneka rempah-rempah dimasak dalam kuali dengan menggunakan berbahan bakar kayu dan dimasak semalaman membuat Ayam yang disajikan sangat empuk dan bumbu yang meresap sampai ke tulang. Ibu Martha, sang pewaris resep Ayam Karang Minanci, masih turun langsung untuk memasak sajian ini. Buat saya, menu ini juara banget dan wajib dikunjungi kalau berkunjung ke Pekalongan.

Kopi Tahlil

Ada satu tradisi ngopi yang khas di Pekalongan dan saat ini terus dilestarikan: Kopi Tahlil Budaya Arab memang lekat dengan kota Pekalongan. Kopi Tahlil merupakan kopi yang awalnya dipakai untuk suguhan orang diacara tahlilan atau saat peringatan orang meninggal kalau orang Islam. Lambat laun kopi tahlil dijadikan ikon kuliner malam di kota Pekalongan. Kopi ini bukan sembarang kopi, terdapat beragam rempah-rempah yang diracik dan diseduh dalam kopi. Sebut saja: jahe, cengkeh, kayu manis, pandan, kapulaga, batang serai dan pala . Kalau mau Kopi susu,  bisa juga ditambah susu kental manis. Rasanya memang aduhai, aroma kopi yang bercampur aneka rempah tersebut memang memberikan sensasi yang sulit dijumpai di tempat lain, dan katanya, kopi tahlil ini juga dapat meningkatkan vitalitas tubuh
http://tokobatikmas.com 




No comments:

Post a Comment

Be Someone Who Seeks Comfort And Style